TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI HUTAN KALIMANTAN

 TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI  HUTAN KALIMANTAN

Bunga Senna alata 

Keanekaragaman hayati merupakan aset bangsa yang sangat penting untuk dijaga kelestarian dan pemanfaatannya. Kalimantan dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya juga didukung oleh potensi pengetahuan tradisional yang dimiliki berbagai etnis asli di

Kalimantan. Kekayaan keanekaragaman hayati ini memiliki keterikatan dengan budaya masyarakat setempat. Salah satunya melalui pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional etnis lokal, terutama yang berada disekitar kawasan hutan. Pengetahuan pengobatan  tradisional ini telah teruji secara empiris dari generasi ke generasi. Salah satu etnis di Kalimantan yang masih memanfaatkan pengetahuan lokal dalam pengobatan melalui berbagai jenis tumbuhan adalah etnis Dayak



Tumbuhan berkhasiat obat adalah jenis tumbuhan yang pada bagian-bagian tertentu baik akar, batang, kulit, daun

maupun hasil ekskresinya dipercaya dapat menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit.  

Saat ini, upaya pengobatan dengan bahan-bahan alam berkembang pesat. Perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat sangat prospektif ditinjau dari berbagai faktor pendukung, seperti tersedianya sumberdaya hayati yang kaya dan beranekaragam di Indonesia. Sejarah pengobatan tradisional yang telah berkembang menjadi warisan budaya bangsa, serta isu global “back to nature” yang meningkatkan pasar produk herbal . 

Beberapa hasil penelitian memperkirakan bahwa di hutan tropis Indonesia terdapat sekitar 1.300 jenis tumbuhan berkhasiat obat . Di samping itu, keberadaan 370 suku asli dengan kearifan masing masing telah memperkaya khasanah etnomedisin dan budaya bangsa . 

Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan kaitannya dengan pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional terbentuk melalui sosialisasi yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya. 

Pengetahuan masyarakat khususnya dalam pengobatan tradisional perlu didokumentasikan. Selama ini, penyampaian informasi pemanfaatan obat tradisional hanya secara oral. Masuknya budaya modern ke masyarakat tradisional dikhawatirkan akan menyebabkan teknologi lokal mengalami erosi (hilang) 

Informasi dan dokumentasi keragaman jenis tumbuhan berkhasiat obat dan pemanfaatannya oleh Suku Dayak serta keperluan pendokumentasian pengetahuan tradisional, juga diharapkan dapat menyumbangkan informasi bagi peminat etnobotani dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat.

Tercatat 36 jenis tumbuhan, terdiri dari 36 marga dan 30 suku, yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Dayak Benuaq 

Diketahui terdapat 57 famili tumbuhan yang digunakan etnis Dayak Meratus dalam pengobatan tradisional yang mereka lakukan. Jenis-jenis yang digunakan tersebut bervariasi mulai dariherba, rumput, liana, parasit hingga pohon.

Jumlah jenis pada famili leguminosae menempati jumlah terbanyak yakni 8 jenis yang terdiri dari 7 jenis telah teridentifikasi spesiesnya dan 1 jenis masih belum teridentifikasi. 

Beberapa jenis tumbuhan seperti Cassia alata, Callicarpa longifolia, Lansium domesticum, Blumea balsamifera, Brucea javanica,

Tinospora crispa, Fordia splendidissima, Hyptis brevipes, dan Clausena excavata sama-sama dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Perbedaan terletak pada penyebutan nama daerah, bagian yang digunakan, dan khasiatnya. 

Blumea balsamifera oleh masyarakat yang tinggal di Desa Tanjung Isuy, Lempunah, dan Mancong disebut dengan nama lokal mug. Bagian yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah daun sebagai obat sakit kepala. Masyarakat Desa Tanjung Soke dan Gerunggung menyebut B. balsamifera dengan nama kutai sembung. Masyarakat sering memaanfaatkan bagian akarnya sebagai campuran obat paska persalinan. Cassia alata oleh masyarakat Dayak Benuaq yang tinggal di Desa Tanjung Isuy, Lempunah, dan Mancong disebut dengan nama lokal gerenggang, sedangkan oleh masyarakat sekitar HLGB disebut gelinggang. Walaupun terdapat perbedaan penyebutan nama daerah, jenis tumbuhan obat tersebut memiliki manfaat yang sama yaitu pucuk daun atau daunnya digunakan sebagai obat gatal, panu, kadas, atau kurap.

Seringkali penggunaan tumbuhan berbeda pada suku dayak yang sama. Hal ini terkait dengan ketersediaan jenis tumbuhan obat di alam dan pengetahuan yang dimiliki. Beberapa tahun yang lalu, misalnya, jenis tumbuhan akar kuning digunakan oleh suku tertentu, namun kemudian tidak digunakan lagi karena sudah sulit ditemukan di alam . Terlebih lagi, saat ini kerusakan habitat tumbuhan obat semakin meluas.

Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat

Berdasarkan jenis penyakit yang diobati, tumbuhan hutan berkhasiat obat yang dimanfaatkan masyarakat Dayak sekitar HLGB dapat digolongkan menjadi:

1) obat luka dan penyakit kulit; 

2) obat penyakit dalam seperti malaria dan batu

ginjal; 

3) obat gejala influenza seperti demam dan pilek; 

4) obat diare; 

5) penawar racun; 

6) penguat stamina; dan 

7) obat pemulih kondisi ibu pasca persalinan.

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat oleh masyarakat adalah akar (56,75%), kemudian batang (10,81%), kulit kayu/pohon (10,81%), biji (2,7%), getah (2,7%), dan buah (2,7%). 

Dari sisi konservasi, penggunaan akar sebagai bahan baku obat akan mengganggu kelangsungan hidup tumbuhan dan kemungkinan menyebabkan kematian karena bagian akarnya diambil . 

Cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat tergolong sederhana, yaitu direbus, ditumbuk,  dibalurkan, ataupun langsung dimakan.

Dosis pengobatan pun hanya berdasarkan kebiasaan ataupun ukuran tubuh pasien. Sebagai contoh, pada pemanfaatan akar sampay (Tinospora crispa), sebelum digunakan untuk pengobatan, tumbuhan jenis liana ini terlebih dahulu dibelitkan ke pinggang pasien untuk mengukur panjang batang yang dibutuhkan dalam pengobatan. Selanjutnya untuk pengobatan, misalnya penyakit batu ginjal, pasien harus meminum air rebusan batang yang telah diukur tersebut.

Kesulitan akses transportasi menuju fasilitas kesehatan terdekat menyebabkan masyarakat masih menggunakan jasa dukun beranak untuk membantu persalinan, serta mengutamakan pemanfaatan obat tradisional dibanding obat kimia untuk memulihkan kondisi ibu setelah melahirkan. Masyarakat lokal memiliki filosofi khusus untuk jenis-jenis obat yang digunakan selama perawatan pasca  persalinan, yaitu setiap jenis tumbuhan yang setelah dicabut dapat bertunas lagi secara alami memiliki khasiat untuk mempercepat pemulihan kondisi kesehatan ibu pasca persalinan. Dukun yang membantu persalinan biasanya memberi ramuan jamu tradisional untuk diminum pasien. Ramuan yang biasa diberikan adalah campuran kutai sembung (B. balsamifera), senuru (Melastoma malabathricum), rumput fatima (H. brevipes), putri malu (Mimosa pudica), dan mengkudu (Morinda citrifolia). Akar-akar tumbuhan tersebut terlebih dahulu dimemarkan dan direndam dalam air kemudian ramuan direbus dan disisakan airnya hingga setengah gelas. 


Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat

Blumea balsamifera, Sembung

Blumea balsamifera,Sembung
Blumea balsamifera (L.) DC.
Nama lokal Mug, Kutai sembung
Bagian yang digunakan Daun, Akar
Manfaat 
Cara penggunaan 
Dicampur dengan air untuk head balm, Dipotong-potong, dicampur dengan mengkudu, senuru, rumput fatima
Khasiat ; Obat sakit kepala Obat paska persalinan 

Senna alata, Cassia alata, Gelinggang

Senna alata, Cassia alata, Gerenggang


Cassia alata Linn.
Nama lokal Gerenggang Gelinggang
Bagian yang digunakan Daun Pucuk daun muda
Cara penggunaan Diremas Diremas
Khasiat Gatal Gatal (panu, kurap)

Hyptis brevipes, Rumput Fatima

Hyptis brevipes, Rumput Fatima

Hyptis brevipes (Poit.)
Nama lokal Rasun iwey Rumput Fatima
Bagian yang digunakan Batang Akar
Cara penggunaan Dipotong, dimasukkan ke dalam air panas, diminum, Dipotong, direndam, direbus, dicampur senuru, mengkudu,
putrid malu, kutai sembung
Khasiat Obat batuk Obat paska persalinan

Lansium domesticum, Langsat

Lansium domesticum Corr.
Nama lokal Langsat Langsat
Bagian yang digunakan Kulit pohon Kulit pohon
Cara penggunaan Direbus, diminum Direbus, diminum
Khasiat Obat anti malaria Obat sakit perut 
Tinospora crispa


Tinospora crispa (L.) Hook.f.&Thomson
Nama lokal Penyawer/akar sampay Akar sampay
Bagian yang digunakan Batang Batang
Cara penggunaan Direbus Direbus, diparut, dioleskan
Khasiat Anti malaria anti malaria, batu ginjal, amandel 

Fordia splendidissima (Miq.) Buijsen
Nama lokal Pisak Derian datai
Bagian yang digunakan Daun, akar Akar
Cara penggunaan Diremas Dipotong, direbus, diambil getahnya
Khasiat Obat luka Paska persalinan, obat luka 
Fordia splendidissima

Clausena excavata
Clausena excavata Burm.f.
Nama lokal Wangun Jemaring
Bagian yang digunakan Daun Daun
Cara penggunaan - Direndam, direbus, diminum
Khasiat Influenza Obat pilek 

Brucea javanica

Brucea javanica


Brucea javanica (L.) Merr.
Nama lokal Mung melur/kayu sumpit Kayu sumpit
Bagian yang digunakan Buah Daun, akar, batang
Cara penggunaan Dihaluskan, dimakan Daun: ditumbuk, dioleskan
Akar: dipotong, direbus, diminum
Batang: Dipotong, direbus, diminum
Khasiat Obat sakit perut 
Daun: Obat jerawat
Akar: penawar racun
Batang: paska persalinan 

Callicarpa longifolia

Callicarpa longifolia

Callicarpa longifolia

Callicarpa longifolia Lam.
Nama lokal Kerehau Garam payau
Bagian yang digunakan Daun, batang Daun, kulit kayu
Cara penggunaan Dicampur dengan daun sirih
Dicampur kuning telur
Daun: diremas, direbus, diminum
Kulit kayu: dikupas, direbus
Khasiat Paska persalinan Daun: keputihan
Kulit kayu: paska persalinan 


Sistem Pewarisan dan pemanfaatan tumbuhan dalam pengobatan tradisional masih mengandalkan pada warisan pengetahuan turun-temurun. Sistem pewarisan ini bersifat tertutup dalam satu garis keturunan atau keluarga. Di dalam masyarakat Dayak, meskipun pada suku yang sama, masingmasing keluarga dapat memiliki pengetahuan pengobatan tradisional yang berbeda dari nenek moyang mereka. Proses transfer pengetahuan tumbuhan obat dilakukan. ecara lisan, tertutup, dan tidak terdokumentasi. Hal ini menjadikan pengetahuan pengobatan tradisional sulit berkembang dan lambat laun dapat terkikis karena penerimaan masingmasing orang akan berbeda dalam proses transfer tersebut.

Tumbuhan berkhasiat obat dikumpulkan dari berbagai habitat terutama kebun karet tua dan hutan di sekitar desa. Beberapa jenis dapat dijumpai di pekarangan, pinggir jalan serta kebun dan ladang. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan etnis Dayak Meratus digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dari ringan hingga penyakit berat.

Selain itu terdapat beberapa spesies yang digunakan sebagai afrodisiak, untuk persalinan dan pasca melahirkan serta kosmetik. Data selengkapnya disajikan pada lampiran.Dari 110 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional, terdapat beberapa jenis yang sudah dikategorikan langka/rentan seperti : akar arau/akar kuning (Fibraurea tinctoria), Pulantan/Pulai (Alstonia scholaris), dan Pasak Bumi (Eurycoma longifolia).

Umumnya pengetahuan pengobatan tradisional hanya dikuasai oleh kaum tua. Generasi muda saat ini kurang termotivasi untuk menggali pengetahuan dari kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab. Kondisi seperti ini, menjadikan warisan tradisional lambat laun akan mengalami kepunahan di tempat aslinya.Karena itu, perlu ada upaya untuk mendokumentasikan pengetahuan pengobatan tradisional yang seiring dengan upaya pelestarian tumbuhan berkhasiat obat untuk pengetahuan, konservasi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara pendokumentasian tersebut adalah melalui kajian etnobotani tumbuhan berkhasiat obat.

Etnobotani secara terminologi dapat dipahami sebagai hubungan antara botani (tumbuhan) yang terkait dengan etnik (kelompok masyarakat) di berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. Studi etnobotani bermanfaat ganda, karena selain bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, dan perlindungan pengetahuan tersebut, melalui perlindungan jenis jenis tumbuhan yang digunakan. 

Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruhantara masyarakat lokal dengan alam lingkungannya yang meliputi pengetahuan tentangsumberdaya alam tumbuhan. Karena itu, etnobotani berpotensi mengungkapkan sistempengetahuan tradisional dari suatu kelompok masyarakat atau etnik mengenai keanekaragamansumberdaya hayati, konservasi dan budaya.

Sikap Keterbukaan Dalam hal penyampaian pengetahuan
pemanfaatan tumbuhan obat, dari hasil wawancara (data primer) diketahui bahwa masyarakat memiliki kecenderungan sikap tertutup terhadap orang luar. 

Hal ini  disebabkan pengetahuan yang dimiliki dianggap sebagai warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dirahasiakan. Pengetahuan hanya disampaikan kepada orang-orang tertentu saja. Keterbukaan informasi tumbuhan obat yang disampaikan kepada orang luar pada tiap lokasi berbeda-beda. Di Kalimantan Tengah, misalnya, pada suku Dayak Siang penyampaian informasi tentang tumbuhan obat kepada orang lain, meskipun pada suku yang sama, dapat dikenakan hukuman adat yang dalam istilah setempat disebut jipen atau denda. 

Berdasarkan habitusnya, jenis-jenis tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat berupa perdu (35,14%), pohon (29,73%), semak (18,92%), liana (13,51%), dan rumput (2,70%). Pemanfaatan perdu sebagai bahan obat-obatan tradisional lebih menguntungkan daripada pohon. 

Pemanfaatan pohon sebagai tumbuhan obat dapat menjadi ancaman karena ada kemungkinan jenis-jenis tersebut akan terganggu atau punah akibat pengambilan bahan obat oleh masyarakat secara berlebihan. Selain itu, upaya pengembangan (budidaya) jenis pohon memerlukan waktu yang lama serta persyaratan tumbuh yang tidak mudah.

Umumnya jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat tersebut tumbuh liar (tidak ditanam), baik di sekitar pemukiman (pekarangan) maupun dalam kawasan hutan. Sebagian besar (58,33%) tumbuhan obat ditemukan di dalam hutan, selebihnya 41,67% banyak terdapat di pekarangan. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya tumbuhan obat ini belum dilakukan oleh masyarakat dan  masih tergantung kepada hutan.

Kriteria tumbuhan obat  
  1. Famili dan nama  jenis tumbuhan, (Family and plant
  2. species)
  3. Nama lokal, (Local name)
  4. Bagian yang digunakan, (Used part)
  5. Cara penggunaan, (Usage methods)
  6. Khasiat, (Efficacy)
  7. Habitus, (Life form) 
 
Dracontomelon dao

Dracontomelon dao

 
Famili Anacardiaceae
Spesies Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe
Nama Loka Sengkuang 
Bagian yang digunakan Kulit pohon 
Cara Penggunaan Ditumbuk, direbus, diminum; dicampur dengan kenanga
Khasiat Obat diare 
Habitus Pohon 

Alocasia scabriscula

Famili Araceae
Spesies Alocasia scabriscula N.E.Br
Nama lokal Buran bayi 
Bagian yang digunakan Batang Kulit batang dikupas,
Cara penggunaan diikatkan pada bagian yang sakit
Khasiat Obat infeksi kuku
Habitus Perdu 

Begonia


Begoniaceae
Begonia sp. 
Begonia 
Akar, daun, batang
Dipotong-potong, direbus, diminum
Penawar racun
Perdu 

Oroxylum indicum


Bignoniaceae
Oroxylum indicum (L.) Kurz
Bentolan 
Akar 
Dipotong-potong, direndam, direbus, diminum
Obat pasca persalinan
Pohon

Caricaceae
Carica papaya Linn.
Pepaya 
Akar 
Direndam air matang, diminum
Pelancar ASI 
Semak berbentuk pohon

Blumea balsamifera


Compositae
Blumea balsamifera DC.
Kutai sembung
Akar 
Dipotong-potong; dicampur dengan mengkudu, senuru, rumput
fatima
Obat paska persalinan
Perdu

Wedelia biflora (L.) DC
Belimbing hutan, seruni
Daun 
Direbus, diminum Demam, 
peluruh air seni
Semak
Dillenia reticulata

Dillenia reticulata


Dilleniaceae
Dillenia reticulata King
Tempuraw 
Akar 
Direndam, direbus, diminum
Obat anti alergi
Pohon

Euphorbiaceae
Aleurites moluccana (L.) Willd
Kemiri 
Biji 
Dihaluskan, dioleskan pada hidung; direbus,
diminum
Flu, pilek 
Pohon

Euphorbia tirucalli L.
Patah tulang
Akar 
Tulang retak 
Perdu

Labiatae
Hyptis brevipes Poit.
Rumput fatima
Akar 
Dipotong-potong, direndam, direbus, diminum; dicampur senuru
mengkudu, putri malu, kutai sembung
Obat pasca persalinan
Perdu

Leguminosae
Senna alata (L.) Roxb./ Cassia alata L.
Gelinggang 
Pucuk daun muda
Diremas-remas, dioleskan
Obat kurap, panu
Perdu

Crudia reticulata Merr.
Pengraya 
Getah akar 
Dioleskan pada bagian yang luka
Sariawan 
Pohon

Mimosa pudica Linn.
Putri malu 
Akar 
Direndam, direbus, diminum; dicampur senuru, mengkudu, rumput fatima, kutai sembung
Obat pasca persalinan
Semak 

Fordia spleendidissima Bl.
Derian, datai
Akar 
Dipotong, direbus, diminum
Obat pasca persalinan
Perdu

Malpighiaceae
Hiptage benghalensis (L.) Kurz
Temelekar 
Akar 
Direbus, diminum 
Obat pascapersalinan
Liana berkayu

Malvaceae
Sida sp. 
Bembe 
Akar 
Direbus, diminum 
Obat pasca persalinan
Semak

Meliaceae
Lansium domesticum Correa
Langsat 
Kulit pohon 
Direbus, diminum 
Sakit perut Pohon

Melastomaceae
Melastoma malabathricum Linn.
Senuru 
Akar, Daun
Direndam, direbus, diminum; ditumbuk, disaring, direbus; dicampur putri malu, mengkudu, kutai sembung, rumput fatima
Obat pasca persalinan
Perdu

Menispermaceae
Tinospora crispa (L.) Hook.F.& Thems
Akar sampay
Batang
Batang Direbus, Diparut, dioleskan
Obat malaria, batu ginjal, Obat amandel
Liana

Nyctaginaceae
Bougainvillea spectabilis Willd
Kembang kertas
Akar 
Dipotong-potong, direndam, direbus, diminum
Obat pasca persalinan
Perdu

Pandanaceae
Freycinetia sp. 
Andung 
Akar 
Direndam, direbus, diminum
Obat penambah vitalitas
Perdu

Palmae
Pinanga sp. 
Pinang kerak
Akar 
Campuran andung Obat penambah stamina
Perdu

Poaceae
Imperata cylindrica P. Beauv.
Halalang 
Akar 
Diparut, disaring, direbus, diminum; dicampur lengkuas, jahe
Obat penambah vitalitas, obat pasca persalinan
Rumput

Polygalaceae
Polygala paniculata L.
Ginseng hutan
Akar 
Direndam, direbus, diminum
Obat penambah vitalitas
Semak

Rubiaceae
Morinda citrifolia L.
Mengkudu 
Akar 
Direndam , direbus, diminum; dicampur akar senuru, akar
rumput fatima, akar dan pucuk daun sembung
Obat pasca persalinan
Perdu
Buah Diparut, diperas, diminum, biasanya dicampur dengan gula
aren
Hipertensi 

Rutaceae
Melicope glabra (Blume) T.G.Hartley
Lepotung 
Daun 
Diremas, dioleskan di hidung
Obat pilek 
Pohon

Clausena excavata Burm.f.
Jemaring 
Daun Direndam, direbus, diminum
Obat pilek 
Semak

Schizaeaceae
Lygodium circinnatum (Burm.) Sw.
Mintu 
Akar 
Dipotong-potong, direbus
Obat pasca persalinan
Liana

Simaroubaceae
Brucea javanica (L.) Merr.
Kayu sumpit, 
Daun, Akar
Ditumbuk, dioleskan Dipotong-potong, direbus, diminum
Obat jerawat, Penawar racun
Pohon
Batang Dipotong-potong, direbus, diminum
Obat paska persalinan

Urticaceae
Leucosyke capitellata Wedd.
Liasi 
Kulit kayu 
Direndam, direbus, diminum
Peningkat stamina
Pohon

Verbenaceae
Callicarpa longifolia Lam.
Garam payau
Daun 
Diremas, direbus, diminum
Keputihan 
Liana
Kulit kayu Dikupas, direbus 
Obat pasca persalinan

Peronema canescens Jack.
Sungkai 
Pucuk daun muda
Ditumbuk, dioleskan 
Obat luka 
Pohon

Vitex pubescens Vahl.
Laban 
Buah 
Direbus, diminum Penawar racun
Pohon

Vitaceae
Ampelocissus imperialis (Miq.) Planch.
Molus kokotung
Daun muda 
Ditumbuk, dioleskan Obat bisul, bengkak
Liana

Zingiberaceae
Alpinia garanga Willd
Teraran 
Akar Direndam, direbus, diminum
Obat paska persalinan
Perdu

Berikutnya informasi dengan susunan ;

  1. Nama jenis (Botanical name)
  2. Pemanfaatan di sekitar HLGB (Utilization around HLGB)
  3. Pemanfaatan di daerah lain (Utilization by other communities)
  4. Kandungan obat (Medicinal content)
  5. Referensi (References) 
Dracontomelon dao (Blanco) Merr.& Rolfe
Kulit pohon untuk obat diare
Kulit pohon untuk obat disentri, kulit biji untuk pewarna dan penguat gigi (Vietnam dan Laos), anti bakteri, antifungi
Dichloromethane 
World Agroforestry Center (tanpa tahun), Bradacs (2008), Zumbroich 2009)

Alocasia scabriuscula N.E.Br
Batang untuk obat infeksi kuku
Obat gatal (Malaysia) 
Oxalic acid 
Kulip (2003)

Blumea balsamifera (L.) DC.
Akar untuk obat pasca persalinan
Penghitan rambut (Dayak Wehea), obat pasca persalinan, diare, disentri, kolik, keputihan, obat cacing (Asia Tenggara, India), mimisan, radang lambung (Sabah), demam, peluruh dahak, peluruh air seni, malaria, sakit perut (Kutai)
Flavanoid, terpens, lactones, sineol, borneol, kamper, tannin
Kulip (2003), Rahayu et al. (2006), Dewi et al. (2007), Rosita et al. (2007), Noorcahyati et al. (2010) 

Wedelia biflora (L.) DC.
Obat demam, peluruh air seni
Anti bakteri, anti fungi 
Terpenoid, steroid 
Hasballah et al. (2006)

Begonia sp. 
Penawar racun
Penurun panas, pembersih darah, obat batuk, obat
nyeri haid (Indonesia), penawar racun (Kamerun), anti HIV
Saponin, flavanoid, polifenol, cucurbitain, dyhidrocucurbitain,
catechin, carboxylid acid, dihydroxychromane
Sangat et al., (2000), Wu, et al. (2004), Jiofack et
al. (2009)

Oroxylum indicum (L.) Benth.ex Kurz
Obat pasca persalinan
Obat demam, malaria, sakit perut (Kutai), malaria,
ginjal, digigit ular (Mentawai), bengkak (Sabah)
Saponin, polifenol, flavanoid
Kulip (2003), Hidayat (2005), Dewi et al. (2007)

Senna alata / Cassia alata Linn.
Obat kurap, panu
Panu, kurap, kudis, pencuci perut (Indonesia, Malaysia, Thailand), obat cacing, tetes mata, demam, sakit kuning (Kamerun)
Antraquinone (rhein dan aloeemodin), asam chrisophan, glukosida
Kulip (2003), Jiofack et al. (2009), Gritsanapan dan Mangmeesri (2009) 

Carica papaya L. 
Pelancar ASI 
Penambah nafsu makan, malaria (Jawa, Kamerun),
hipertensi (Sunda, Kamerun)), obat cacing (Kamerun)
Flavonoid, tanin, steroid-triterpenoid, karbohidrat
Indrawati (2002), Hidayat (2005)

Dillenia reticulata King
Anti alergi Sakit perut (Sabah) Referensi belum ditemukan
Kulip (2003)

Aleurites moluccana (L.) Willd
Obat flu, pilek
Penumbuh rambut, anti kanker
Saponin, flavanoid, polifenol, tannin
Sangat et al. (2000)

Mimosa pudica Linn.
Obat pasca persalinan
Obat penenang, peluruh dahak, anti radang, kencing batu, demam, cacingan, insomnia, disentri, batuk
Tanin, mimosin, asam pipekollinat
Dalimartha (2003), Rahayu et al. (2006), Dewi et al.
(2007), Saputra (2009) 

Hiptage benghalensis (L.) Kurz.
Obat pasca persalinan
Obat sakit kulit, luka bakar (India)
Saponin, tannin, flavanoid
Agharkar (1991)

Lansium domesticum Corr.
Sakit perut 
Obat maag (Aceh); melancarkan sistem pencernaan, pelancar kencing, anti nyamuk, diare, disentri (Kutai)
Onoceranoid 
Hidayat (2005), Dewi et al. (2007), Dong et al. (2011)

Melastoma malabathricum Linn.
Obat pasca persalinan
Obat pasca persalinan (Kutai), obat kuat pria (Dayak Wehea), mulut bengkak (Aceh), obat diare
Naringenin, kaempferol
Sangat et al (2000), Hussain et al. (2008),
Susan-ti & Rasadah (2007) dalam Su-nison et
al. (2009), Noorcah-yati et al. (2010)

Tinospora crispa (L.) Hook.f.7Thomson
Malaria, batu ginjal, amandel
Malaria, rematik, memar, merangsang nafsu makan, sakit kuning, cacingan, batuk, kudis, gatal-gatal, kencing manis
Alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, glikosida, pikroretin, barberin, palmatin, kolumbin, jatrohize
Sangat et al. (2000), Supriadi (2001), Windadri
et al. (2006) 

Imperata cylindrical P.Beauv.
Obat pasca persalinan,
penambah vitalitas Kencing batu (Jawa, Sunda, Kutai); obat luka (Sunda, Kutai); demam (Papua); diabetes (Sulawesi Tengah); cacar dan diare (Kutai)
Manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin,
cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, logam
alkali
Hidayat (2005), Dewi et al. (2007)

Polygala paniculata L.
Obat penambah vitalitas
Sakit perut (Papua) Referensi belum ditemukan
Hidayat (2005)

Morinda citrifolia L.
Obat pasca persalinan
Obat tekanan darah tinggi (Sunda), amandel (Dayak Kendayan), penambah stamina laki-laki (Sumba); hipertensi, radang usus,
radang tenggorokan, sakit kuning, demam, batuk (Kutai)
Alkaloid, polysaccharide, sterol, courmarin, scopoletin, ursolic acid,
linoleic acid, caproic acid, caprylic acid, alizarin, acubin, iridoid
glycocide, Lasperuloside, vitamin C, A, karoten, xeronin
Wang et al. (2002), Dalimartha (2006), Dewi et
al. (2007) 

Euphorbia tirucalli L. Rubber
Patah tulang 
Sakit gigi (Kiwali, Sulawesi Tengah) Referensi belum ditemukan
Sangat et al. (2000)

Melicope glabra (Blume) T.G. Hartley
Obat pilek 
Obat maag (Sunda) Referensi belum ditemukan
Hidayat (2005) 

Clausena excavata Burm.f.
Obat pilek 
Sakit perut (Burma), memperlancar pencernaan (Cambodia, Laos, Vietnam), sakit kepala, pasca persalinan (Malaysia), batuk (Sunda), sakit gigi (Kutai), demam dan obat cacing (Jawa)
Flavonoid, terpenes, lactones, limonoid, dentatin, nor dentatin,
claisenidin, alkaloid, mukonal
Hidayat (2005),Wiart (2006a)

Brucea javanica (L.) Merr.
Obat jerawat,
penawar racun, obat paska persalinan Obat hepatitis, diare, demam (Jawa), disentri, malaria, diare, luka, pasca persalinan (Kutai)
Saponin, tannin, polifenol
Sangat et al. (2000), Hidayat (2005), Dewi et
al. (2007)

Callicarpa longifolia Lam.
Keputihan 
Obat luka, bengkak, malaria (Aceh); diare hitam (etnis Talang Mamak); pupur (Dayak Tanjung); obat maag (Belitung), diare,
malaria, ginjal, nifas (Kutai) Referensi belum ditemukan
KloppenburghVersteegh (1983), Sangat et al. (2000), Hidayat
(2005), Dewi et al. (2007)

Peronema canescens Jack.
Obat luka 
Obat sakit gigi, demam, infeksi cacing (Kutai dan Malaysia)
Clerodane diterpens
Wiart (2006b)

Vitex pubescens Vahl.
Penawar racun
Anti jamur, pemulih pasca persalinan, pengencer dahak, demam (Jawa), demam (Malaysia)
Steroid, flavonoid dan karbohidrat
Anonim (2011), Meena et al. (2011)




Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI HUTAN KALIMANTAN"

  1. foto foto tanaman dan bunganya cantik cantik banget

    aku sebagian familier namun tak tahu nama ilmiahnya...

    mampir ke sini jadi dapat ilmu etnobotani..

    makasih sharingnya

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Bu, semoga bermanfaat

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts