Pengalaman jogging dan berlari di GBK bersama ABI Run Community dan Djarum Runners Jakarta
Pengalaman jogging dan berlari di GBK bersama ABI Run Community, episode
Berlari dan Joging bersama Djarum Runners Jakarta
Di tulisan sebelumnya, 2 cerita mengenai ABI Run Community yang penuh semangat untuk menjaga kesehatan menjadikan memotivasi saya melanjutkan pengalaman berlari dan berolah raga bersama ABI Run Community.
Kami mendapat kabar ada ajakan untuk berlari bersama di Gelora Bung Karno GBK dengan team Djarum Runners Jakarta sekitar akhir bulan.
Menyambut ajakan tersebut, kami mulai berlatih dengan harapan dapat mengikuti irama lari dari team Djarum Runners dan sekaligus memperkenalkan ABI Run Community.
Woro woro segera disampaikan ke teman teman ABI Run Community, siapa saja yang ingin ikut dan bergabung untuk menyambut ajakan ini.
Ternyata atensinya sangat luar biasa. Anggota ABI Run Community bersemangat dan tidak sabar menunggu hari H.
Berikut persiapan dan progress latihan kami hingga hari H dan bisa berlari bersama Djarum Runner Jakarta.
Baca juga : Pengalaman Berlari Bersama Maestro Bulu Tangkis Tunggal Putri Ibu Ivana Lie
GBK 17 Juli 2019
Setelah janjian untuk latihan di GBK dan menentukan titik lokasi pertemuan, terwujudlah latihan perdana untuk mempersiapkan fisik.
Latihan kali ini ABI Run Community diikuti oleh 5 orang runner.
Mengelilingi GBK sebanyak 10 kali atau setara dengan 10 km, karena 1 putaran di jalur keliling GBK setara dengan 1 km.
Jogging dan lari di GBK ini sebenarnya adalah hal baru buat saya yang selama ini selalu langsung pulang setelah jam kantor. Hal baru selalu membuat saya ingin tahu. Setiap titik dan spot di GBK juga tidak luput dari perhatian saya. Mulai dari jumlah pintu, fasilitas apa saja yang ada di GBK, ketersediaan kuliner, tempat sholat hingga lokasi toilet.
Titik yang sangat saya sukai adalah kesan saat memasuki GBK dari pintu 5. Pintu yang selalu direkomendasikan oleh Pak Komisaris Yusti selaku penasehat ABI Run Community.
DI GBK, kalau anda masuk dari Pintu 5 ataupun dari pintu dari arah jalan Sudirman, kita akan disambut oleh Patung Bapak Proklamasi, Presiden Soekarno.
Tertulis di monumen tersebut :
Semboyan semangat tersebut disampaikan Presiden Soekarno Pada Pembukaan Asian Games IV 24 Agustus 1962 - 4 September 1962 di Jakarta.
Dengan olah raga, bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa, bahkan harga dan martabat pribadi kita, dengan semangat olah raga, kita bertanding dengan hawa nafsu kemalasan untuk membangkitkan jiwa sehat di dalam diri kita.
Sehat butuh pengorbanan, sehat mewajibkan konsistensi, sehat memberangus kemalasan, sehat membangkitkan semangat kedisiplinan, sehat memotivasi kejujuran, sehat meleyapkan kebohongan, sehat memotivasi pertemanan dan lain lain semangat yang memberikan pengaruh positif. Sehat jasmani dengan berolah raga dan sehat rohani dengan membuat hati merasa gembira.
Melanjutkan perjalanan, jika Anda memfoto dari arah Pintu Masuk, di belakang Patung Bung Karno tampak bangunan Kaldron yang menjadi lambang dan dipergunakan saat Asian Games 2018.
Kaldron adalah monument berbentuk sebilah Keris yang melambangkan keindahan, keragaman, kebudayan Nusantara dan dirancang dengan konsep memberi semangat untuk berkompetisi secara adil, ksatria juga menjalin persahabatan sebagai tujuan utama acara perlombaan.
Benar benar karya yang luar biasa dengan menampilkan ciri khas budaya Bangsa.
Kenapa lambangnya keris?
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam perkelahian, perebutan atau duel ataupun peperangan. Ya mungkin, perkelahian atau perebutan digambarkan sebagai pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan dengan semangat persahabatan dan bukan permusuhan .
Kami menyempatkan diri berfoto di kaldron dan kami sengaja menempatkan diri di hulu atau pegangan keris. Pegangan keris dalam bahasa Jawa disebut gaman atau hulu keris dengan bermacam-macam motifnya, untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai dewa, pedande atau pendeta, raksasa, penari, pertapa hutan dan ada yang diukir dengan bertahtakan atau kinatah emas dan batu mulia dan biasanya bertatahkan batu mirah delima sedangkan di daerah lain bisa berbentuk kepala binatang, kepala burung, berhiaskan rambut manusia dll.
Maksud kami, siapa tahu dengan duduk di hulu keris, kami bisa mendapatkan rejeki emas dan batu mulia yang berlimpah. Berharap kan boleh ya.
Anda tahu nggak artinya penyebutan keris? Jadi, diperkirakan asal mula penyebutan kata keris merupakan singkatan bahasa Jawa dari Mlungker-mlungker kang bisa ngiris, dalam bahasa Indonesia berarti barang atau benda berlekuk lekuk yang bisa mengiris, memotong atau membelah sesuatu.
itu versi Jawa lho, kalau versi yang lain saya belum tahu.
Sambil joging dan lari, kami sempat berfoto dan mendokumentasikan kegiatan selama latihan dan beberapa fasiltas yang tersedia di kawasan GBK.
Di GBk ternyata juga menyediakan penyewaan sepeda secara On line, dan penyewaan sepedanya dengan aplikasi on line. Titik pengambilan sepeda dan titik pengembalian sepeda merupakan titik yang sama. Terus terang saja, saya belum pernah menyewa sepeda yang disewakan di GBK.
Setelah berkeliling GBK, kami sempatkan untuk menikmati kuliner di Go Food Festival yang lokasinya dekat pintu 5.
Di Go Food Festival, beraneka ragam makan yang dijual dan disajikan. Pengunjung yang berolah raga di GBK tidak perlu keluar dari kawasan Gelora Bung Karno kalau hanya sekedar untuk mengisi perut. Aneka menu makanan mulai dari Nasi Goreng kesukaan mantan Presiden Amerika Serikat Obama pun ada, Tempe mendoan tempat asal Pak Wawie Purwokerto juga ada, Bakso kesukaan Pak Mesiran, komandan dari Tangerang juga ada, Bubur ayam menu sarapan Bang Dul meski tanpa sate pun apa, Sate Kambing kesukaan Pak Komisaris Yusti juga ada, pokoknya semua ada, lengkap dan siap santap. Rahasinya, harap mengisi Go Pay anda sebelum berbelanja, karena pembayaran hanyamenggunakan fasilitas Go Pay.
Menu kali ini kami makan bakso, dengan pikiran biar olah raganya ada manfaatnya dan tidak diisi kalori terlalu banyak. Yang keluar biar lebih banyak daripada yang masuk.
Fasilitas di Gelora Bung Karno sudah sangat lengkap dan yang sering saya manfaatkan adalah locker penyimpanan barang.
Lokasi locker penyimpanan barang ada di GBK Corner, tepatnya di Zona 11, pintu 40 - 43. Saya sering memanfaatkan locker ini karena saat jogging lebih banyak menggunakan angkutan umum sehingga memerlukan tempat untuk meletakkan barang barang selama jogging atau lari. Meskipu terkadang saya menitip tas dan baju ganti di mobil Pak Benny atau mobil Pak Komisaris Yusti.
Biaya penyewaan Rp. 10 k per 1 jam dan kita akan diberikan kunci locker sesuai nomor yang tertera. Sangat bermanfaat untuk pengunjung GBK yang ingin berolah raga tanpa membawa perlengkapan olah raganya selama berlari.
Saya biasa menyimpan tas kerja dan pakaian kerja di locker sedangkan barang barang berharga lainnya saya menyiapkan tas pinggang. Salah satu yang yang nggak boleh ketinggalan adalah HP berkamera, supaya tetap bisa update he..he..he....
Baca juga : Pengalaman ABI Run Community mengikuti event CC5K Kanisius
Kemenpora - GBK 18 Juli 2019
Latihan kali ini kami mulai dari Kantor Kemenpora. Peserta lari ABI Run Community di latihan kali ini berenam saja. Memang semangat untuk sehat, membuat anggota ABI Run Community selalu konsisten dengan latihan, apalagi menyambut ajakan dari Djarum Runners Jakarta.
Selama latihan banyak sendau gurau yang membuat suasana latihan tidak membosankan artinya tidak hanya jasmani yang berolah raga, rohani pun berolah raga juga.
Ada moment di saat latihan ini, saya dan Bu Arina mengelilingi kawasan GBK mulai depan Kemenpora, secara keseluruhan hingga finish lagi di depan Kemenpora.
Tragedi GBK.
Semua ini akibat kami ditinggal lari oleh Pak Komisaris dkk yang memang memiliki fisik dan kemampuan luar biasa dalam berlari. Kami sengaja ditinggal dan kamipun terus berlari sambil bertanya tanya menyusuri jalanan yang mengelilingi GBK mulai dari Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Asia Afrika, melintas jalan Pintu Senayan !, dan disini kami mulai ragu, mau masuk lewat Go Food Festival atau tetap menyusuri jalanan trotoar pejalan kaki, kami putuskan tetap menyusuri trotorar pejalan kali, Semangat kami latihan mengejar 10 km dan ingin mengejar pak Komisaris Yusti dan kawan kawan, akhirnya kami tetap melanjutkan lari hingga pintu 5, melintas hotel Century Atlit hingga tembus jalan Sudirman.
Di sini kami masih ragu, apakah masuk kembali ke GBK melalui pintu 6 setelah arena softball atau lanjut. Kami memutuskan melanjutkan berlari menyusuri jalanan sepanjang Jalan Sudirman, hingga mendekati pintu 7 GBK.Disini kami berdiskusi lagi,
Saat di Pintu 7, Apakah mungkin teman teman menyusuri GBK sejauh ini? Disini Pintu ini kembali kami bimbang, betulkah teman teman berlari menyusuri jalan hingga pintu 7, yang sebelumnya kami belum pernah lakukan. Dengan keyakinan bahwa ini merupakan latihan lari, kamipun akhirnya tetap melanjutkan lari, meskipun keringat sudah bercucuran dan debu beterbangan di sepanjang jalan kami berlari.
Kami terus berlari menyusuri jalanan hingga melintas di depan Hotel Sultan alias sudah memasuki kawasan jalan Gatot Subroto. Disini kami mulai berpikir dan berdiskusi kembali, benar nggak ya Pak Komisaris dan kawan kawan berlari sampai sini. Saya mulai melihat wajah kelelahan di raut muka Bu Arina, tapi beliau dengan tekad yang membara tetap akan mengejar komplotan Pak Komisaris dan kawan kawan yang sudah tega meninggalkan kami hingga tersesat sejauh ini.
Sampailah kami di depan gerbang Jakarta Convention Center JCC, di sini kami mulai ragu, kok putarannya jauh banget ya. Sekali lagi Bu Arina meyakinkan saya, udah tinggal sedikit lagi katanya. Sudah tanggung.
Kamipun melanjutkan kembali berlari hingga akhirnya bertemu kembali dengan jalan Gerbang Pemuda. Saya cek di sport tracker, ternyata kami baru berlari sekitar 4.6 km saja dan belum sampai 10 km, berarti kalau sampai titik awal kami berangkat sekitar 5 km.
Akhirnya, sampailah kami di titik awal di depan gerbang Kemenpora, dan kami pun ternyata sudah ditunggu oleh Pak Komisaris dan rombongan. Kami malah ditanya kemana saja, lah, kami khan berusaha mengejar kecepatan berlari mereka.
Jadilah kami bahan ledekan dan gurauan Pak Komisaris Yusti dan kawan kawan. Dibilang sengaja memisahkan diri, mau jalan jalan, dan lain lain, dan kami pun baru tahu kalau ternyata mereka tidak mengelilingi GBK seperti kami berdua ha..ha...ha....
Tidak ada salahnya dan malah berguna untuk mengukur fisik kami yang ternyata masih kuat berlari 5 km.
Lapangan Banteng 25 Juli 2019
Kami pun sempat latihan di Lapangan Banteng dan cerita perihal lari dan jogging di Lapangan Banteng akan saya ceritakan di episode yang lain.
GBK 31 Juli 2019
Hari H pun datang. Hari Rabu, sesuai dengan jadwal lari ABI Run Community.
Pagi jam 08.00, kaos peserta yang akan mengikuti acara lari bersama sudah dibagikan. Kami pun mencoba dan sambil berpose bersama.
Kami yakin, team ABi Run Community yang sudah berlatih lari mampu mengimbangi kecepatan para pelari dari Djarum runner Jakarta.
Apalagi kami ada pengawalan dari Pak Komandan Mesiran selaku instruktur fisik dari ABI Run Community yang juga sudah berpengalaman menjadi instruktur dan pelatih pelari tingkat nasional dan internasional.
Setelah semua berkumpul sesuai lokasi dan waktu yang disepakati, saya hitung kurang lebih ada 20 pelari yang akan bersama sama mengelilingi Gelora Bung Karno ini pada event ini.
Atas arahan Ibu Ivana Lie, kami menyusun barisan untuk berfoto sebelum star berlari. Semua menebar senyum, semua menebar kegembiraan.
Wajah wajah penuh semangat dan kegembiraan menjadi vitamin dan pupuk bermanfaat bagi jiwa jiwa yang memerlukan olah raga dan hiburan. Jiwa jiwa yang perlu diisi dengan kegiatan positif dan semangat kompetisi tanpa persaingan.
Aba aba lari diteriakkan oleh pemimpin rombongan dan kami pun bergerak berlari bersama mengelilingi GBK.
Sekitar 10 putaran kami berkeliling dan satu persatu anggota mulai kecapekan hingga ada aba aba untuk mulai beristirahat.
Berlari dan Joging bersama Djarum Runners Jakarta
Di tulisan sebelumnya, 2 cerita mengenai ABI Run Community yang penuh semangat untuk menjaga kesehatan menjadikan memotivasi saya melanjutkan pengalaman berlari dan berolah raga bersama ABI Run Community.
Kami mendapat kabar ada ajakan untuk berlari bersama di Gelora Bung Karno GBK dengan team Djarum Runners Jakarta sekitar akhir bulan.
Menyambut ajakan tersebut, kami mulai berlatih dengan harapan dapat mengikuti irama lari dari team Djarum Runners dan sekaligus memperkenalkan ABI Run Community.
Olah Raga dan Silaturahmi bersama ABI Run Community dan Djarum Runner Jakarta |
Woro woro segera disampaikan ke teman teman ABI Run Community, siapa saja yang ingin ikut dan bergabung untuk menyambut ajakan ini.
Ternyata atensinya sangat luar biasa. Anggota ABI Run Community bersemangat dan tidak sabar menunggu hari H.
Berikut persiapan dan progress latihan kami hingga hari H dan bisa berlari bersama Djarum Runner Jakarta.
Baca juga : Pengalaman Berlari Bersama Maestro Bulu Tangkis Tunggal Putri Ibu Ivana Lie
GBK 17 Juli 2019
Setelah janjian untuk latihan di GBK dan menentukan titik lokasi pertemuan, terwujudlah latihan perdana untuk mempersiapkan fisik.
Latihan kali ini ABI Run Community diikuti oleh 5 orang runner.
Mengelilingi GBK sebanyak 10 kali atau setara dengan 10 km, karena 1 putaran di jalur keliling GBK setara dengan 1 km.
Jogging dan lari di GBK ini sebenarnya adalah hal baru buat saya yang selama ini selalu langsung pulang setelah jam kantor. Hal baru selalu membuat saya ingin tahu. Setiap titik dan spot di GBK juga tidak luput dari perhatian saya. Mulai dari jumlah pintu, fasilitas apa saja yang ada di GBK, ketersediaan kuliner, tempat sholat hingga lokasi toilet.
Titik yang sangat saya sukai adalah kesan saat memasuki GBK dari pintu 5. Pintu yang selalu direkomendasikan oleh Pak Komisaris Yusti selaku penasehat ABI Run Community.
DI GBK, kalau anda masuk dari Pintu 5 ataupun dari pintu dari arah jalan Sudirman, kita akan disambut oleh Patung Bapak Proklamasi, Presiden Soekarno.
Patung Bung Karno, Salah satu monumen di Kawasan GBK |
Asian Games Bukan Hanya Terbatas Pertandingan Olahraga, Tetapi Juga Mengusung Harga Diri Bangsa
Ever Onward Never Retreat, Merdeka!!!
Semboyan semangat tersebut disampaikan Presiden Soekarno Pada Pembukaan Asian Games IV 24 Agustus 1962 - 4 September 1962 di Jakarta.
Dengan olah raga, bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa, bahkan harga dan martabat pribadi kita, dengan semangat olah raga, kita bertanding dengan hawa nafsu kemalasan untuk membangkitkan jiwa sehat di dalam diri kita.
Sehat butuh pengorbanan, sehat mewajibkan konsistensi, sehat memberangus kemalasan, sehat membangkitkan semangat kedisiplinan, sehat memotivasi kejujuran, sehat meleyapkan kebohongan, sehat memotivasi pertemanan dan lain lain semangat yang memberikan pengaruh positif. Sehat jasmani dengan berolah raga dan sehat rohani dengan membuat hati merasa gembira.
Melanjutkan perjalanan, jika Anda memfoto dari arah Pintu Masuk, di belakang Patung Bung Karno tampak bangunan Kaldron yang menjadi lambang dan dipergunakan saat Asian Games 2018.
Kaldron, sebilah keris yang menghiasi Kawasan GBK |
Benar benar karya yang luar biasa dengan menampilkan ciri khas budaya Bangsa.
Kenapa lambangnya keris?
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam perkelahian, perebutan atau duel ataupun peperangan. Ya mungkin, perkelahian atau perebutan digambarkan sebagai pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan dengan semangat persahabatan dan bukan permusuhan .
Kami menyempatkan diri berfoto di kaldron dan kami sengaja menempatkan diri di hulu atau pegangan keris. Pegangan keris dalam bahasa Jawa disebut gaman atau hulu keris dengan bermacam-macam motifnya, untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai dewa, pedande atau pendeta, raksasa, penari, pertapa hutan dan ada yang diukir dengan bertahtakan atau kinatah emas dan batu mulia dan biasanya bertatahkan batu mirah delima sedangkan di daerah lain bisa berbentuk kepala binatang, kepala burung, berhiaskan rambut manusia dll.
Maksud kami, siapa tahu dengan duduk di hulu keris, kami bisa mendapatkan rejeki emas dan batu mulia yang berlimpah. Berharap kan boleh ya.
Anda tahu nggak artinya penyebutan keris? Jadi, diperkirakan asal mula penyebutan kata keris merupakan singkatan bahasa Jawa dari Mlungker-mlungker kang bisa ngiris, dalam bahasa Indonesia berarti barang atau benda berlekuk lekuk yang bisa mengiris, memotong atau membelah sesuatu.
itu versi Jawa lho, kalau versi yang lain saya belum tahu.
Berfoto di Hulu Kaldron yang megah di GBK |
Di GBk ternyata juga menyediakan penyewaan sepeda secara On line, dan penyewaan sepedanya dengan aplikasi on line. Titik pengambilan sepeda dan titik pengembalian sepeda merupakan titik yang sama. Terus terang saja, saya belum pernah menyewa sepeda yang disewakan di GBK.
Fasilitas sepeda on line di GBK |
Di Go Food Festival, beraneka ragam makan yang dijual dan disajikan. Pengunjung yang berolah raga di GBK tidak perlu keluar dari kawasan Gelora Bung Karno kalau hanya sekedar untuk mengisi perut. Aneka menu makanan mulai dari Nasi Goreng kesukaan mantan Presiden Amerika Serikat Obama pun ada, Tempe mendoan tempat asal Pak Wawie Purwokerto juga ada, Bakso kesukaan Pak Mesiran, komandan dari Tangerang juga ada, Bubur ayam menu sarapan Bang Dul meski tanpa sate pun apa, Sate Kambing kesukaan Pak Komisaris Yusti juga ada, pokoknya semua ada, lengkap dan siap santap. Rahasinya, harap mengisi Go Pay anda sebelum berbelanja, karena pembayaran hanyamenggunakan fasilitas Go Pay.
Menikmati kuliner setelah Latihan di GBK, di Go Food Festival |
Kuliner di Go Food Festival |
Lokasi locker penyimpanan barang ada di GBK Corner, tepatnya di Zona 11, pintu 40 - 43. Saya sering memanfaatkan locker ini karena saat jogging lebih banyak menggunakan angkutan umum sehingga memerlukan tempat untuk meletakkan barang barang selama jogging atau lari. Meskipu terkadang saya menitip tas dan baju ganti di mobil Pak Benny atau mobil Pak Komisaris Yusti.
Fasilitas locker di Gelora Bung Karno (GBK) |
Biaya penyewaan Rp. 10 k per 1 jam dan kita akan diberikan kunci locker sesuai nomor yang tertera. Sangat bermanfaat untuk pengunjung GBK yang ingin berolah raga tanpa membawa perlengkapan olah raganya selama berlari.
Saya biasa menyimpan tas kerja dan pakaian kerja di locker sedangkan barang barang berharga lainnya saya menyiapkan tas pinggang. Salah satu yang yang nggak boleh ketinggalan adalah HP berkamera, supaya tetap bisa update he..he..he....
Baca juga : Pengalaman ABI Run Community mengikuti event CC5K Kanisius
Kemenpora - GBK 18 Juli 2019
Latihan kali ini kami mulai dari Kantor Kemenpora. Peserta lari ABI Run Community di latihan kali ini berenam saja. Memang semangat untuk sehat, membuat anggota ABI Run Community selalu konsisten dengan latihan, apalagi menyambut ajakan dari Djarum Runners Jakarta.
Selama latihan banyak sendau gurau yang membuat suasana latihan tidak membosankan artinya tidak hanya jasmani yang berolah raga, rohani pun berolah raga juga.
Ada moment di saat latihan ini, saya dan Bu Arina mengelilingi kawasan GBK mulai depan Kemenpora, secara keseluruhan hingga finish lagi di depan Kemenpora.
Tragedi GBK.
Semua ini akibat kami ditinggal lari oleh Pak Komisaris dkk yang memang memiliki fisik dan kemampuan luar biasa dalam berlari. Kami sengaja ditinggal dan kamipun terus berlari sambil bertanya tanya menyusuri jalanan yang mengelilingi GBK mulai dari Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Asia Afrika, melintas jalan Pintu Senayan !, dan disini kami mulai ragu, mau masuk lewat Go Food Festival atau tetap menyusuri jalanan trotoar pejalan kaki, kami putuskan tetap menyusuri trotorar pejalan kali, Semangat kami latihan mengejar 10 km dan ingin mengejar pak Komisaris Yusti dan kawan kawan, akhirnya kami tetap melanjutkan lari hingga pintu 5, melintas hotel Century Atlit hingga tembus jalan Sudirman.
Di sini kami masih ragu, apakah masuk kembali ke GBK melalui pintu 6 setelah arena softball atau lanjut. Kami memutuskan melanjutkan berlari menyusuri jalanan sepanjang Jalan Sudirman, hingga mendekati pintu 7 GBK.Disini kami berdiskusi lagi,
Saat di Pintu 7, Apakah mungkin teman teman menyusuri GBK sejauh ini? Disini Pintu ini kembali kami bimbang, betulkah teman teman berlari menyusuri jalan hingga pintu 7, yang sebelumnya kami belum pernah lakukan. Dengan keyakinan bahwa ini merupakan latihan lari, kamipun akhirnya tetap melanjutkan lari, meskipun keringat sudah bercucuran dan debu beterbangan di sepanjang jalan kami berlari.
Kami terus berlari menyusuri jalanan hingga melintas di depan Hotel Sultan alias sudah memasuki kawasan jalan Gatot Subroto. Disini kami mulai berpikir dan berdiskusi kembali, benar nggak ya Pak Komisaris dan kawan kawan berlari sampai sini. Saya mulai melihat wajah kelelahan di raut muka Bu Arina, tapi beliau dengan tekad yang membara tetap akan mengejar komplotan Pak Komisaris dan kawan kawan yang sudah tega meninggalkan kami hingga tersesat sejauh ini.
Sampailah kami di depan gerbang Jakarta Convention Center JCC, di sini kami mulai ragu, kok putarannya jauh banget ya. Sekali lagi Bu Arina meyakinkan saya, udah tinggal sedikit lagi katanya. Sudah tanggung.
Kamipun melanjutkan kembali berlari hingga akhirnya bertemu kembali dengan jalan Gerbang Pemuda. Saya cek di sport tracker, ternyata kami baru berlari sekitar 4.6 km saja dan belum sampai 10 km, berarti kalau sampai titik awal kami berangkat sekitar 5 km.
Akhirnya, sampailah kami di titik awal di depan gerbang Kemenpora, dan kami pun ternyata sudah ditunggu oleh Pak Komisaris dan rombongan. Kami malah ditanya kemana saja, lah, kami khan berusaha mengejar kecepatan berlari mereka.
Jadilah kami bahan ledekan dan gurauan Pak Komisaris Yusti dan kawan kawan. Dibilang sengaja memisahkan diri, mau jalan jalan, dan lain lain, dan kami pun baru tahu kalau ternyata mereka tidak mengelilingi GBK seperti kami berdua ha..ha...ha....
Tidak ada salahnya dan malah berguna untuk mengukur fisik kami yang ternyata masih kuat berlari 5 km.
Tragedi GBK, Jogging dan lari ABI run Comunity di Kemenpora dan GBK |
Lapangan Banteng 25 Juli 2019
Kami pun sempat latihan di Lapangan Banteng dan cerita perihal lari dan jogging di Lapangan Banteng akan saya ceritakan di episode yang lain.
Latihan ABI Run Community di Lapangan Banteng |
GBK 31 Juli 2019
Hari H pun datang. Hari Rabu, sesuai dengan jadwal lari ABI Run Community.
Pagi jam 08.00, kaos peserta yang akan mengikuti acara lari bersama sudah dibagikan. Kami pun mencoba dan sambil berpose bersama.
Kami yakin, team ABi Run Community yang sudah berlatih lari mampu mengimbangi kecepatan para pelari dari Djarum runner Jakarta.
Berfoto dengan jersey Djarum Runner |
ABI Run Community, yakin bisa. |
Sebelum berlari kami melakukan pemanasan mengelilingi GBK dan bertemu dengan teman teman Pak Benny yang semuanya penuh senyum dan gembira. Saya banyak belajar dari beliau bahwa olah raga membawa keberkahan dan kesehatan. Olah raga membangun pertemanan dan persahabatan.
Saya perhatikan Pak Benny saat berkeliling di GBK, hampir di setiap sudut putaran mengelilingi arena ini selalu bertegur sapa dan saling bertukar senyuman dengan teman teman beliau dari berbagai usia dan latar belakang.
Menurut Pak Benny, semua berawal dari tidak kenal, karena sering berolah raga bersama dan bertatap muka serta dilatarbelakangi semangat untuk sehat, akhirnya semua saling bertegur sapa meski terkadang hanya kenal wajah, tanpa kenal nama. Lambat laun, dengan semakin seringnya bertemu, saling bertukar nama menjadi dasar semakin eratnya pertemanan.
Olah raga tidak hanya fisik atau lahiriyah yang sehat, ternyata batiniah juga memberi efek energi positif yang luar biasa.
Olah raga menjadi ajang sosialisasi dan membangun silaturahmi
|
Persiapan lari ABI Run Community dan Djarum Runner Jakarta |
Wajah wajah penuh semangat dan kegembiraan menjadi vitamin dan pupuk bermanfaat bagi jiwa jiwa yang memerlukan olah raga dan hiburan. Jiwa jiwa yang perlu diisi dengan kegiatan positif dan semangat kompetisi tanpa persaingan.
Persiapan lari GBK |
Suasana lari Djarum Runner dan ABI Run Coomunity |
Kami bangga karena teman teman dari ABI Run Community ternyata mampu mengimbangi teman teman dari Djarum Runner Jakarta.
Berkat latihan tekun, konsisten dan disiplin, semuanya bisa dicapai. Kalau sifatnya masih di dunia, tidak ada yang mustahil dengan semangat dan tekad kuat.
Selesai acara berlari bersama, kami lanjutkan dengan berfoto bersama dengan latar belakang GBK yang berhiaskan lampu berwarna warni yang bisa berubah dengan waktu tertentu.
Semoga bisa berlari lagi bersama ABI Run Community dan anggota semakin banyak.
Sehat itu mudah dan murah.
Sehat itu pertemanan
Sehat itu Silaturahmi
Sehat itu kebersamaan
Sehat itu senyum
Sehat itu gembira
Sehat itu persahabatan
Sehat itu kuliner
Sehat itu tidak sendiri
Sehat itu keindahan
Sehat itu tertawa
Sehat itu Sehat
|
Selesai lari kami berfoto bersama |
ABI Run Community dan Djarum Runner Jakarta |
Djarum Runner Jakarta dan ABi Run Community |
Pelemasan Otot setelah berlari |
Sehat itu mudah dan murah.
Sehat itu pertemanan
Sehat itu Silaturahmi
Sehat itu kebersamaan
Sehat itu senyum
Sehat itu gembira
Sehat itu persahabatan
Sehat itu kuliner
Sehat itu tidak sendiri
Sehat itu keindahan
Sehat itu tertawa
Sehat itu Sehat
ABI Run Community bersama Ibu Ivana |
Semoga semua selalu sehat, Semangat ABI Run Community.
0 Response to "Pengalaman jogging dan berlari di GBK bersama ABI Run Community dan Djarum Runners Jakarta"
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.