Pengalaman Sensasi Memotret dari Jendela Pesawat

Seri Photography

Pengalaman 
Sensasi Memotret dari Jendela Pesawat

"Memotret dari  pesawat senantiasa menghadirkan sensasi dan imajinasi yang sangat  berbeda dan memberikan kepuasan tersendiri" - Eko Budi Utomo

Hamparan Pegunungan yang membentang di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang saya potret dengan Ponsel saat melintas dengan Pesawat Garuda Jakarta - Yogyakarta, Sabtu 14/10/2017 pukul 05.57. Foto diambil dari jendela pesawat yang akan menuju Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Saya memiliki hobby memotret apapun , ya apapun yang ada dan saya temui.  Dalam pikiran saya, fotografi adalah moment, dimana sulit untuk diulang kembali.  Maka abadikanlah setiap yang ada temui, terkadang sifatnya spontan dan tidak  bisa diulang, kalaupun bisa diulang, kondisi ataupun hasilnya tidak persis sama. 

Satu hal yang menarik dan kenapa saya selalumemilih duduk di Window atau di seat yang menghadap jendela, ya supaya bisa melihat pemandangan dan apa yang ada di luar sana dan kalau bisa memfotonya atau mengabadikannya. 
Bagi penggemar fotografi, perjalanan naik pesawat terbang bukan halangan untuk bisa mengabadikan keindahaan alam. Adakalanya imaji rupa bumi yang terlihat dari ketinggian pesawat terbang tampak lebih indah dibandingkan jika dilihat dari permukaan tanah.

Kota Moscow di saat pesawat Aeroflot kami akan mendarat di bandara Domodedovo, Minggu13 November 2016.  Kota Moscow hampir tidak terlihat lagi, semua tertutup warna putih salju.

Ya, meskipun sekarang sudah banyak drone yang berkeliaran di udara memotret aoa yang kita mau, pilihan memotret dari pesawat terbang atau Helikopter menjadi salah satu hobby saya yang tidak bosan bosannya saya lakukan.
Dalam pikiran saya, mengabadikan moment dari atas ketinggian itu mengasyikkan.  Saya sering membayangkan memotret sambil berparasut, dan itu belum terlaksana. Jadi penggantinya adalah memotret ruang angkasa, alam, laut, gurun, perumahan, hutan, perkebunan bahkan kalau mungkin aktifitas manusia dari ketinggian dengan naik pesawat atau helikopter.

Deretan Perumahan di Jakarta yang difoto saat akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta, lensa 70 - 300 mm memang memberikan hasil yang berbeda
Bagaimana kita bisa merekam keindahan hamparan daratan, lautan yang bagaikan permadani permukaan bumi tersebut? 

Ya, tentu saja kita harus terbang tinggi dengan naik pesawat terbang ataupun peralatan yang mampu membawa kita ke ketinggian. Seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, meskipun kini ada teknologi drone, memotret dari  pesawat senantiasa menghadirkan sensasi dan imajinasi yang sangat  berbeda dan memberikan kepuasan tersendiri. 

Baca juga artikel terkait :

Pesawat dapat terbang jauh lebih tinggi daripada drone. Saat memotret dari pesawat, kita sepenuhnya bisa mengatur alat perekam, yaitu kamera, sedangkan kalau menggunakan drone, selain ketinggian terbatas, juga ada batasan pilihan lensa dan pengaturan teknis lain meskipun saat ini teknologi sudah semakin canggih.

Kepiawaian tangan menekan shutter, mengatur stelan ISO, Aperture, dan Speed serta sensasi menunggu moment dari dalam pesawat, sampai melupakan tidur dan nonton film yang disajikan oleh Maskapai, harus terbayar dengan dokumentasi yang indah.  Maunya sih begitu....

Sungai yang mengelilingi Kota Palangka Raya 27 Agustus 2017 difoto dari Garuda Explorer dengan Rute Balikpapan - Palangka Raya - Pontianak.

Mengapa kita harus memilih duduk di Window bukan di Aisle

Semua orang punya preferensi masing-masing saat memilih kursi di kabin pesawat. Nah, menurutmu kira kira kebanyakan penumpang pesawat lebih suka duduk di kursi sebelah jendela (window seat) atau kursi di sebelah lorong (aisle seat).

Bagian ini sangat menarik, ternyata preferensi memilih kursi pesawat tersebut mencerminkan kepribadian seseorang.

"Penumpang yang suka duduk di sebelah jendela cenderung suka memegang kendali. Cenderung bersikap 'semua orang ada untuk mereka' saat menjalani kehidupan," kata Kepala Psikologis di Harley Street's Privare Therapy Clinic, Dr Becky Spelman seperti dikutip dari Lonely Planet.

Spelman juga menyatakan bahwa orang yang suka duduk di sebelah jendela cenderung cepat tersinggung, juga seakan memiliki dunianya sendiri.

Sungai Kapuas yang membelah Kota Pontianak, sungai terpanjang di Kalimantan difoto dari Pesawat Garuda Explorer saat melintas dari Palangka Raya - Pontianak. EBU 27 Agustus 2021. 

Psikologis kepribadian Jo Hemmings juga setuju dengan Spelman. Ia menyatakan orang yang suka duduk di sebelah jendela cenderung lebih egois, tidak mudah cemas, dan lebih percaya diri jika harus berhubungan dengan orang lain.

Sedangkan bagi penumpang yang suka duduk di sebelah lorong kabin, disebutkan Spelman cenderung pendiam, tidak mudah tersinggung, dan lebih memerhatikan kebutuhan orang lain.

Bisa jadi, Spelman menyebutkan orang yang suka duduk di sebelah lorong punya masalah dengan kandung kemih, jadi sering ke toilet dan fobia gelap. Nah,ini salah satu yang cocok dan sering diperbincangkan dengan sesama penumpang.  Ada yang bilang, " Mas boleh tukar tempat duduk, saya sering ke toilet, jadi pengin duduk di lorong atau Asile.".  Kalau yang ini saya samber, jika pas check in saya tidak mendapat di window seat.

Lain lagi kalau pas kebagian duduk di tengah, ini seat yang sangat saya hindari. 

Hemmings menambahkan penumpang yang suka duduk di sebelah lorong memang lebih ramah karena posisi mereka lebih mudah disapa orang lain. Sayangnya penumpang ini cenderung mudah cemas dan sulit tidur saat di pesawat.

Lantas posisi kursi mana yang paling banyak dipilih oleh para penumpang? 
Penelitian dari Expedia di tahun 2014 menyatakan bahwa 55 persen penumpang lebih memilih kursi di sebelah jendela. Bener khan pilihan saya.

Sisanya yakni 45 persen adalah penumpang yang memilih kursi di samping lorong. Semua orang punya preferensi masing-masing saat memilih kursi di kabin pesawat.

Terkait dengan pewmilihan tempat duduk, saya selalu berusaha melakukan city check in supaya bisa memilih tempat duduk Favorit, di bagian Wndow Seat di Tengah badan pesawat, di depan sayap atau di belakang sayap. Kenapa?

Memotret dari pesawat terbang hanya bisa kita lakukan kalau kita punya pandangan langsung ke luar pesawat. Tentu saja posisi duduk kita harus dekat dengan jendela pesawat.  Jadi berikut tip pemilihan seat untuk memotret

  1. Usahakan memilih WIndow Seat jangan pas di Sayap, karena kita tidak akan  bisa meilhat pemandangan di bawah dengan bebas
  2. Pilih di depan sayap atau di belakang sayap, selisih 3 - 4 kursi.  Jadi jangan memilih Emergency Set, karena posisi ini pas di sayap pesawat dan posisi emergency exit yang kaca nya sering tidak ada atau posisinyatidak pas di samping kita tetapi di belakang atau depan kita.
  3. Pilih tengah antara kepala dan sayap, atau tengah antara Sayap - emergency seat dan ekor pesawat
  4. Selain seat, pilihlah waktu terbang di pagi hari atau menjelang sore hari, sehingga jika anda berangkat pagi, akan mendapatkan sunrise dan waktu terang, atau jika berangkat waktu menjelang sore akan mendapatkan waktu terang dan Sunset.

Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk dapat memotret dari jendela pesawat.

Pertama, sudah kita bahas bahwa harus memilih tempat duduk di samping jendela dan posisi . Saat kita membeli tiket atau melapor sebelum terbang, usahakan kita bisa pilih tempat duduk di tepi jendela, datang lebih awal saat checkin atau on line melalui city check in yang biasanya 24 jam sebelum keberangkatan.  Kalau penerbangan luar negeri, jauh jauh hari kita bisa membeli tiket plus memiiih seat.  Kecuali seat untuk penerbangan promo yang terbatas dan tidak bisa memilih.  Untuk ini tinggal bernegosiasi dengan penumpang lain saat di pesawat.  

Kedua, Ada baiknya kita mencari informasi rute perjalanan pesawat yang akan kita naiki sehingga kita tidak salah pilih jendela yang memiliki pemandangan menarik untuk dipotret. Jika kita akan terbang ke arah Kalimantan, biasanya posisi kanan atau kiri tidak bermasalah, karena sama sama mendapatkan view yang bagus.  Sebaiknya anda memilih saat berangkat memilih pemandangan sebelah kiri dan saat pulang memilih pemandangan sebelah kanan. Jika kita terbang dari Jakarta ke arah timur Pulau Jawa, misalnya, pilihlah jendela pesawat di sebelah kanan karena jalur penerbangan komersial akan menyusuri atas pantai utara Pulau Jawa. Dengan rute tersebut, jendela kanan akan menyajikan hamparan gunung-gunung di Pulau Jawa, sedangkan dari jendela kiri lebih banyak terlihat pesisir dan Laut Jawa. Untuk rute sebaliknya, kita pilih jendela pesawat sebelah kiri karena jalur penerbangan tetap di atas pantura Jawa.

Ketiga, persiapkan kamera dalam tas kecil yang bisa kita bawa ke kabin dan kita taruh di bawah tempat duduk sehingga mudah kita ambil. Gunakan lensa jenis tele zoom yang memungkinkan kita memiliki pilihan banyak rentang pemotretan, misal lensa tele zoom 70-200 milimeter. Pemilihan tas yang mudah dibuka dan dipegang saat berada di kursi akan memudahkan handling kamera, apalagi jika membawa kamera DSLR dan bukan mirrorless. Cek bateray Kamera, biasakan membawa bateray cadangan.  Cek memory card, jangan sampai ketinggalan atau salah membawa memory yang sudah penuh.  Karena saya pernah mengalami lupa charge bateray dan lupa bawa bateray cadangan, sehingga gigit jari.  Kamera dibawa hanya untuk hiasan.  berikutnya bawa kamera dan bateray penuh, tapi lupa memasukkan memory kembali saat memindahlkan hasil foto ke laptop.  Inipun saya gigit jari dan kamera hanya sebagai hiasan.  Ingat, Bateray dan Memory.

Keempat, Setting kamera atau pengaturan kamera dengan fokus manual di infinity dengan bukaan diafragma f/8. Kecepatan rana minimal 1/250 detik untuk mereduksi efek guncangan pesawat. Sensitivitas cahaya (ISO) bisa pilih 200-400 atau tergantung kondisi cuaca dan cahaya di luar pesawat.  Perbedaan setting saaat pesawat take off dan landing.  Kalau pas pesawat di ketinggian 10.000 m biasanya lebih tenang, tetapi begitu akan terbang - Take off atau akan mendarat - Landing, ada sedikit guncangan pesawat, sehingga speed sebaiknya distel  di atas 1/500 detik. 

Kelima, saat memotret, hindari pantulan dari kaca jendela dengan menempelkan ujung lensa ke kaca. Jangan menggunakan filter polarisasi untuk mendapatkan warna alami. Adakalanya kalau beruntung, kita bisa mengabadikan keindahan matahari terbit atau terbenam dengan warna alami.  Pemilihan waktu  terbang juga sangat penting untuk mendapatkan moment yang tepat.

Keenam, salah satu tips yang penting adalah persiapkan kamera sejak pesawat akan terbang dari bandara dan saat akan mendarat di tujuan. Posisi pesawat yang baru terbang atau akan mendarat biasanya agak menukik dan berbelok sehingga pemandangan daratan di bawah akan terlihat luas. Selain itu, karena tidak di ketinggian maksimal, hamparan permukaan bumi masih cukup jelas terlihat. satu hal yang membedakan kamera dan HP,  Kalau kamera tidak akan diminta dimatika seperti HP, jadi tetap bisa on selama perjalanan. Tips untuk HP adalah sudah diset di Fight Mode atau Mode Terbang sehingga signalnya dimatikan.

Jadi disamping hobby traveling, hobby Photography bisa menjadi pendamping sebagai pelengkap atau bisa juga Hobby Photography menyertai hobby traveling, Podo Wae alias Sama saja.

Pesan saya, supaya penerbangan berkesan, jangan tidur, kalau Anda gemar memotret alias hobby Photography dan traveling atau bepergian dengan naik pesawat terbang, pokoknya jangan sia-siakan kesempatan memotret dari jendela pesawat. 

Percayalah, sensasi dan imaginasi akan terasa sangat berbeda dibandingkan anda tidur. 

Perihal cuaca, akan memberikan kesan dan hasil yang berbeda, jadi jangan khawatir, tetap memotret dan mengabadikan moment.

Selamat jeprat jepret dari atas pesawat terbang.

Kesibukan Bandara Hongkong dari balik jendela Pesawat  Chatay Pasific, Senin (23/12/2015). Foto diambil dari pesawat saat akan lepas landas dari bandara Hongkong. EBU.

Sungai Kapuas dan Kota Pontianak serta sekitarnya dipotret dengan Xiaomi Mi4i dari pesawat Garuda akan mendarat di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, EBU 25 Oktober 2016 pukul 11.51. 

Hamparan Areal Tanaman Sawit di Perkebunan Sawit daerah Kubu Raya, Pontianak dipotret dari pesawat Garuda yang terbang dari  Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, EBU 29 Oktober 2016 pukul 11.35. Areal tanaman Sawit yang dibuat per blok membentuk pola yang bagus dan rapi 


Pantai yang memanjang dan ombak yang membentang di sepanjang Pantai Kuta, Bali, 30/03/2016 pukul 11.01. Foto diambil dari pesawat Garuda akan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.


Hamparan salju yang memutih menutup permukaan bumi, daratan dan lautan saat melintas dengan Pesawat Aeroflot Saint Petersburg ke Moscow, 13 November 2016 pukul 09.28 Waktu Rusia.

Butiran butiran salju menutup jendela saat berada di Pulkovo Airport Saint Petersburg, Pesawat Aeroflot akan terbang menuju Moscow. EBU 13.11.2016  08.21 Waktu Rusia.

Tumpukan salju yang menutup landasan dibersihkan oleh petugas pembersih landasan di Bandara Domodedovo, Moscow Rusia. Minggu, 13/11/2016. Foto diambil dari pesawat Aeroflot yang baru mendarat di Domodedovo, Moscow.


Pemandangan dari udara menunjukkan gurun pasir yang luas tiada batas, saat melintas Dubai, Minggu 06/11/2016, Perjalanan dari Ho Chi Minh City, Vietnam ke Moscow, Rusia.  Hampir 2/3 perjalanan disuguhi pemandangan gurun yang sangat dan maha luas.
 
Foto foto berikut adalah foto di atas kota Moscow di saat pesawat Aeroflot kami akan mendarat di bandara Domodedovo, Minggu13 November 2016.  Kota Moscow hampir tidak terlihat lagi, semua tertutup warna putih salju.  







Pemandangan pesawat yang akan membawa kami ke Kuala Lumpur dari jendela pesawat di Ho Chi Minh City Airport. 14/11/2021. Perjalanan panjang 18 jam terbang dari penerbangan sebelumnya.
Hamparan Pegunungan yang membentang di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang saya potret dengan Ponsel saat melintas dengan Pesawat Garuda Jakarta - Yogyakarta, Sabtu 14/10/2017 pukul 05.57. Foto diambil dari jendela pesawat yang akan menuju Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.


Bangunan perumahan, Perkantoran, Museum Monjali dan Unversitas di Kota Yogyakarta tampakjelas dari foto yang diambil dari jendela Pesawat Garuda, Minggu, 14/10/2021 pukul 06.33. Foto diambil saat pesawat akan mendarat di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Suasana Bandara Adisutjipto saat pesawat baru mendarat 14/10/2017. Foto diambil dari pesawat Garuda yang sedang menuju area parkir Bandara. 

Kepulauan Seribu, yang indah dan menawan pada Rabu, 23/12/2015 pukul 13.15. Foto diambil dari pesawat Malaysian Air Lines atau MAS dengan rute Kuala Lumpur - Jakarta. 

Kawasan Pergudangan Soekarno Hatta Airport, Jakarta, yang padat tetapi rapi membentuk pola yang indah Rabu, 23/12/2015 pukul 14.01. Foto diambil dari pesawat Malaysian Air Lines atau MAS dengan rute Kuala Lumpur - Jakarta. 

Tampilan Kamera Pesawat, saat akan mendarat di bandara Soekarno hatta Airport, Jakarta, diambil dari pesawat KLM pada saat akan mendarat.

BSB alias Balikpapan Super Blok dan Kota Balikpapan yang difoto dari pesawat baling baling tute Balikpapan - Melak.

Mall di Balikpapan Baru dan Balcony dan Kota Balikpapan yang difoto dari pesawat baling baling tute Balikpapan - Melak.


Kota Bangkok, saat saya abadikan dari pesawat yang take off dari Svarnabhumi Airport Bangkok, Thailand. 

Pemandangna yang saya abadikan saya melintas dengan pesawat rute Jakarta - Malang.

Pemandangna yang saya abadikan saya melintas dengan pesawat rute Jakarta - Malang. Tampak Gunung Arjuno dan kawasan pemukiman di Malang



Tampilan sungai Mahakam saya abadikan saat  baik pesawat baling baling dengan rute Balikpapan - Palangka Raya


Sungai Mahakam yang melingkar membentuk U di daerah Melak, Kutai Barat, saya abadikan saat melintas bersama Express Air rute Balikpapan - Melak


Jalan Tol Baru di Tangerang yang belum dibuka, saya abadikan saat akan mendarat di Soekarno Hatta Airport

Sejak masa pandemi, banyak alat berat yang tidak terpakai dan terparkir di sekitar bandara. Mungkin juga merupakan alat berat yang diperjualbelikan  di sekitar Cengkareng Airport


Jakarta dilihat dari atas pesawat saat akan mendarat di Soekarno Hatta Airport 


Berpose bersama Garuda Indonesia Explorer yang membelah Nusantara

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Pengalaman Sensasi Memotret dari Jendela Pesawat"

  1. Aku tuh beda2 preferensinya mas kalo naik kendaraan umum. Pas naik pesawat aku seneng duduk Deket jendela hanya supaya bisa nyenderin kepala dan tidur. Krn seringnya aku berangkat malam. Tapi kalo naik KA ATO bus, aku selalu mau di aisle, ga akan mau di jendela. Ntah kenapa jijik aja kalo di jendela tapi pas kereta api ATO bus yaa. Kec kalo transportasi di Jepang dan singapur, aku ga masalah di samping jendela pas naik bus ATO KA Krn transportasi di sana super bersih. Negara lain, aku memilih utk ga :D.

    Tapi aku suka bgt dengan ketinggian. Rasanya ngeliat dunia dr atas itu jauuh lebih bagus drpd melihat dunia bawah air :p. Makanya aku suka bungy jumping, drpd diving :D. Sebelum terjun dr menara ATO jembatan, bisa ngeliat jauuh ke bawah, itu naikin adrenalin banget :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ini, Mbak Fanny lebih unik lagi ya. Memiliki preferensi yang berbeda beda sesuai kendaraan. Setuju untuk kendaraan umum yang mbak fanny sebutkan kadang di jendela memang area yang jarang dibersihkan.
      Khusus untuk negara yang Mbak Fanny sebutkan memang terjaga kebersihannya. Kalau memotret dari ketinggian itu rasanya lega dan taanpa batas, meskipun dibatas jendela he..he...
      Hobby yang ekstrem juga ya Mbak, buggy jumping, kalau aku cukup mandi mandi aja di air terjun sudah cukup seneng he..he...Lihat di blog nya Mbak fanny keren keren ya, review hotel, kuliner, tempatnya sangat lengkap dan menarik. Terima kasih sudah berkunjung Mbak. Selamat beraktifitas dan Semoga senantiasa sehat.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts