Memotret Milkyway Ciwidey dan Memotret Human Interest Menjala Ikan di Pengalengan

Pengalaman Memotret Milkyway



Milkyway di Ciwidey

Berkenalan dengan Komunitas Pemburu Milkyway

Sudah lama saya ingin memotret gugusan bintang atau orang biasa menyebutnya Milkyway.

The Milky Way atau dalam bahasa indonesia disebut Bima Sakti merupakan  galaksi yang mencakup Tata Surya kita, dengan nama yang menggambarkan penampakan galaksi dari Bumi: pita cahaya kabur yang terlihat di langit malam yang terbentuk dari bintang-bintang yang tidak dapat dibedakan satu per satu dengan mata telanjang.

Milkyway di Ciwidey
Istilah Milkyway atau Bima Sakti merupakan terjemahan dari bahasa Latin via lactea, dari bahasa Yunani,  Galaktikos kýklos, yang berarti "lingkaran seperti susu - "milky circle." 

Kalau dilihat dari Bumi, Bima Sakti muncul sebagai pita karena struktur berbentuk cakram dilihat dari dalam. Galileo Galilei pertama kali memecahkan pita cahaya menjadi bintang individu dengan teleskopnya pada tahun 1610. 

Foto Anak Sekolah, Human Interest di Pengalengan, cerita ada di sub ke 3

Sampai awal 1920-an, sebagian besar astronom berpikir bahwa Bima Sakti berisi semua bintang di Semesta. Setelah Debat Besar 1920 antara astronom Harlow Shapley dan Heber Curtis, pengamatan oleh Edwin Hubble menunjukkan bahwa Bima Sakti hanyalah salah satu dari banyak galaksi.

Jadi siapa sih nama nama yang disebutkan dalam pengembangan informasi mengenai Milkyway.

Galileo di Vincenzo Bonaiuti de' Galilei, biasa disebut sebagai Galileo Galilei, adalah seorang astronom, fisikawan, dan insinyur Italia, kadang-kadang digambarkan sebagai polymath, dari kota Pisa - the city of Pisa, yang saat itu merupakan bagian dari the Duchy of Florence. Galileo telah disebut sebagai "bapak" astronomi observasional, fisika modern, metode ilmiah, dan sains modern.

Harlow Shapley adalah seorang ilmuwan Amerika, kepala Harvard College Observatory dan aktivis politik selama New Deal and Fair Deal yang terakhir.

Heber Doust Curtis adalah seorang astronom Amerika. Dia berpartisipasi dalam 11 ekspedisi untuk mempelajari gerhana matahari, dan, sebagai pendukung dan ahli teori bahwa galaksi tambahan ada di luar Bima Sakti, terlibat dalam Debat Shapley–Curtis 1920 mengenai ukuran dan struktur galaksi alam semesta - the size and galactic structure of the universe.

Edwin Powell Hubble adalah seorang astronom Amerika. Dia memainkan peran penting dalam membangun bidang astronomi ekstragalaksi dan kosmologi observasional - extragalactic astronomy and observational cosmology.
 


Milkyway di Ciwidey

The Milkyway atau Galaksi Bima Sakti adalah galaksi spiral berpalang dengan diameter yang diperkirakan terlihat 100.000–200.000 tahun cahaya, tetapi tebalnya hanya sekitar 1000 tahun cahaya di lengan spiral (lebih di tonjolan). Simulasi terbaru menunjukkan bahwa area materi gelap, juga mengandung beberapa bintang yang terlihat, dapat meluas hingga diameter hampir 2 juta tahun cahaya.

Baca juga artikel :

Bima Sakti memiliki beberapa galaksi satelit dan merupakan bagian dari Grup Lokal galaksi, yang merupakan bagian dari Supercluster Virgo, yang merupakan komponen dari Supercluster Laniakea.

Bima Sakti memiliki beberapa galaksi satelit dan merupakan bagian dari Grup Lokal galaksi, yang merupakan bagian dari Supercluster Virgo, yang merupakan komponen dari Supercluster Laniakea.
Bima Sakti secara keseluruhan bergerak dengan kecepatan sekitar 600 km per detik sehubungan dengan kerangka acuan ekstragalaksi.

Bintang-bintang tertua di Bima Sakti hampir setua Alam Semesta itu sendiri dan dengan demikian mungkin terbentuk tak lama setelah Zaman Kegelapan Big Bang.

Pada 12 Mei 2022, para astronom mengumumkan untuk pertama kalinya gambar Sagitarius A*, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti.

Ok, kembali ke cerita berkenalan dengan Komunitas yang seringkali berburu foto landscape dan salah satunya adalah berburu Milkyway.  Ternyata komunitas ini sudah melanglang buana berkeliling Indonesia, dikenal dengan Trip Akhir Pekan, karena memang kegiatan motretnya setiap akhir pekan.

Saya bersyukur  bisa masuk komunitas ini dan ikut serta dalam pemotretan seperti cerita di bawah ini.

Rencana Memotret Milkyway  

Setelah berkenalan dan bergabung dengan komunitas Trip Akhir Pekan, saya pun mendapatkan jadwal dan schedul perjalanan.

Saya mempersiapkan peralatan yang wajib dibutuhkan untuk memotret bersama komunitas ini yaitu :
  1. Kamera - Nikon D750
  2. Lensa saya membawa lensa wide Nikon 14-24 mm, 24 - 120 mm dan 70-300 mm
  3. Tripod
  4. Memory dan cadangannya
  5. Bateray dan Cadangannya 

Ok, siap berangkat

Sesuai informasi kami rencana berangkat jam 22.00 dengan titik kumpul dari 3 lokasi.  Saya memilih titik kumpul - tikum di Cawang, tepatnya di RS UKI.

Titik kumpul tepatnya di CFC.

Menikmati makan malam
Sekitar jam 21.00 saya sudah merapat ke CFC dan menikmati burger dan Kentang goreng.

Kendaraan yang mengantar kami memotret Milkyway

Rute perjalanan, dari Cawang akan menuju ke Rest Area km 57 untuk menjemput anggota yang memilih tikum di sana.

Sampai di Rest Area km 57, sambil menunggu anggota ada yang menunaikan sholat Isya.
Masjid di Rest Area km 57

Sekitar jam 23.00, rombongan bergerak menuju Ciwidey untuk merapat ke lokasi.

Selama perjalanan saya berusaha untuk tidur, mengumpulkan energi supaya pada saat pemotretan, badan tetap fit dan segar.

Pukul 01.00, kami tiba di Ciwidey dan sambil beristrahat menunggu rombongan yang masih ada di belakang.

Suasana sangat dingin, dengan suhu sekitar 3 - 5 derajat celcius. Jangan lupa menikmati jagung bakar atau Mie Instant rbus yang nikmat.

Setelah istirahat, minum kopi dan menyempatkan ke Toilet, kami pun berangkat menuju titik lokasi.


Dari lokasi, perjalanan sekitar 11 menit dan mobil merapat di tikungan.

Titik Pengambilan foto Milkyway di Perkebunan Teh Ciwidey

Memotret Milkyway 

Spot Milkyway ini ternyata memang sudah sering dipotret dan menjadi favorit para pencari Milkyway.

Sesuai arahan, kami mempersiapkan peralatan mulai dari Kamera, Tripod, Senter untuk melintas kegelapan.

Dalam suasana gelap, kami berjalan beriringan dengan senter kecil dan ada yang menggunakan sentger hp.

Kami menuju ke bagian tengah perkebunan teh Ciwidey, sekitar 100 meter dari tepi jalan.

Awalnya memang hanya terlihat gelap gulita, secara perlahan mata mulai menyesuaikan dan beradaptasi dengan kegelapan.

Sinar bintang yang berkelip dan lampu lampu kendaraan yang melintas membantu proses adaptasi ini.

Setelah mata beradaptasi, Mas Afif dan Mas Teguh menunjukkan dimana lokasi Milkyway di langit Ciwidey.

Subhanallah, terpampang di hadapan kami si Galaksi Bima Sakti atau Galaksi Milkyway yang sangat indah.

Allah Maha Besar dan Allah Maha Pencipta, betapa kecilnya diri kami di alam raya ini.

Sekitar 9 menit kami bersama sama mempersiapkan peralatan kamera, memilih lensa dan memasang tripod di tempat yang tepat, tidak bergoyang, di posisi datar dan leluasa untuk memotret.

Setting kamera di F 2.8, 14 mm, focus infinity, ISO 1600 atau > 1250.  Berikutnya saya mencoba di f 11, F 16 dan F22 dengan speed > 20 detik atau 20s.  Saya mencoba di 20 s, 25 s dan 30 s.

Proses awal adalah menentukan dan setting focus kamera.  Ada yang memusatkan senter ke pohon yang yang menjadi pusat memotret milkyway. Jadi satu satunya Pohon di tengah kebun teh ini akan menjadi Point Of Interest. 

Menentukan focus lensa dengan Senter yang mengarah ke pohon

Pohon menjadi terang karena lampu senter, dan teman teman pun segera menset focus lensa ke arah pohon ini. 

Setelah semua focus, semua sumber cahaya harus dimatikan meskipun itu hanya HP.

Jadi memotret Milkyway dengan lowlight exposure harus dalam kondisi gelap gulita.

Sekitar 10 -12 menit kami memotret dengan posisi pertama.

Berikut hasil foto asli Milkyway tanpa edit  dengan beberapa kondisi.

Milkyway di Ciwidey
File info :
Kamera           Nikon D750
Lensa            : Nikkor 14 - 24 mm F2.8
Focal lenght   : 14 mm
Shutter speed : 25 s
ISO               : 1600


Berikutnya, ada yang minta untuk focus lagi. Senterpun menyala lagi dan mengarah ke pohon Point Of Interest.
 

Milkyway di Ciwidey
Dari lokasi di tengah kebun teh, kami bergerak ke tepi jalan untuk memfoto light rail.

Jadi foto light rail ini akan menampilkan seolah olah ada gerakan bintang bintang di langit yang sebenarnya adalah bumi yang berputar pada porosnya.

Sekali lagi, untuk memotret light rail ini posisi kamera di tripod harus kokoh dan tahan untuk tidak bergerak dan kamera disetting hingga 30 menit jadi cek dulu bateray dan memory yang berada di kamera.

Memotret Penjaring Ikan - Penjala Ikan

Setelah puas memotret Milkyway, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pengalengan untuk memotret Sunrise di Situ Cileunca dan Penjaring Ikan. 

Perjalanan dari Ciwidey menuju Pengalengan melewati jalan yang berkelok kelok, dan kami juga berusaha mengejar sunrise di Situ Cileunca.  Sempat pusing dan mual juga saya saat melintas di jalan berkelok kelok ini.

Situ Cileunca


Sayangnya saat sampai di Situ Cileunca, kondisi hujan dan kami belum berkesempatan untuk memotret keindahan Situ Cileunca di pengalengan ini.
Situ Cileunca saat mejelang subuh
 
Situ Cileunca merupakan danau di Bandung yang akhirnya difungsikan sebagai objek wisata di Bandung Selatan, Pangalengan Bandung, Jawa Barat​.
 
Dibalik keindahannya, anda bisa mengenal Situ Cileunca dengan mendengar atau menyimak kisah terbentuknya. Menurut sejarah, danau ini adalah kawasan pribadi dari seorang warga Belada yang bernama Kuhlan. Ia menetap di Pangalengan. Dalam pembangunannya, Situ Cileunca dilakukan dalam kurun waktu yang lama sekitar 7 tahun dari mulai tahun 1919 sampai 1926 dengan membendung aliran sungai Kali Cileunca dan terbuatlah sebuah situ yang sekarang bernama Dam Pulo.

Ada keunikan dalam pembangunannya, Situ ini dibangun bukan menggunakan cangkul melainkan menggunakan halu dan dipimpin oleh dua orang pintar yakni juragan Arya dan Mahesti. Di zaman Kolonial Belanda, tempat ini digunakan untuk sumber listrik di Kota Bandung. Selain itu, debit airnya juga digunakan sebagai cadangan air bersih untuk warga setempat dengan kapasitas air waktu itu adalah 9.89 juta M3.

Situ Cileunca Pengalengan Bandung

Di Situ Cileunca kami menunaikan sholat subuh di Masjid yang lokasinya di depan gerbang masuk Situ Cileunca.  Sambil menunggu hujan reda, kami saling ngobrol dan berkenalan dengan sesama photographer.  
Para Fotografer - Photographer di Pengalengan 

Saya yang pemula senang sekali bisa bertukar pengalaman dengan para Master Photography yang sudah berkeliling seluruh dunia. Keren ya...

Saat jam 06.20 kami berangkat menuju spot penjala ikan yang lokasinya ada di Desa Margahayu, Pengalengan. 

Gerbang Desa Margaluyu

Jaraknya dari Situ Cileunca sekitar 10 km dan masuk ke area pinggir danau.
Kami Gerbang Desa Margaluyu

Setelah membereskan peralatan dan mempersiapkan kamera, kami berjalan menuju danau yang ada di sebelah kanan jalan.

Penjala Ikan di Desa Margaluyu, Pengalengan

Tampak seorang nelayan yang mendayung perahunya menuju ke tengah danau.

Sayangnya saat pengambilan foto, suasana masih mendung sehingga kami tidak mendapatkan potret maksimal dengan sinar matahari pagi alias sunrise yang menyinari jalan yang berwarna warni.

Pose pertama adalah saat Sang Nelayan mendayung perahunya menuju ke tengah danau. 
Penjala Ikan di Desa Margaluyu, Pengalengan

Pose kedua saat Sang Nelayan mempersiapkan jala yang berwarna warni.
Penjala Ikan di Desa Margaluyu, Pengalengan
Pose ketiga saat Sang Nelayan menebarkan jala yang berwarna warni.


Penjala Ikan di Desa Margaluyu, Pengalengan
Pose keempat saat Sang Nelayan mengantarkan anak anaknya bersekolah dengan perahu.
Anak Penjala Ikan di Desa Margaluyu, Pengalengan


Berikut beberapa tampilan dari para fotografer yang mengabadikan pemotretan pagi bersama Pak Penjala ikan di Pengalengan.

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Para Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan


Para Fotografer sedang beristirahat di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Memotret Anak Anak Pengalengan

Selain foto Milkyway, Penebar jala dan berikutnya adalah anak anak yang sedang bersekolah.

Sang Fotografer  di Desa Margaluyu, Pengalengan
Ceritanya Sang Nelayan memiliki putra putra yang akan berangkat ke sekolah.  jadilah akhirnya mereka menjadi model foto konsepan HI alias Human Interest.
Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan
Ternyata anak anak ini sudah pintar bergaya dan terlihat tidak malu beraction di depan kamera.
Bergembira, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Berikut beberapa foto yang menurut saya sangat menarik mengenai konsepan anak anak di pengalengan.

Bermain air, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Brotherhood, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Perhatian dan kebanggaan, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Cinta tanah air, Indonesia, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Berkibarlah benderaku, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Kuserahkan bangsa padamu Nak, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Aku Cinta Tanah Air, Indonesia, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Perjalanan, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Belajat meraih cita cita, Human Interest Photography  di Desa Margaluyu, Pengalengan

Setelah semua puas berfoto, para fotografer sepakat untuk mengakhiri sesi photo dan bergegas bersiap pulang dengan merapikan peralatan fotografi.
Menu makanan yang enak dan cocok, Pengalengan
Dalam perjalanan kami mampir untuk makan di Saung Sindang Kai, Pengalengan dan lumayan untuk menghapus lapar.


Saung Sindang Kai, saat berfoto dengabn komunitas di Pengalengan


Saung Sindang Kai, saat berfoto dengabn komunitas di Pengalengan






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memotret Milkyway Ciwidey dan Memotret Human Interest Menjala Ikan di Pengalengan"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts