Pengalaman Berkunjung Taman Air Gua Sunyaragi , Cirebon, Melihat ke Keindahan dan Kemegahan Alam dari Batu.

Seri Travelling

Gua Sunyaragi Cirebon




Informasi Taman Air Gua Sunyaragi

Taman Air Gua Sunyaragi merupakan peninggalan bersejarah yang patut mendapat julukan Amazing Sunyaragi Cave Park yang layak menjadi Warisan Budaya Dunia serta menjadi Wewengkon Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan Taman Air Gua Sunyaragi
Jadi kalau diperhatikan, Taman Air Gua Sunyaragi ini ada 2 sisi bangunan yang berlainan bentuk.  Bentuk depan Gua Jumud yang dibangun dari susunan batu karang keras dan tajam dan sisi sebaliknya dibangun menggunakan batu bata dengan ketebalandan ukuran yang lebih pendek dari batu bata standar.
Inilah salah satu tujuan wisata yang saya setting bersama keluarga saat ke Cirebon.
Berfoto di Papan nama yang  Instagramable Taman Air Gua Sunyaragi
Sebelumnya, saya mencari informasi dulu di beberapa paket wisata di Cirebon kira kira apa saja yang pantas dikunjungi di Kota Pesisir yang penuh dengan peristiwa sejarah dan peninggalan cara budaya yang luar biasa.

Sekilas Info tentang Taman Air Gua Sunyaragi, atau Gua Sunyaragi atau Taman Sari Guwa Sunyaragi adalah sebuah gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon di mana terdapat bangunan mirip candi yang disebut sebagai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Lokasi Taman Air Gua Sunyaragi  

Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektare. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass Brigjen Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. 

Lokasi Gua Sunyaragi yang berada di dekat pusat Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi di mana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. 

Seperti tampak di peta google yang diambil pada Agustus 2020 dari ketinggian 1030 m, posisi Taman Air Gua Sunyaragi berada pada 9 meter dari atas permukaan air laut dan kondisinya sudah dikeliling oleh perumahan padat dan dibelakangnya memang terdapat PT PLN Persero UPT Cirebon, gardu Induk Sunyaragi. Jejak Danau Jati sudah tidak berbekas, yang harusnya menjadi kawawan konservasi, tata ruang yang patut dipertanyakan. Berikutnya persawahan juga sudah lenyap berganti dengan pemukiman. 

Di Taman Air Gua Sunyaragi sebenarnya banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias tapi saat saya berkunjung kondisinya kering, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda serta lorong waktu yang misterius yang menarik untuk ditelusuri kenapa ada bagunan bangunan ini. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan dan pada tahun 1997 pengelolaan gua Sunyaragi diserahkan oleh pemerintah kepada pihak keraton Kasepuhan.

Posisi Lokasi Gua Sunyaragi dari Laut jawa..
Taman Gua Sunyaragi tampak dari foto udara, sekarang sudah dikelilingi oleh perumahan dan terlihat padat.  Sumber air dan Danau Jati mungkin sudah bergeser menjadi peruntukan lain.

Gua Sunyaragi, saluran air yang menjadi drainase Taman Air Gua Sunyaragi 

Dulunya, Taman Air Gua Sunyaragi ini mungkin menjadi salah satu aliran sungai atau danau sebelum mengarah ke Laut Jawa dilihat dari foto udara, gua Sunyaragi yidak terlalu jauh dari pantai laut Jawa, seperti cerita tangga yang ada di Keraton Kanoman yang dulunya untuk melihat laut dan aktikifitas para nelayan, sekarang sudah tertutup rumah dan hilang jejak sama sekali.

Perkembangan pembangunan tanpa memperhatikan cagar budaya hanya akan menyisakan kenangan yang kalau tidak diidentifikasi akan lenyap begitu saja.  Sejarah memang memerlukan pencatatan dan perawi sejarah yang akurat dan teliti.   

Rute Perjalanan 

Dari Kota Bekasi sebenarnya kami sudah menginap terlebih dahulu di Kota Cirebon dan menikmati kuliner Kota Cirebon.

Memang sengaja kami berangkat 1 hari sebelumnya supaya bisa berkeliling kota, berkunjung ke peninggalan sejarah seperti Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Masjid Agung dan beberapa tempat lainnya.

Hal yang paling saya sukai adalah kuliner di Kota Cirebon seperti Nasi Jamblang,  Empal Gentong dan Nasi Lengko dan kuliner lain yang sangat lengkap dan tidak semuanya saya bisa kunjungi. Bisa melar badan kalau dalam satu hari berkuliner di Cirebon, saya rasa butuh waktu 1 minggu untuk menuntaskan wisata dan kuliner di Cirebon supaya puas.

Kali ini kebetulan saya mampir ke Nasi Jamblang Bu Nur, Empal Gentong Krucuk dan Nasi Lengko dekat stasiun.

Menikmati kuliner Nasi Jamblang khas Cirebon, saya menikmati Nasi Jamblang Bu Nur.

Menikmati menu kuliner Nasi Jamblang khas Cirebon, ini piring pertama saya yang beralas daun jati

Kuliner khas Cirebon, Empal Gentong, kali ini menikmati Empal Gentong Krucuk
 
Nikmatnya Empal Gentong Krucuk, Cirebon

Empal Gentong Mang Darma, salah satu empal gentong favorit saya

Kuliner Nasi Lengko khas Cirebon yang nikmat

Kota Cirebon yang merupakan Kota Kuliner dan Kota Budaya, jika anda  berkunjung ke Kota Cirebon tanpa agenda wisata dan kuliner, Anda rugi besar.

Tiket Taman Air Gua Sunyaragi

Setelah memarkir kendaraan di halaman Parkir yang sangat luas dengan tarif Rp. 3 k , kami pun menuju pintu gerbang, setelah membayar tiket senilai Rp. 10 k per orang, dengan informasi dan notifikasi di tiket menyebutkan terima kasih telah ikut melestarikan Cagar Budaya Cirebon.


Tiket masuk gua Sunyaragi Cirebon
Wahana wahana permainan yang ada di Gua Sunyaragi bisa dinikmati dengan tiket Rp. 15.000m, -seperti bersepeda di tali, duduk di ketinggian, para layang dll.


Setelah membeli tiket, Anda menuju pintu masuk yang ada di sisi kanan loket tiket.  Kita akan disambut oleh petugas yang menggunakan pakaian adat tradisional Cirebon. keren pokoknya dan kita juga disambut  dengan ramah.  Saya sempat menanyakan, apakah saya bisa didampingi oleh tour guide, karena saya tidak ingin melewatkan informasi tentang Gua Sunyaragi. 

Pendampingan mengenal Gua Sunyaragi dengan Mbak Tour Guide, Mohon maaf saya lupa namanya.

Sejarah Taman Air Gua Sunyaragi

Sejarah berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita lisan tentang sejarah berdirinya Gua Sunyaragi yang disampaikan secara turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari tulisan tangan Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720. 


Sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari adalah yang digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi. Menurut versi ini, Gua Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Kompleks Sunyaragi lalu beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan.

Bangsal Jinem Taman Gua Sunyaragi
Menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga berubah fungsi menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana Gunung Jati. Hal itu dihubungkan dengan perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil, dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candrasengkala Benteng Tinataan Bata yang menunjuk angka tahun 1529 M.

Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif ragam rias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.
Gua Jumud tampak belakang di Taman Air Gua Sunyaragi

Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretsime budaya yang kuat yang berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Indonesia Klasik atau Hindu.

Gaya Cina terlihat pada  bunga seperti bentuk bunga persik, bunga matahari dan bunga teratai. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga tidak diketahui coraknya yang pasti. 

Tampak Depan Taman Gua Sunyaragi

Penempatan  pada bangunan Mande Beling serta motif mega mendung seperti pada kompleks bangunan gua Arga Jumut memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur Cina. Selain itu ada pula kuburan Cina, kuburan tersebut bukanlah kuburan dari seseorang keturunan Cina melainkan merupakan sejenis monumen yang berfungsi sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal Putri Cina yang bernama Ong Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan istri dari Sunan Gunung Jati.

Berkeliling Taman Air Gua Sunyaragi 

Saat berkeliling Taman Air Gua Sunyaragi, secara khusus, saya meminta untuk didampingi oleh guide supaya kunjungan ini memperoleh informasi dan urutan yang benar dan jelas.

Pendahuluan yang disampaikan oleh Guide mulai dari asal mula kata Sunyaragi dan Sejarah pembangunannya membuat saya semakin ingin segera berkeliling mengetahui sejarah dari setiap bagian bangunan yang ada di Gua Sunyaragi.

Taman Gua Sunyaragi, Taman fenomental dalam Sejarah Kota Cirebon. Sampai kami khusus meminta Guide untuk membantu menjelaskan secara detail dan runut apa saja yang ada di Situs Taman Gua Sunyaragi ini.

Altar dan panggung budaya untuk area pertunjukan di Taman Air Gua Sunyaragi
Kami berkeliling mulai dari depan, melintas area pertunjukan, kemudian berfoto di Papan Taman Air Gua Sunyaragi, dilanjutkan melintas pesanggrahan.

Dari Pesanggrahan kami melintas bangunan dengan gundukan dan dikelilingi oleh parit drainase yang dulunya memang untuk aliran air dari segaran jati, yang dikelilingi oleh pohon jati.

Bangunan Bangunan di Taman Air Gua Sunyaragi

Tamansari Sunyaragi atau yang dikenal dengan Gua Sunyaragi akan membawa siapapun yang melihatnya merasa berada di dunia dongeng. Menariknya, bangunan gua ini terlihat seperti tumpukan karang yang menumpuk dan membentuk bangunan-bangunan mirip candi.

Gua Sunyaragi, bagian bangunan dengan batu bata layaknya rumah di sisi bagian dalam Gua Sunyaragi 

Menurut Mbak Tour Guide, bangunan Gua SUnyaragi saat ini menjadi tujuan wisata di Kota Cirebon dan  hingga kini masih dikunjungi wisatawan domestik dan manca negara. orang, karena letaknya persis di tepi jalan utama. Saya senang dengan tempat parkir lumayan luas, teduh, taman bagian depan mendapat sentuhan baru untuk istirahat para wisatawan. Tersedia Cafe dan rumah makan yang menyediakan makanan dan minuman.
Gua Sunyargi dilihat dari sisi belakang mengarah ke Balekambang
Terdapat juga panggung budaya yang digunakan untuk pementasan kesenian Cirebon. Namun keadaan panggung budaya tersebut saya perhatikan kurang terurus, penuh dengan tanaman liar dan kolam di kompleks Taman Sari pun kurang terurus dan airnya mengering. Mungkin karena tidak ada pertunjukan lagi serta saya datang disaat musim kemarau.
Gua Sunyaragi, bagian bangunan dengan batu karang layaknya kraton  di sisi bagian luar Gua Sunyaragi 
Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif ragam rias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.

1. Bangsal jinem sebagai tempat sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit berlatih.
2. Gua pengawal sebagai tempat berkumpul par apengawal sultan.
3. Kompleks Mande Kemasan (sebagian hancur).
4. Gua Pande kemasang sebagai tempat membuat senjata tajam.
5. Gua simanyang sebagai tempat pos penjagaan.
6. Gua langse sebagai tempat bersantai.
7. Gua peteng sebagai tempat nyepi untuk kekebalan tubuh.
8. Gua arga jumud sebagai tempat orang penting keraton.
9. Gua padang ati sebagai tempat bersemedi.
10. Gua kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar langgeng jabatan.
11. Gua lawa sebagai tempat khusus kelelawar.
12. Gua pawon sebagai dapur penyimpanan makanan
13. Monumen Cina
14. Pohon Kelengkeng tua
15. Patung Garuda dililit Ular
16. Patung Gajah
17. Patung Perawan Sunti
18. Bale Kambang
19. Balai Keputren
20. Batu Tunggul
21. Lorong Waktu
22. Bangsal Panembahan
23. Gedung Pesanggrahan

Ternyata banyak ya, beberapa point kalau tidak ada guide, mungkin tidak akan mendapat cerita lengkap mengenai sejarah Gua Sunyaragi.

Berikut dokumentasi dari setiap bangunan yang kami kunjungi. 

Bangsal Jinem Taman Gua Sunyaragi

Bangsal Jinem
Bangsal Jinem adalah sebagai tempat sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit berlatih.

Pada saat Sultan akan membicarakan sesuatu keputusan atau pengumuman kepada rakyat, beliau mengumpulkan para prajurit dan pungawa untuk menyampaikan pesannya di Bangsal Jinem.

Bangsal Jinem juga menjadi tempat dalam membicarakan strategi perang antara raja dan para pengawal.

Jinem itu artinya puji dan gunem, Sanjungan dan Bicara sang raja.

Ciri khas bangunan pada Bansal Jinem serta kelengkapannya menunjukkan gaya arsitektur Islam. Sebagai peninggalan keraton yang dipimpin oleh Sultan yang beragama Islam, gua Sunyaragi dilengkapi pula oleh pola-pola arsitektur bergaya Islam atau Timur Tengah. Misalnya, relung-relung pada dinding beberapa bangunan, tanda-tanda kiblat pada tiap-tiap pasalatan atau musholla, adanya beberapa pawudlon atau tempat wudhu serta bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Hal tersebut menjelaskan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi juga mendapat pengaruh dari Timur Tengah atau Islam.

Gua Pengawal Taman Gua Sunyaragi

Gua pengawal 
Gua pengawal sebagai tempat berkumpul para pengawal sultan. Goa pengawal merupakan bangunan yang paling awal didirikan dan menjadi tempat berkumpulnya para pengawal keraton saat berkunjung ke Gua Sunyaragi.

Gua Pengawal Taman Gua Sunyaragi


Posisi Gua Pengawal ada di depan Taman Gua Sunyaragi.

Gua Pande Kemasang, tempat membuat senjata untuk pengawal

Gua Pande Kemasang 

Gua Pande kemasang sebagai tempat membuat senjata tajam dan peralatan pertanian.  Para pande besi mengerjakan pekerjaan mereka di area gua kemasang. 
Gua Pande Kemasang, tempat membuat senjata untuk pengawal

Gua Simanyang 
Gua simanyang sebagai tempat pos penjagaan

Gua Sunyaragi, Gua padang ati sebagai tempat bersemedi.
Gua Padang ati 
Gua padang ati sebagai tempat bersemedi. diartikan dari kata padang yang berarti terang dan ati yang berarti hati.  jadi merupakan tempat untuk menyucikan diri. Tempat sultan untuk membesihkan hati.


Gua Langse 
Gua langse sebagai tempat bersantai.

Gua Sunyaragi, Gua Peteng tempat untuk menyepi dan melatih ilmu kanuragan.

Gua Peteng 
Gua peteng sebagai tempat nyepi untuk kekebalan tubuh. Gua Peteng lokasinya dekat dengan Patung Gajah dan di depannya ada patung Perwan Sunti.  Saat memasuki pintu yang lebarnya kurang dari 1 meter dan tingginya sekitar 180 cm, memang tidak cocok untuk orang yang bertubuh besar.

Gua Sunyaragi, Gua Peteng tempat untuk menyepi dan melatih ilmu kanuragan.
Suasana di dalam ruangan cukup gelap dan untuk saya yang termasuk gemuk, ada celah yang pas sekali dengan ukuran badan saya.  Ada naik tangga di  tikungan ke 2 dan sebaiknya anda menyalakan senter atau lampu hp.

Anda mesti hati hati, karena atap gua rendah dan belokan cukup tajan dan menanjak.   

Gua Sunyaragi, Gua Arga Jumud, untuk perjamuan tamu penting 
Gua Arga Jumud 
Gua arga jumud sebagai tempat orang penting keraton dan sekaligus untuk menjamu tamu tamu keraton dan kesultanan. Berbentuk seperti kepala barong yang besar dan megah.

Gua Sunyaragi, Gua Arga Jumud, untuk perjamuan tamu penting 
Tampak dari depan adalah seperti kepala barong, tapi di belakang ada meja perundingan dan rapat untuk menyusun siasat dan strategi serta membicarakan kelangsungan kerajaan.  

Gua Sunyaragi, Gua Arga Jumud, untuk perjamuan tamu penting 
Di belakangnya juga langsung ada pintu menuju negara negara lain. Perhatikan foto di atas, Gua Jumud memang berbentuk seperti kepala Barong, ada 2 lubang kotak di atas seperti mata, lubang persegi di tengah seperti hidung dan tampak di bawah seperti mulut membuka dengan lidah yang menjulur keluar.  Itu imajinasi saya lho.
 
Gua Sunyaragi, Gua kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar langgeng jabatan.

Gua kelanggengan 
Gua kelanggengan sebagai tempat bersemedi agar langgeng jabatan.


Gua lawa 
Gua lawa sebagai tempat khusus kelelawar.

Gua Sunyaragi, Gua pawon sebagai dapur penyimpanan makanan


Gua pawon 
Gua pawon sebagai dapur penyimpanan makanan dan mempersiapkan makanan. Di belakang gua Pawon ada  batu Tunggul Lingga dan Yoni


Berfoto di Batu Tunggul yang lokasinya di belakang Goa Pawon dan ada semacam tempat untuk bersantai dengan di halamannya ada Batu tunggul.

Gua Sunyaragi, Bangsal Panembahan tempat untuk menimba ilmu bagi putra putri raja
Bangsal Panembahan
Tempat untuk menimba ilmu bagi putra putra raja

Gua Sunyaragi, Kamar Kaputren merupakan tempat menimba ilmu bagi para putri kerajaan.
Kamar Kaputren
Kamar Kaputren merupakan tempat menimba ilmu bagi para putri kerajaan dan permaisuri beserta putri putri kerajaan. 
Gua Sunyaragi didirikan pada zaman penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut memengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan Kaputren, bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.

Gua Sunyaragi, Monumen Cina merupakan penghargaan kepada orang china yang telah membantu proses pembangunan Taman Air Gua Sunyaragi.

Monumen Cina
Monumen Cina merupakan penghargaan kepada orang china yang telah membantu proses pembangunan Taman Air Gua Sunyaragi.  Informasi lain mengatakan, Monumen yang mirip kuburan China itu, dan bukan kuburan lho ya, tapi monumen  yang berfungsi sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal Putri Cina yang bernama Ong Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan istri dari Sunan Gunung Jati.

Gua Sunyaragi, Pohon Kelengkeng Tua yang berusia 300 tahun.

Pohon Kelengkeng tua
Pohon Kelengkeng tua yang berusia sekitar 300 tahun dan pohon kelengkeng ini tidak berbuah. Menakjubkan. 300 tahun teman teman. 

Gua Sunyaragi, Dijuluki Pohon Kelengkeng Lanang, karena belum berbuah walaupun sudah 300 tahun umurnya  
Terlihat akar pohon yang sudha sangat tua dan tidak lagi berbentuk dengan rongga yang cukup besar.  Bersyukur saya masih bisa menyaksikan Pohon kelengkeng yang usianya lebih dari 300 tahun. 3 abad teman teman. Kalau manusia rata rata umurnya 60 tahun, berarti sudah 5 generasi.

Gua Sunyaragi, Pohon kelengkeng 5 generasi yang belum pernah berbuah

Pohon Kelengkeng 5 generasi, sudah banyak peristiwa yang dia saksikan.

Seandainya saya bisa seperti Nabi Sulaiman, akan saya tanya Sang Pohon Kelengkeng peristiwa apa saja yang dia saksikan, untuk meluruskan dan membenarkan cerita cerita serta mitos yang berkembang tentang Gua Sunyaragi.

Itu pun seandainya, kalau nggak bisa komunikasi pun juga nggak apa apa. Jadinya menerima informasi dari Mbak tour Guide.  Rejeki memang harus dibagi.
 
Gua Sunyaragi, Patung Garuda dililit Ular di Gua Sunyaragi

Patung Garuda dililit Ular
Patung Garuda dililit Ular, tampak patung manusia dengan kepala Burung Garuda yang sedang dililit ular dan melingkar hingga leher.  Kepala ular dipegang oleh tangan kiri Sang Burung garuda. Susunan batu yang tertempel dengan kuat dan merupakan karya seni budaya yang sangat indah.  Ornamen ornamen di sampingnya sebenarnya cukup beragam, dan dilengkapi dengan lubang lubang gua berukuran kecil. Saya berusaha membaca ornamen ornamen tersebut tetapi tidak bisa.
Gua Sunyaragi, Patung Garuda dililit Ular di Gua Sunyaragi

Awalnya saya hanya melihat seperti tangan saja, ternyata patung garuda ini bersayap dan sedang mengepakkan sayapnya.

Menurut Mbak Tour guide,  Patung Garuda dililit Ular melambangkan hubungan antara para sultan dengan rakyat pada jaman dahulu. Burung Garuda hidupnya di atas langit yang melambangkan kekuasaan  sedangkan ular di bawah tanah yang melambangkan rakyat.

Filosofinya, Garuda sebagai  penguasa, seorang raja yang berkuasa tidak boleh melupakan tanggung jawabnya terhadap rakyat. Karena hidup rakyat sangat bergantung pada sultannya.

Gua Sunyaragi, Patung Gajah di area Taman Air Gua Sunyaragi 

Patung Gajah
Patung Gajah ini merupakan simbol bahwa keluarga kerjaan dahulu berpergian dengan menggunakan gajah.
Gua Sunyaragi, Patung Gajah di area Taman Air Gua Sunyaragi 
Yang saya takjub, bagaimana menyusun batu batu itu hingga membentuk Gajah dan berada di tengah kawasan Gua Sunyaragi.

Gua Sunyaragi, Patung Gajah di Taman Air Gua Sunyaragi

Kalau ada patung gajah, dugaan saya adalah Taman Air Gua Sunyaragi adalah tempat bermain untuk anak anak raja dan keluarganya.


Patung Dewi Sunti dan Gua Peteng

Patung Perawan Sunti
Patung Perawan Sunti, Patung yang terletak di depan pintu masuk gua Peteng, menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan jodoh.

Gua Sunyaragi, Bale Kambang adalah tempat yang berada seperti di atas air dan jika kolam terisi air akan tampak seperti bale bale yang mengambang
Bale Kambang
Bale Kambang adalah tempat yang berada seperti di atas air dan jika kolam terisi air akan tampak seperti bale bale yang mengambang, sehingga disebut bale kambang yang mrupakan tempat tadarrus bagi penganut islam dimasa kesultanan Cirebon. 
Gua Sunyaragi, Bale Kambang adalah tempat yang berada seperti di atas air dan jika kolam terisi air akan tampak seperti bale bale yang mengambang
Bangunan yang terdiri dari 4 soko yang terbuat dari kayu jati.  Bangunan yang sederhana tetapi kokoh di atas area taman air.

Gua Sunyaragi, Batu Tunggul Lingga
Batu Tunggul Lingga dan Yoni
Merupakan batu perlambang laki laki dan perempuan. 
Gua Sunyaragi, Batu Tunggul Lingga


Gedung Pesanggrahan Gua Sunyaragi
Gedung Pesanggrahan Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1884  oleh Ratu Adimah sebagai tempat beristirahatnya keluarga keraton.

Gua Sunyaragi, Gedung Pesanggrahan Gua Sunyaragi
Saat ini bangunan Gedung Pesanggrahan disewakan untuk umum, baik untuk hajatan maupun pameran.
Gua Sunyaragi, Pintu Lorong Waktu, Pintu yang saya tempati merupakan pintu menuju Mekah
Pintu Lorong Waktu
Pintu lorong waktu yang menurut sejarahnya karena termasuk kerajaan islam maka ada pintu rahasia menuju arab yaitu mekah dan pintu menuju ke China.
Kisah Ibunda Syarif Hidatullah yang merupakan asli dari kesultanan dari Mesir Pangeran Hud.

Gua Sunyaragi, Celah Lorong Berpindah dan Celah Lorong waktu - Time Tunnel di Gua Sunyaragi
Selain pintu lorong waktu atau time tunnel, saya jadi ingat Mesin Waktu dalam film Back to the future.  Saya ingat betul film ini dan sempat membayangkan bisa berkelana untuk membuktikan sejarah dengan kembali ke tahun lampau.

Film yang disutradarai oleh Robert Zemeckis dan dibintangi oleh Michael J.Fox, Christopher Lloyd, dan Lea Thompson ini menceritakan Marty McFly, seorang remaja yang tinggal di Hill Valley, California pada 1985.

Marty memperhatikan orang tuanya, George dan Lorraine, yang sama-sama tidak bahagia dengan kehidupan mereka. Dia pun ketakutan bahwa suatu hari dia akan menjadi seperti mereka.

Suatu malam, dia bertemu dengan temannya, seorang ilmuwan eksentrik bernama Emmett 'Doc' Brown yang menunjukkan Marty mesin waktu yang dibuat dari mobil DeLorean yang dimodifikasi. Ketika mencoba untuk melarikan diri dari sekelompok teroris Libya dimana Doc mencuri plutonium untuk menyalakan mesin waktu, Marty dikirim kembali ke tahun 1955.  Dan petualanganpun dimulai.

Gua Sunyaragi, Lorong Berpindah dan lorong waktu, sepertinya ada yang mau coba melintas tempat biar belanja lebih murah ๐Ÿ˜€
Nah, kali ini saya bertemu lorong waktu dan lorrong tempat yang bisa membawa kemana kita pergi dan berkelana.

Meja Perundingan
Meja perundingan adanya di dekat pintu lorong waktu dan berada di bangunan belakang Gua Jumud.
Gua Sunyaragi, Meja Perundingan dan mengatur strategi
Jadi kalau diperhatikan, Taman Air Gua Sunyaragi ini ada 2 sisi bangunan yang berlainan bentuk.  Bentuk depan Gua Jumud yang berupa susunan batu karang keras dan tajam dan sisi sebaliknya menggunakan batu bata.

Memang unik dan sangat menarik.    

Fasilitas Taman Air Gua Sunyaragi 

Selain wisata berupa gua batu dan ada juga wahana naik sepeda di atas tali, berfoto di kursi di ketinggian, dan flying fox.

Keunikan Taman Air Gua Sunyaragi

Taman Gua Sunyaragi ternyata pernah di Bom oleh Belanda karena dianggap sebagai tempat untuk menyusun strategi perlawanan ke penjajajah. Hal ini ditunjukkan di bagian Gua Arga Jumut ada bagian yang hancur dan miring.
Gua Sunyaragi, Puing bekas pengeboman Belanda

Memang kalau diceritakan secara detail, mungkin halaman ini akan penuh dan tidak menarik, jadi mungkin akan di tulis per bagian supaya yang membaca tidak bosan.
Gua Sunyaragi, Bangunan yang miring karena di Bom Belanda
Secara visual, bangunan-bangunan di kompleks gua Sunyaragi lebih banyak memunculkan kesan sakral. Kesan sakral dapat terlihat dengan adanya tempat bertapa seperti pada gua Padang Ati dan gua Kelangenan, tempat salat dan pawudon atau tempat untuk mengambil air wudhu, lorong yang menuju ke Arab dan Cina yang terletak di dalam kompleks gua Arga Jumut; dan lorong yang menuju ke Gunung Jati pada kompleks gua Peteng. 

Di depan pintu masuk gua Peteng terdapat patung Perawan Sunti. Menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan jodoh. Kesan sakral tampak pula pada bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Selain itu ada pula patung Haji Balela yang menyerupai patung Dewa Wisnu.

Suasana Pengunjung Taman Air Gua Sunyaragi 

Saat berkunjung, suasana terasa sepi, mungkin sudah tidak banyak lagi masyarakat yang tertarik dengan sejarah bangsanya sendiri.  Taman Air Gua Sunyaragi yang memnyimpan keindahan pun, terpaku senyap dengan segala cerita memory dan kisah kisah yang dilaluinya hingga ratusan tahun.

Karena sepi, kamipun dengan leluasa berfoto dan dibantu oleh Mbak Tour Guide yang sabar meladeni keinginan kami.

Sengaja kami berfoto, karena saya tidak mengukur besar kecilnya bangunan yang ada di Taman Air Gua Sunyaragi, paling tidak kalau ada pose kami setidaknya ada pembanding untuk dari ukuran sebenarnya. ha..ha..ha.. ngeles aja supaya fotonya ikut nampang ya.

Mohon maaf atas kenarsisan kami.

Berpose dengan latar belakang Gua Pengawal Taman Air Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi, Patung Garuda dililit Ular


Gua Sunyaragi, Monumen Cina dibangun sebagai penghargaan untuk membantu pembangunan Taman Air Gua Sunyaragi


Gua Sunyaragi, Pohon Kelengkeng 300 tahun Taman Air Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi, Patung Gajah di Taman Air Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi, Bale Kambang tempat tadarrus saat bulan purnama

Gua Sunyaragi, Meja perundingan, Pintu menuju Arab, Pintu Menuju Cina

Gua Sunyaragi, Gua Arga Jumud tempat perjamuan tamu dan keluarga Kerajaan



Cukup banyak informasi yang kami dapatkan dari Mbak Tour Guide tentang Taman Air Gua Sunyaragi.  Taman Air yang luar biasa dan saya lebih cenderung setuju dengan tujuan tempat ini dibangun sebagai tempat bermain dan beristirahat bagi keluarga kerajaan. 

Meskipun saat kami datang, kanal kanal yang ada di Taman Air Gua Sunyaragi kering karena memang kami datang pas musim kemarau.

Berikutnya kami berhatap berkunjung pada saat musim hujan, pengin melihat saluran air di taman ini terisi dengan air. 

Kesan Berkunjung ke Taman Air Gua Sunyaragi

Saya sangat terkesan dengan keindahan dan model arsitektur Taman Air Gua Sunyaragi.

Bayangkan, di tahun yang mungkin sudah seabad lalu, para pelaku sejarah di Cirebon sudah mampu membuat bangunan yang megah dan berisi dengan bagian bagian yang lengkap.

Kalau diperhatikan dari posisi bangunan Gua Sunyaragi dan pesisir laut, memang kerajaan kerajaan saat itu sudah memperhitungkan dari segi perencanaan dan aspek lingkungan.

Dari peta google, posisi Taman Air Gua Sunyaragi berdekatan dengan aliran sungai yang mengalir ke Laut. Jempol untuk ide brillian ini.  

Dokumentasi Taman Air Gua Sunyaragi

Lokasi pemotretan di Taman Air Gua Sunyaragi yang sebenarnya sebagian besar sudah saya tampilkan di atas namun ini ada sedikit foto yang saya tampilkan.



Semoga bisa bertemu di kunjungan lokasi lain. Salam.

Baca juga artikel :


Subscribe to receive free email updates:

16 Responses to "Pengalaman Berkunjung Taman Air Gua Sunyaragi , Cirebon, Melihat ke Keindahan dan Kemegahan Alam dari Batu."

  1. Bagi saya ada dua poins paling menenarik dari postingan ini. Pertama, lokasi Gua Sunyaragi di tengah kota. Cocok buat wisata manula seperti saya. Ke dua, fotonya yang bagus, terutama foto kulinernya. He he ... Lagi2 urusan selera dan perut. Terima kasih telah berbagi, Pak Eko.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah betul dan setuju sekali Bu Nur, apalagi yang kuliner Nasi Jamblang Bu Nur, jadi Bu Nur sepertinya sudah membuka cabang di Cirebpn ya he..he..he... kalau lokasi memang dekat sekali dengan pusat kota dan cocok sesuai saran Bu Nur. Terima kasih sudah berkunjung, Salam sehat dan selamat beraktifitas.

      Delete
  2. Pas ke Cirebon harusnya ke sini, tapi waktu itu belum tau dengan wisata gua ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mas Kaamil, lokasi Gua Sunyaragi mudah dicapai dan tidak jauh dari kota

      Delete
  3. Wah ternyata guanya sebanyak itu ya mas, kirain cuma 1 doang, ternyata disitu kumpulan gua.

    Mantap ulasannya mas, jelas bgt ceritanya. Lengkap sama kulinernya lagi, kalau ke Cirebon belum langkap rasanya kalau belum menyantap makanan khasnya, Empal gentongnya sungguh menggugah selera, suamiku termasuk yg suka nasi Lengko, tp kayaknya belum pernah makan di tempat asalnya deh hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Mbak Meta, Cirebon memang terkenal dengan Kuliner dan warisan budayanya. Kalau ke Cirebon, hampir pasti ke Nasi Jamblang, Empal Gentong, memang enak ya Mbak. Saya pernah ke Keraton kanoman dan melihat 7 sumur keramat yang unik juga. Salam sehat dan selamat beraktifitas.

      Delete
  4. huwaaa aku pernah ke sini sendirian pas baru buka lagi
    sepi banget dan agak creepy
    bagian paling favoritku adalah arga jumud
    kalau engga salah buat nyepi ya
    yang bisa nerawang sampai ke mekkah
    aku udha coba tapi gagal huhu

    pas itu aku pingin liat sintren pak katanya ada di sini pertunjukannya eh ternyata lagi ga pentas
    jadi pengen ke sana lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Mas Ikrom, tempat wisata ini memang sepi. Betul, dibalik Gua Arga jumud ada pintu transporter ke Mekah dan China. Saya juga nyoba, tapi nggak jadi, takut bisa pergi tapi nggak bisa balik..ha..ha..ha...Saya juga tidak bisa melihat pertunjukan sintren karena sudah lama tidak ada pertunjukan infonya kecuali di beberapa hari besar saja. Salam sehat dan Selamat beraktifitas Pak Ikrom.

      Delete
  5. Banyak sekali ya jumlah goa Sunyaragi nya, ada goa pengawal, goa Pawon, goa Lawa dll, ternyata kumpulan puluhan goa.

    Jadi sebenarnya lokasinya dulu ada danau jati ya kang, cuma sekarang mengering dan sudah beralih fungsi jadi perumahan, sayang sekali jejak sejarah menghilang.

    Memang paling enak kalo ke Cirebon makan Sega Jamblang, nasi lengko, dll.๐Ÿ˜€

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener Mas Agus, Taman Air Gua Sunyaragi dipenuhi gua gua yang berbeda fungsi dan unik.
      Dilihat dari Foto udara, Danau jati sudah lenyap dan air yang mengisi gua Sunyaragi juga mengering, padahal namanya Taman Air harusnya dipenuhi air yang indah.
      Siap, beber, kuliner Cirebon memang oke Mas Agus. Salam sehat dan selamat beraktifitas.

      Delete
  6. Awalnya aku pikir ini tempat pemandian keluarga kerajaan mas. Ternyata LBH ke tempat berkumpul yaaa.

    Takjub sih liat bangunannya, udah kebayang aja seperti apa megahnya dulu. Samaaa mas, seandainya aku bisa bicara dengan pohon, aku bakal tanya itu pohon kelengkeng seperti apa kehidupan zaman dulu yg dia liat. :O.

    Salut lah, apalagi ngeliat patung2 batunya itu. Bisa mirip bgt Ama gajah, dan orang terlilit ular.

    Aku kangen juga ih Ama kuliner Cirebon. Nasi Jamblang Bu nur, sukaaa banget :D. Ntr kalo kesana lagi PGN cobain kuliner yg lain :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Fanny, malah sebenarnya lebih lengkap dari tempat berkumpul, karena ada juga tempat bertapa, tempat membuat peralatan dan lainnya.
      Jaman dulu sudah bisa membuat bangunan yang megah, dan kalau tidak dibom oleh Belanda, bangunan ini masih berdiri megah. Bangunan bersejarah dari jaman Kerajaan Cirebon yang masih terlihat jejaknya. Bener, jangan lewatkan kuliner Cirebon yang nikmat dan beraneka ragam. Cocok ya sama kuliner Nasi Jamblang Bu Nur, semoga Pandemi segera berlalu dan bisa berwisata kembali. Salam sehat dan selamat beraktifitas Mbak Fanny.

      Delete
  7. luar biasa arsitekturnya... bangga dengan para leluhur.

    Makanannya juga kelihatan enak enak.... yummy.

    # Baca posting Pak Eko, seperti baca jurnal tentang kekayaan Indonesia .... cocok jadi "duta" yang mengintroduksi Indonesia... ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Pak, budaya indonesia beraneka ragam dan arsitektur leluhur yang luar biasa meskipun tidak semegah Borobudur dan Prambanan. Sekedar menyampaikan apa yang dilihat Pak Tanza, terima kasih atas kunjungannya Pak Tanza, Salam sehat dan selamat beraktifitas

      Delete
  8. Wow, sepintas lihat foto2nya, wisata Pak EKo kali ini rasanya seru plus serem hahaha :) Geli aku sama batu2an yang bentuknya begtiu hiiiy :D Bayangin kalau udah sore atau malam, makin sepi aja ini tempatnya. Pasti banyak hantu hahahaha :) Dulu bisa jadi taman air ini hits di zamannya ya pak. Seru banget jalan2 sama keluarga apalagi bagian makan2nya hihihi :D Aku belom pernah wisata Cirebon, dulu hanya lewat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah betul sekali Bu Nurul, saya sebenarnya pengin coba datang malam hari sekalian lihat penataan lampunya. Sekalian uji nyali, tapi pada nggak ada yang mau ikut ha..ha..ha... Persis yang dibayangkan oleh Bu Nurul, pasti sepi dan cocok untuk fotogragi ha..ha.. Kalau airnya terisi dan ada air mancurnya dan diberi lampu warna warni, mungkin akan cocok jadi spot foto. Maunya sih begitu Bu. Mungkin kalau rame dan pendapatan banyak, bisa jadi ada failitasnya. Kulinernya memang maknyuss Bu, salam sehat dan selamat beraktifitas.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts