Suasana Khidmat dan Sakral serasa mengikuti Pembacaan Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Seri Museum

Proklamasi

Suasana Khidmat dan Sakral serasa hadir Mengikuti Pembacaan Proklamasi di 
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Munasprok

Ikut Menyaksikan Perumusan Naskah Proklamasi oleh Presiden Soekarno bersama Bapak Soediro dan Bapak BM Diah

Sudah cukup lama saya ingin berkunjung dimuseum yang berada beralamat di Jl. Imam Bonjol No.1, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.

Sering saya lewat, tetapi berkali kali pula saya hanya melintasinya, hiingga tiba waktunya bisa berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, atau MUNASPROK yang bersejarah ini.

Informasi Singkat :
Nama Museum    : Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Nama lain           : Munasprok
Lokasi Museum  : Jl. Imam Bonjol No.1, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.
Menjadi Museum : 1992
Jam Buka           : 08.00 - 16.00 WIB
Harga Tiket        :
  • Dewasa Perorangan     :Rp 2.000
  • Anak-anak Perorangan : Rp 1.000
  • Pengunjung Asing        : Rp 10.000
  • Rombongan Dewasa     : Rp 1.000
  • Rombongan Anak-anak : Rp 500
  • rombongan lebih dari 20 orang
Baca sampai habis ya.....

MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN

Museum Perumusan Naskah Proklamasi atau disingkat dengan Munasprok adalah gedung yang dibangun sebagai monument peristiwa proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di Indonesia.  

Naskah Proklamasi yang ditulis oleh Bung Karno, Menurut Ahli Grafologi, tulisan orang cerdas, tegas dan pengambil keputusan 

Menempati gedung yang bergaya dan berciri khas Belanda, Kokoh, Kuat, Rapi, Bersih dan memiliki jalur sirkulasi udara yang sehat. 

Papan Identitas Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum ini lokasinya tidak jauh dari Taman Suropati dan bersamaan kunjungan ke Taman Suropati, saya siapkan waktu khusus untuk mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) ini.



Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Bangunan megah yang merupakan lokasi asli proses penandatangan naskah proklamasi.

Gedung luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi itu pertama kali didirikan pada tahun 1920 dengan gaya arsitektur Eropa. Di dalam gedung tersebut terdapat ruangan, mebel kuno, dan aksesoris yang menggambarkan suasana serupa peristiwa perumusan naskah proklamasi

Ok, supaya lebih jelas mengenai gedung yang dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini, berikut informasi detailnya.  Perhatikan baik baik ya... 

Sejarah Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi  

Pendirian museum perumusan naskah proklamasi dilatar oleh sejarah panjang bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya. Setelah ratusan tahun hidup dalam penjajahan, akhirnya tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan negara Indonesia diproklamasikan. Peristiwa penting sejak persiapan, perumusan, hingga pengesahan atau penandatanganan naskah proklamasi merupakan peristiwa sejarah yang tentu hanya terjadi sekali saja dalam sejarah suatu bangsa.

Museum perumusan naskah proklamasi ini menempati gedung bekas kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, dimana proses lahirnya naskah proklamasi terjadi di gedung tersebut. Didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa pada waktu itu, di tanah seluas 3.914 m2 dan luas bangunan 1.138,10 m2. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini digunakan British Council General, sampai Jepang akhirnya menduduki Indonesia.

Gedung ini telah dihuni oleh beberapa penghuni yang berbeda. 
  1. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama PT. Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.  
  2. Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Tadashi Maeda Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang. Setelah kekalahan Jepang, gedung ini menjadi Markas tentara Inggris. Setelah Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda, sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945. Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris.
  3. Pemindahan status kepemilikan gedung ini terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. Gedung ini diserahkan kepada Departemen Keuangan dan pengelolaannya oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. 
  4. Pada tahun 1961, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Besar Inggris sampai dengan 1981 dan pada tahun 1982 gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.
  5. Pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
  6. Tahun 1992. Akhirnya berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/0/1992 tanggal 24 November 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.1 ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang kebudayaan berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Memasuki Museum
Saat memasuki pintu masuk Museum yang berwarna kuning, dan di depan terdapat penjaga museum dan kita membeli tiket Rp. 2.000,-. saya pun siap menjelajah museum yang suasananya sangat sunyi dan sepi. 

Tiket Tanda masuk Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Perorangan Dewasa Rp. 2000,-
Terdengar beberapa pembacaan proklamasi dan keterangan penjelasan persiapan proklamasi.

Berdasarkan lay out museum dan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/0/1992 tanggal 24 November 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, berada dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 

Museum ini memiliki beberapa ruang pameran antara lain 
  1. Ruang Pra-Proklamasi Naskah Proklamasi, 
  2. Ruang Perumusan Naskah Proklamasi, 
  3. Ruang Pengesahan/ Penandatanganan Naskah Proklamasi, dan 
  4. Ruang Pengetikan Teks Proklamasi.
Ruangan ruangan di atas, di dalam Museum ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang spesifik dan menggambarkan Proklamasi mulai dari persiapan hingga rungan tokoh tokoh Indonesia.  
  1. Ruang Tamu
  2. Ruang Perumusan
  3. Ruang Pengetikan
  4. Ruang Piano
  5. Ruang Pengesahan
  6. Ruang Menjelang Proklamasi
  7. Ruang Sekitar Proklamasi
  8. Ruang Masa mempertahakan Kemerdekaan
  9. Ruang kembali ke NKRI
  10. Ruang Pengenalan Tokoh
Ruangan 1 - 5 berada di lantai 1, dan ruangan 6 - 10 berada di lantai 2.

Saya akan mulai dari sisi sebelah kanan yang merupakan ruang diorama dan ada maket Museum Perumusan Naskah Proklamasi - Munasprok

Baca juga artikel terkait Museum :



Serambi Muka

Ruangan Serambi depan, ruangan perundingan, bagian kanan dari Pintu Masuk, Meja panjang dengan deretan kursi lengkap
Di Serambi Muka atau Serambi Depan, tampak sebuah meja panjang yang dibatasi pagar dari stainless steel, dengan bangku bangku yang mengelilingi meja. 
  • Bagian depan  ada maket Munasprok, 
  • Sebelah kanan deretan jendela bergaya bangunan Belanda yang tertutup rapat karena ruangan sudah menggunakan Air Conditioner alias sudah ber AC, 
  • Bagian ujung tampak ketikan naskah Proklamasi yang dibesarkan sekitar 100 x dan dibingkai, kemudian di samping 
  • Sebelah kanan terpasang para tokoh yang hadir pada saat rapat persiapan Proklamasi dan pengesahan Naskah Proklamasi 
Berikut dokumentasi dari masing masing bagian.

Naskah Proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangan atas nama bangsa Indonesia, Soekarno - Hatta

Papan informasi Pengesahan Naskah Proklamasi 


Supaya lebih jelas, berikut cuplikan Pengesahan Naskah Proklamasi

Konsep naskah proklamasi yang telah dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta dan ahmad Subardjo dibawa ke serambi muka menemui para hadirin yang telah menunggu. Bung karno kemudian membacakan rumusan pernyataan kemerdekaan yang telah dibuat itu secara perlahan lahan dan berulang ulang.

Sesudah itu beliau bertanya pada para hadirin, setuju atau tidaknya terhadap rumusan itu.

Menurut Bung Hatta, jawaban dari hadirin adalah gemuruh suara menyatakan setuju. Kemungkinan lagi pertanyaan oleh Bung Karno, "Benar benar saudara setuju?" jawabannya adalah sama yaitu "Setuju".

Kemudian sempat timbul pertentangan pendapat mengenai siapa yang akan mennadatangani naskah proklamasi tersebut.

Akhirnya Soekarni maju ke muka dan dengan suara lantang mengatakan : "bukan kita semua yang hadir di sini, harus menandatangani naskah, cukup dua orang saja menandatanganinya atas nama rakyat Indonesia yaitu Soekarno dan Hatta".

Usul itupun diterima hadirin dengan tepuk tangan dan berseri. Kemudian Bung Karno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut.


Dokumentasi yang menyebutkan tokoh tokoh yang hadir saat perumusan Naskah Proklamasi


Peserta yang hadir di rapat ada 29 orang.  Di dokumentasi yang ada fotonya ada 26 tokoh dan 3 orang tokoh tidak ada fotonya.  Berikut nama nama para tokoh yang hadir saat perumusan Naskah Proklamasi:
  1. Soekarno
  2. Mohammad Hatta
  3. Mr. Ahmad Subardjo
  4. Dr. Mohammad Amir
  5. Dr. Boentaran Martoatmodjo
  6. Mr. I Goesti Ketut Pudja
  7. Mr. Abdul Abbas
  8. Iwa Kusuma Sumantri
  9. Mr. Johanes Latoeharhary
  10. Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo
  11. Mr. Teukoe Mohammad Hasan
  12. Ki Hadjar Dewantara
  13. R Otto Iskandar Dinata
  14. Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
  15. Mr. Soetardjo Kartohadikusumo
  16. Prof. Dr. R Soepomo
  17. R Soekardjo Wirjopranoto
  18. Dr. G.S.S. J Ratulangi
  19. BM Diah
  20. Sukarni Kartodiwirjo
  21. Chaerul Saleh
  22. Sayuti Melik
  23. Anang Abdul Hamidhan
  24. Andi Pangerang
  25. R.M Abikoesno Tjokrosoejono
  26. Dr. Samsi Sastrowidagdo
Tokoh yang tidak ada fotonya
  1. Andi Sultan Daeng Radja
  2. Semaun Bakry
  3. Soediro
Semoga para perumus yang semuanya Pahlawan Bangsa, diberikan ganjaran atas amal ibadah beliau beliau ini.   Aamiin.
 
Ruang Pertama
Ruang ini merupakan tempat peristiwa bersejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Ruangan tersebut adalah ruang tamu yang juga digunakan sebagai kantor oleh Maeda. Selain itu, di ruang ini juga digambarkan suasana menjelang proklamasi seperti pembentukan PPKI dan BPUPKI, bom Hiroshima-Nagasaki dan peristiwa lainnya

Berikutnya saya bergerak menuju bagian depan ujung kiri ruangan, tampak kursi berlapis kulit berwarna coklat muda.  Kursi kursi ini dibatas tiang tiang bertali berwarna hitam.

Ruang tamu
Saksi bisu para tamu yang hadir dan ikut merumuskan Naskah proklamasi. 
    


Berikutnya, kalau kita lihat dari ruang tamu ke arah dalam, tampak meja oval panjang dengan 3 orang tampak sedang berunding. Ya, itu ruangan kedua atau ruang makan.


Ruang Kedua, Ruang Perumusan
Disamping ruang tamu, terdapat ruangan yang cukup besar dengan meja oval dengan deretan kursi dari kayu jati yang sangat terawat yang berfungsi sebagai ruang makan di gedung pada saat itu. 

Suasana di Ruang Makan, tempat menyusun naskah Proklamasi dan tampak Presiden Soekarno, Bung Hatta dan Soediro Serius berdiskusi dan menyusun draft naskah Proklamasi
Dalam ruang kedua ini, diujung meja tampak Soekarno-Hatta mengadakan rapat bersama di meja bundar dengan pengurus lain seperti Soediro dan B.M Diah pada pukul 3 subuh. Di ruang ini juga lah Soekarno membuat draft pertama naskah proklamasi dengan judul “Proklamasi” yang ditulis dengan tangannya sendiri. Selain itu, dalam ruangan ini juga tergambarkan suasana saat Soekarno mengumandangkan proklamasi di Jl. Pegangsaan timur.

Presiden Soekarno memegang kertas yang ditulis Naskah Proklamasi dan usulan dari Bung Hatta dan Soediro

Menjelang dini hari sekitar pukul 03.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno,  Bung hatta dan Ahmad Subardjo memasuki ruang makan, mengitari meja makan panjang.  Bung Karno mulai mempersiapkan draft Naskah Proklamasi, sedangkan Bung Hatta dan Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiannya secara lisan.

Setelah teks diberi judul "Proklamasi" dialog pertama yang dihasilkan dari kesepakatan tiga tokoh Nasional itu adalah, "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia".

Kemudian kalimat kedua ditambah oleh Bung Hatta, berupa pernytaan mengenai pengalihan kekuasaan. Akhirnya, selesailah konsep Naskah Proklamasi dengan beberapa coretan sebagai tanda pertukaran dalam merumuskannya.

Setelah selesai naskah tersebut dibawa ke serambi muka untuk dibacakan di hadapan para tokoh yang telah menunggu.   

Naskah Proklamasi yang di Draft oleh Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo 

Ada satu hal unik dan mungkin hanya beberapa orang yang merasa.
Di dinding sebelah kanan ruang tamu terdapat deretan tombak dan saya merasa seperti ada yang mengawasi saya dari tombak tombak itu. 

Jajaran Tombak di dekat Ruang Tamu

Ada 3 atau 4 pasang mata makhluk astral yang terus mengikuti langkah saya hinga ke dalam ruangan oval.  Saya berpikiran positif, mungkin mereka inilah yang senantiasa menjaga ruangan ruangan yang ada di lantai 1.

Tangga Menuju Lantai 2, terdapat Piano di bawah tangga

Ruang Ketiga, Ruang Piano
Di ruang ketiga terdapat piano di bawah tangga yang merupakan tempat di mana Soekarno-Hatta menandatangani naskah proklamasi. Di ruangan ini pulalah Soekarno memutuskan untuk membaca naskah proklamasi di halaman depan rumahnya. Selain itu, di ruangan yang ke-3 terdapat gambar dengan suasana pergolakan saat mempertahankan kemerdekaan


Proses Pengetikan Naskah Proklamasi oleh Sayuti Melik didampingi Burhanudin Mohamad Diah atau BM Diah

Setelah Draft Naskah Proklamasi siap, kemudian Draft Naskah Proklamasi tersebut di serahkan oleh Bung Karno ke Sayuti Melik yang didampingi BM Diah.  Sayuti Melik kemudian memasukkan kertas ke mesin tik dan mulai mengetik Draft naskah Proklamasi yang sudah disusun sambil didektekan oleh BM Diah.

Ruang Keempat, Ruang Pengetikan
Ruang ke-4 adalah ruang pameran benda-benda yang dikenakan para tokoh yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi. Benda-benda tersebut meliputi jam tangan, pulpen hingga baju-baju. 

Di ruang keempat adalah ruangan di mana Sayuti Melik ditemani dengan B.M. Diah mengetikkan naskah proklamasi setelah melakukan proses pengeditan secara bermusyawarah.

Berikut informasi detail mengenai pengetikan dan penandatangan naskah Proklamasi.

Setelah konsep naskah proklamasi yang disusun Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo disetujui hadirin, Bung karno meminta agar Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi tersebut.
Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi di ruang bawah dekat dapur dengan ditemani BM Diah.

Pada saat pengetikan, Sayuti Melik melakukan perubahan tiga kata, kata "tempoh" menjadi "tempo", kata "wakil wakil Bangsa Indonesia", berubah menjadi "Atas Nama  Bangsa Indonesia", begitu pula dalam penulisan hari, bulan dan tahun.

Setelah naskah proklamasi selesi diketik segera dibawa kembali ke tempat hadirin untuk ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani naskha tersebut di atas Piano yang terdapat di bawah tangga ruangan.

Bergetar tangan Sayuti Melik mengetikkan Draft Naskah  Proklamasi ini, beberapa kali salah dan pada ketikan ke 3, akhirnya Naskah tersebut diketik tanpa kesalahan. 

Kalau anda perhatikan dari 3 perubahan tersebut, ada perbedaan yang sangat signifikan antara draft naskah proklamasi versi tulisan tangan Bung Karno dan Versi ketikan Sayuti Melik, 
Ya, Anda benar, di bagian terakhir setelah tanggal, ada kata kata di Draft Naskah Proklamasi dari sebelumnya 

Wakil wakil  Bangsa Indonesia menjadi Atas Nama Bangsa Indonesia 
Sesuai usulan dari Soekarni.

Inilah kelapangan dada para tokoh yang hadir, tidak serta merta mereka mau membanggakan dan berebut nama untuk bangsa Indonesia, tetapi rela berkorban dan legowo demi kemerdekaan bangsa. 

Ini yang patut dicontoh oleh Warga Negara indonesia yang selalu menuntut 
"Apa yang bisa diberikan  oleh negaramu kepadamu", tetapi mesti dirubah menjadi, "Apa yang bisa kamu berikan sebagai warga negara kepada Negaramu".
     
Sebagai informasi, beberapa furniture dan mebel yang berada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi bukan barang asli seperti pada saat masa kemerdekaan, melainkan replika. Barang tersebut meliputi ruang rapat, piano, rak loker, dan seperangkat meja dan kursi tamu.  Hal ini disebabkan pada tahun 1945 isi rumah tersebut banyak yang dijarah termasuk bukti sejarahnya, tetapi tata letaknya tetap dipertahankan.

Setelah area lantai satu selesai saya eksplore mengikuti alur dokumentasi sejarah yang ada, berikutnya saya naik ke lantai dua.

Museum digital, Scan gambarnya, nikmati keajaibannya.

Oh sebelum lupa menginformasikan,  Museum Munasprok adalah museum digital, informasi yang ada bisa didapatkan dengan scan barcode  atau ganbar yang ada di keterangan dokumentasi museum dan anda akan terhubung dengan tampilan video atau gambar mengenai area atau obyek tersebut.

Museum ini dilengkapi dengan penjelasan visual yang baik di lantai 2.  Saat memasuki setiap ruangan akan dijelaskan secara detail peristiwa dan kejadian di ruangan tersebut.

Setelah menaiki tangga dan begitu Anda menjejakkan kaki di lantai 2, jika anda masuk sendsor suara, maka secara otomastis akan ada informasi mengenai Museum Perumusan Naskah Proklamasi.  

Di lantai anda akan disambut dengan banner yang menggugah rasa patriotisme,

Mempertahankan Kemerdekaan 

Perjuangan pergerakan bangsa Indonesia telah sampai pada pintu gerbang kemerdekaan, puncak dari seluruh rangkaian peristiwa yang telah dilalui bertahun tahun dan dibangun dngan penuh kesadaran.  Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik awal Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia merupakan momentum sejarah yang penting bagi Bangsa Indonesia.  Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bagsa yang bebas dari segala bentuk ikatan penjajahan.

Namun, dengan proklamasi bukan berarti perjuangan bangsa Indonesia telah selesai dan bukanlah titik batas akhir perjuangan kemerdekaan kemerdekaan, tetapi harus dipertahankan dan diisi.  

Setiap bangsa tentu harus melalui tahap itu,karena kemerdekaan yang diproklamasikan hanyalah merupakan manifestasi dari kesiapan rakyat untuk selangkah demi selangkah maju melewati proses penyempurnaan arti dari kemerdekaan yang sesungguhnya.   

Ruangan yang mengarah ke Kiri dari lantai 2 
Ada 3 pintu yang harus dipilih, Pintu tengah, Pintu Kanan atau Pintu kiri.  Akhirnya saya memulai eksplorasi di lantai 2 dari pintu kanan, dan sepertinya memang betul karena alur sejarah dimulai dari pintu kanan dan ternyata memang ruangan ruangan ini bentuk kamar tetapi bersambung yang dihubungkan dengan connecting door alias Pintu Penghubung.

Di lantai 2, diorama lebih lengkap dengan berbagai peristiwa dengan penjelasan yang detail dan jelas.

Di tengah tengah dinding antara pintu, ada informasi mengenai Laksamana Maeda.


Informasi Penjelasan mengenai Laksamana Maeda
Laksama Muda tadashi Maeda atau Rear Admiral Tadashi Maeda, lahir di Kagoshima Jepang 1898, selama masa pendudukan Jepang di Indonesia beliau menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat ttentara Kekaisaran  Jepang.  Pada tanggal 16-17 Agustus 1945 beliau  mengizinkan Bung Karno dan tokoh tokoh pergerakan Indonesia untuk mempergunakan rumah dinasnya di jalan Imam Bonjol No. 1 ini sebagai tempat rapat perumusan naskah proklamasi.

Berikutnya benda benda bersejarah terkait Perumusan dan persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Benda Benda bersejarah saat Proklamasi

Berikutnya, informasi mengenai tokoh tokoh yang berperan dalam perumusan dan persiapan Naskah Proklamasi.

Informasi ini akan saya bahas dan tampilkan secara detail di sesi lanjutan  cerita berikutnya.


Tokoh dalam persiapan Proklamasi I Goesti Ketut Poejda dan R Iwa Kusumasumatri



Tokoh Persiapan Proklamasi G.S.S.J Ratulangi dan Sukarni

29 orang Tokoh Tokoh yang berperan dalam Proklamasi

Tokoh Tokoh yang berperan dalam proklamasi Johannes Latoeharhari dan KRT Radjiman Wedyodiningrat

Tokoh Tokoh persiapan Proklamasi Ki Hadjar Dewantara dan R Soepomo

Tokoh Tokoh persiapan Proklamasi Burhanudin Mohamad Diah (BM Diah) dan Anang Abdul Hamidha

Tokoh Tokoh persiapan Proklamasi Ahmad Soebardjo dan Drs. Mohammad hatta

Perjalanan Karier Presiden Soekarno

Koleksi Baju Baju Para Pahlawan

Koleksi Baju Para Pahlawan
Berikutnya adalah rekaman peristiwa peristiwa setelah kemerdekaan yang berada di ruangan tengah dan ruang sebelah kiri lantai 2. 

Suasana ruangan tengah lantai 2 


Pelantikan Presiden RIS, Pengakuan Kedaulatan di Belanda dan Jakarta

Pelantikan Presiden RIS atau Inauguration of the President RIS.  Ir Soekarno sedang diambil sumpahnya oleh Ketua mahkamah Agung Mr. Kusumaatmadja  pada 17 September 1949 di Sitihinggil Yogyakarta.

Pengakuan Kedaulatan di Belanda- Recognized of Sovereignty in Netherland
Upacara penandatanganan Pengakuan Kedalulatan di Den Haag  pada 27 Desember 1949.  RIS diwakili oleh Drs. Moh. Hatta sedangkan Belanda diwakili oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees dan Menteri Seberang Lautan (Overseas Minister) Mr. A.M.J.A Sassen.

Pengakuan Kedaulatan di Jakarta, Recognition of Sovereignty In Jakarta.
Pada tanggal 27 Desember 1949 di Jakarta dilaksanakan upacara Penandatangan Pengakuan Kedaulatan. Tampak Sri Sultan Hamengkubuwono IX mewakili pemerintah RIS dan Wakil Tinggi Mahkota A>H>J Lovink mewakili Belanda. 



Konferensi meja Bundar Round Table Conference
Penyelesaian sengketa Indonesia - Belanda pada 23 Agustus 1949 dilaksanakan Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan Pengakuan Kedaulatan dari Pemerintah Belanda.  Tampak situasi Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda.  


Pemerintah darurat Republik Indonesia
Emergency Goverment for Indoensia The Leaders of the Emergency

Pimpinan pemerintah Darurat Republik Indonesia bergabung  bersama sebelum kembali ke Yogyakarta.


Pertemuan Presiden Soekarno dengan jenderal Soedirman
The President meets with General Soedriman
Suasana haru pada pertemuan antara Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan Presiden Soekarno setelah kembali ke Yogyakarta dari Gerilya. 



Penyambutan Jenderal Soedirman
Welcoming The Great General Soedirman

Setelah bergerilya selama hampir 7 bulan pada tanggal 10 Juli 1949, panglima Besar Jenderal Soedirman kembali ke Yogyakarta. Tampak Panglima Besar Jenderal Soedirman didampingi Letkol Soeharto yang diutus untuk menjemput beliau setiba di Yogyakarta disambiut oleh Kolonel Luhut. 



Suasana Konferensi RI -RIS di Jakarta
Scene from The RIS - RI Conference in Jakarta
Dalam rangka pertemuan Negara Kesatuan telah diadakan serangkaian pertemuan antara RIS dan RI dengan Negara negara bagian.  Tampak suasana konferensi segitiga RIS - RI - NIT di Jakarta, Mei 1950

Mohammad Hatta Menyerahkan Mandat
Drs. Moh. Hatta menyerahkan mandat sebagai Perdana Menteri RIS kepada Presiden Soekarno di Jakarta pada 15 Agustus 1950.


Pengibaran Bendera Merah Putih tahun 1950 
Hoisting The Red And White in 1950
Peringatan Hari Kemerdekaan pada tahun 1950 dilakukan dengan meriah di seluruh Indonesia dalam suasana penuh kegembiraan dengan kembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Tampak pengibaran Bendera Pusaka Merah Putih di Halaman Istana Merdeka 17 Agustus 1950.

Diorama serangan Umum 1 Maret 1949

Peristiwa Agresi Militer
Agresi Militer II, Second Military Aggression
Rentetan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya masalah pro dan kontra perjanjian Renville.  Pembentukan Negara Indonesia Serikat telah difungsikan Belanda untuk menyusun kekuatannya.  Perundingan perundingan yang dilakukan selalu menenui jalan buntu.  Pada 19 Desember 1948 pukul 06.00 pagi Belanda melakukan penyerangan terhadap Yogyakarta Ibukota RI.  Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat lainnya ditawan Belanda.  

Pertukaran Tawanan Perang - Exchanging Prisoner of War
Sebagai pelaksanana persetujuan Renville pada bulan Mei dan Juni 1948 diadakan pertukarean tawanan antara RI dengan Belanda.  Tampaknya beberapa anggota tentara Belanda yang ditawan TNI dan dikembalikan kepada pihak Belanda.

Penyerahan anggota TNI yang ditawan Belanda kepada RI di daerah garis status quo Jawa Timur pada Juni 1948. 

Pasukan Siliwangi Hijrah ke Jawa Tengah 
Akibat perjanjian Renville yang salah satunya menyebutkan bahwa pasukan pasukan gerilya RI yang berjuang di wilayah pendudukan Belanda harus dipindahkan ke wilayah pedalaman Jawa Tengah.  Gerakan pemindahan besar besaran ini dinamakan hijrah.  Tampak pasukan pasukan Republik Indonesia yang siap diangkut dengan kereta api untuk hijrah ke Jawa Tengah. 
 
Penandatangan Perjanjian Renville, The Sighning of the Renville Agreement
Pada 17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville, Mr Amir Syamsuddin menandatanagni Perjanjian Renville yang disaksikan oleh H. Agus Salim, Dr. Leimena,  Mr. Ali Sastroamidjoyo dan anggota delegasi lainnya.


Perjalanan sejarah Bangsa Indonesia

Kedatangan Komisi Tiga Negara - KTN, The Arrival of the Gppd Office Commision
Guna mengawasi pelaksanaan penghentian tembak menembak dan mencari penyelesaian sengketa secara damai.  Dewan keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN).  Dalam menentukan keanggotaan KTN ini pihak Republik Indonesia memilih Australia dan  Pihak Belanda memilih Belgia, sedangkan sebagai penengahnya kedua negara memilih Amerika.  Tampak Sri Sultan Hamengkubuwono IX sedang menyambut delegasi KTN di Yogyakarta pada 29 Oktober 1947.   

Perundingan Linggar Jati
Perundingan Linggajati - Linggajati Conference
Pada November 1946 di Linggajati, sebelah selatan Cirebon tepatnya di Kabupaten Kuningan diadakan antara Pemerintah RI dengan komisi Umum Belanda.  Yang tampak berfoto bersama sebelum dilaksanakannya Perundingan tampak Dr. Leimena, Dr. AK. Gani, Dr. Van Mook, Mr. Moh Roem, Mr. Amir Sjarifuddin, Prof Dr. Schermorhorn, Mr. Susanto Tirtoprodjo, M. An Poll, F De Bper, PM Sutan Syahrir, Mr. AK Pringgodigdo, Dr. Soedarsono dan Mr. Ali Budiardjo.


Perjuangan Mempertahankan kemerdekaan

Berikutnya adalah koleksi buku buku dan dokumentasi terkait sejarah bangsa Indonesia.

Buku Pembahasan UUD 1945

Buku Dokumentasi Hostorica, Sejarah Indonesia, Sejarah Dokumenter, Pertumbuhan dan Perjuangan Negara Republik Indonesia 

Buku karangan Oesman Roliby dan diterbitkan oleh Bulan Bintang Djakarta tahun 1953.  Buku ini membahas mengenai sejarah bangsa Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan, Penyerahan Kedaulatan bulan Desember 1949.

Gambaran Ruangan bagian kiri lantai 2

Diorama Pembentukan Kabinet setelah kemerdekaan RI

Proklamasi di seluruh daerah

Proklamasi di seluruh daerah

Proklamasi Kemerdekaan RI

Pemberitaan Proklamasi Kemerdekaan RI

Rekaman Proklamasi Kemerdekaan RI

Sejarah Uang RI

Contoh koleksi Uang kertas 10 rupiah, uang kertas Pemerrintah Republik Indonesia sebagai tanda pembayaran yang sah Djakrta 17 Oktober 1945 yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan. 

Halaman Belakang Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Di halaman belakang museum, bisa ditemukan sebuah bunker rahasia selebar 5 meter dengan panjang 3 meter dan tinggi sekitar 1,5 meter. 

Bunker tersebut adalah tempat di mana dahulunya Laksamana Maeda menyimpan barang-barang berharganya seperti dokumen penting kenegaraan ketika Ia menjabat sebagai kepala penghubung Angkatan Laut dan Darat Jepang.

Halaman Belakang Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Halaman Belakang Museum Perumusan Naskah Proklamasi


Patung 3 pahlawan di bagian  Halaman Belakang Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Fasilitas Museum
Ada 2 Kamar mandi yang masih terawat dengan baik di Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Masih tampak asli dan terawat.  Berusia puluhan tahun tetapi masih bagus. 

Kamar Mandi Museum





Selamat berkunjung ke 
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
MUNASPROK

Dokumentasi Pribadi

Bersama Bung Karno dan Bung Hatta

Ikut Hadir Saat perundingan di meja Oval, Ruang Makan

Ikut memberikan masukan saat penyusunan Draft Proklamasi

Ikut menyaksikan Perumusan Naskah Proklamasi
Proses Pengetikan Proklamasi


Subscribe to receive free email updates:

7 Responses to "Suasana Khidmat dan Sakral serasa mengikuti Pembacaan Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi"

  1. Wah, tarik nafas dulu, Mas. Kepanjangan. He he ... Nanti insyaallah disambung lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Bu Nur, memang berusaha menyajikan dokumentasi cerita yang lengkap jadinya terlalu panjang ya. Kalau dipotong cerits di tengah, kadang jadi penasaran. Terima kasih Bu Nur, Selamat beraktifitas dan salam sehat.

      Delete
  2. wah penuh cerita sejarah yang bisa membuat kita tahu bagaimana perjuangan bangsa ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejarah panjang bangsa Indonesia. Banyak tokoh yang terlibat, pintar, berwibawa, negarawan, militer dan kekuasaan, tetapi semua berhasil mewujudkan Proklamasi Indonesia. Tinggal bagaimana mempertahankan dan mengisisnya. Selamat beraktifitas dan salam sehat Bu.

      Delete
  3. Wow, seru banget kunjungan Pak Eko ke museum ini. Sepertinya sepi, hanya Bapak aja ya. Btw murah sekali HTM-nya 2 ribu. Mesti konfirmasi kedatangan ga sih kalau mau ke sini? Fotonya pakai Nikon atau hp, Pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bu, suasana museum sangat sepi. HTM untuk museum di Jakarta untuk ukuran kantong memang sangat murah Bu. Beberapa waktu lalu ke Museum Tekstil juga masih sangat murah Rp. 5000. Ke Ragunan juga sangat murah Rp. 4000. Saat saya ke Museum Munasprok, saya langsung berkunjung dan mesti siap siap punya kartu jackcard karena sekarang semua fasilitas yang dikelola DKI menggunakan JackCard. Saya foto pakai HP Bu. Selamat beraktifitas dan Salam Sehat Bu Nurul.

      Delete
  4. Terima kasih Pak atas kunjungannya, Selamat beraktifitas dan salam sehat.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts