Kemajuan Kecerdasan Buatan, Mewujudkan Dunia Tanpa Manusia

Seri Pengetahuan

Kemajuan Kecerdasan Buatan, Mewujudkan 
Dunia Tanpa Manusia

Realita dan Fiksi atau Kenyataan dan Imaginasi bisa terwujud dengan kemajuan teknologi. Pixabay
Dunia Pascamanusia, mewujudkan Imaginasi Kehidupan Hibrida.
Saya membaca artikel yang sangat bagus terkait dengan kemajuan teknologi.  Kepintaran manusia dan rasa ingin tahunya kadang memang menjadi kenyataan. 
Mewujudkan imaginasi kehidupan Hibrida.
  • Dulu ke Bulan adalah angan angan, sekarang ada tawaran liburan ke bulan
  • Dulu bepergian antar pulau dan benua bisa berbulan bulan, sekarang cukup sekian jam sudah berpindah benua
  • Dulu cahaya lampu hanya dari cahaya lampu senthir, sekarang kerlap kerlip lampu dimana mana 
  • Dulu berkirim kabar dengan telegram, sekarang dimanapun anda berada, video call menjadi pelepas rindu
  • Dulu membuat borobudur denga ribuan pekerja, sekarang membuat gedung pencakar langit hanya dengan beberapa orang dan alat berat
  • Dulu menanam tanaman harus dari biji atau stek, sekarang dari sepotong daun, metode kultur jaringansudah bisa menjadi ribuan tanaman 
  • Dulu kemana mana membawa berpeti peti uang dan harta, sekarang cukup dengan selembar kartu anda bisa berbelanja apa saja
  • Dulu.....yang lama akan hilang
  • Dulu ....yang kuno akan semakin tidak ada tempat
  • Dulu.....yang lambat akan semakin cepat
Dulu....dulu....akan ada kebaruan dan menjadi dunia manusia yang berbeda
Ya, semua yang serba dulu, akan dilibas oleh hebatnya teknologi
Ya, semua yang serba nyata, akan berubah menjadi virtual
Ya, semua yang serba  rumit, akan berubah menjadi sangat sederhana dengan intelegensia
Saat menonton film The Terminator, film Idola Saya saat awal awal dirilies.  Saya penggemar film fiksi. The Terminator merupakan sebuah film aksi-fiksi ilmiah Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 1984. Film yang disutradarai oleh James Cameron ini pemainnya antara lain ialah Arnold Schwarzenegger, Michael Biehn, dan Linda Hamilton dimana manusia berperang dengan robot

The Terminator, wajah seram robot yang terkadang membentuk opini robot itu jahat di memory kita.

Diceritakan ditahun 2029, terjadi kerusakan di bumi akibat ulah robot-robot. Ketika itu para robot menguasai bumi, mereka sudah seperti manusia. Mereka mampu menciptakan robot-robot yang lain. Namun para robot mendapat perlawanan dari seorang manusia bernama John Connor (Anak dari Sarah Connor) beserta para pasukannya (Kyle Reese, dll). Para robot jahat pada tahun 2029 itu kemudian menciptakan robot bernama The Terminator yang dikirim ke tahun 1984 untuk membunuh Sarrah Connor (Ibu dari John Connor) agar John Connor tidak lahir.

Disisi lain John Connor juga mengirim seorang prajurit terbaiknya bernama Kyle Reese ke tahun 1984 untuk melindungi ibunya.

Nah, cuplikan film The Terminator itu, sepertinta adalah awal mula dari kecerdasan manusia untuk Mewujudkan imaginasi kehidupan Hibrida.  Bisa jadi, akan menjadi Dunia Tanpa Manusia, karena kepintaran robot yang tidak terkendali.

Mungkin nantinya tidak ada lagi Satpol PP atau Polisi seperti dalam film Judge Dreed atau Robocop, atau seperti Pacific Rim, saat melawan Makhluk Alien (yang ternyata ada) dengan robot robot hasil kecerdasan manusia.

Satu lagi film fiksi tentang robot yang saya sangat suka, I Robot.  I, Robot merupakan film fiksi ilmiah besutan sutradara Alex Proyas dan dibintangi salah satu aktor papan atas, Will Smith. Film ini mengisahkan tentang pemberontakan robot pekerja yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Film fiksi ilmiah yang dirilis tahun 2004 ini merupakan adaptasi dari salah satu seri Novel robots karya novelis Isaac Asimov yang dipublikasi dari tahun 1950 sampai 1990.

Kecerdasan Manusia yang dikloning ke Robot. Mewujudkan imaginasi kehidupan Hibrida.Pixabay 
Bukan tidak mungkin cerita cerita fiksi dalam film film ini terwujud dalam dunia nyata, meskipun saat ini kita disibukkan dengan dunia HOAX yang menunjukkan kebodohan manusia yang egois dan tidak mau berubah dengan kemajuan teknologi 
Kemajuan kecerdasan buatan dan masa depan manusia bukan lagi hanya muncul di novel atau film. Berbagai kalangan telah menyadari bahwa era itu makin dekat.
Mereka yang mampu memahami perubahan-perubahan itu dan mengetahui peran manusia dan keberadaan pendamping manusia itu akan bisa mendayung di tengah perubahan yang sangat dahsyat.

Baca juga artikel :

Di artikel di harian Kompas, Kamis, 15 Juli 2021, yang ditulis oleh Andreas Maryoto  tentang Dunia Pasca Manusia. banyaj hal hal yang membuat kebaruan menjadi sesuatu yang mengarah ke perubahan dunia manusia.

Perusahaan mulai menggunakan bot atau akun yang mewakili sosok perusahaan untuk menjalankan komunikasi dengan konsumen. Sebelumnya layanan ini dikerjakan oleh orang. Sekarang oleh mesin. Kemampuan bot makin canggih. Lalu, peran manusia di mana? Apakah peran manusia masih dibutuhkan? Pertanyaan ini dan sejenisnya tengah marak ketika imajinasi dunia masa depan yang disebut sebagai pascamanusia (post human) muncul.

Cerita fiksi ini, bisa jadi kenyataan. Pixabay
Kemajuan kecerdasan buatan dan masa depan manusia bukan lagi hanya muncul di novel atau film. Berbagai kalangan telah menyadari bahwa era itu makin dekat. Pada tahun 2018, Pew Research Institute telah menerbitkan sejumlah pandangan ahli tentang hal itu. Sejumlah ahli membuat forum bernama The Future of The Human dan telah menerbitkan tiga buku tentang dampak kemajuan kecerdasan buatan pada organisasi dan masyarakat. Penulis Yuval Noah Harari menerbitkan buku Homo Deus, A Brief History of Tomorrow.

Dunia pascamanusia diartikan sebuah dunia di mana manusia berdampingan dengan entitas ”mesin” yang berbasis pada kecerdasan buatan. Pendamping manusia ini bisa berupa robot, bot, perangkat lunak, dan produk yang lebih maju.

Sosiolog Andrea M Maccarini telah membuat imajinasi tentang relasi kelak yang bersifat hibrida, antara manusia dan entitas lain itu. Relasi ini menghasilkan kehidupan pascamanusia (post human sociality). Ia meneliti kehidupan hibrida ini yang disebut berbeda dengan kehidupan murni manusia saja.

Secara umum, kehidupan hibrida itu sebenarnya sudah bisa kita lihat di masyarakat. Saat makan malam di dalam keluarga, masing-masing juga didampingi oleh gawai. Saat orang bertemu dengan teman-temannya, mereka juga menggunakan gawai dan melakukan interaksi.

Setiap orang saat ini pastinya memegang gawai dalam kehidupan sehari hari, baik dalam bersosialisasi maupun berinteraksi
Kita tentu mempertanyakan berbagai kemungkinan dampak dunia pascamanusia itu pada dunia bisnis. Meski sesungguhnya pertanyaan itu tidak perlu muncul lagi karena di dunia bisnis entitas nonmanusia, seperti robot, bot, dan produk kecerdasan buatan, sudah banyak digunakan.

Di dunia industri jasa keuangan, penentuan peringkat kelayakan kredit seseorang telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Tenaga manusia sudah mulai dikurangi untuk menentukan peringkat itu.

Di dalam sistem kelistrikan dan alat-alat rumah tangga, kecerdasan buatan juga sudah digunakan untuk mengetahui semisal isi kulkas, penggunaan listrik di rumah, pemantauan penggunaan alat-alat rumah tangga, dan lain-lain. 

Virtual Vacation alias Berlibur ala Virtual Reality. Cocok untuk hiburan di saat Pandemi. Pixabay
Sejumlah perusahaan telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menyodorkan sejumlah paket wisata, produk keuangan, makanan, dan lain-lain kepada konsumen setiap kali membuka aplikasi. Layanan ini memang belum sempurna, namun selalu berkembang dan mendekati keinginan para konsumen. Mereka semakin pintar dan ”berlaku” seperti karyawan kita.

Beberapa gadget khusus dirancang oleh beberapa perusahan teknologi untuk Anda yang enggan untuk liburan di ruang terbuka, bisa menggunakan Virtual reality. 

Virtual reality (VR), realitas maya, atau realitas virtual adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imajinasi. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tetapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.

Saat ini, dalam dunia bisnis, orang tidak harus bertatap muka dalam negosiasi.  Terkadang Negosiasi bisnis berjalan tanpa tatap muka. Pixabay 
Dunia bisnis perlu mengantisipasi dalam arti kehadiran pendamping manusia itu mulai muncul. Apalagi ke depan layanan mereka akan makin banyak dan kemampuan mereka akan makin cerdas. Semisal ketika kita berbicara layanan konsumen yang mulai digantikan bot, maka peranan manusia diperkirakan tidak diperlukan lagi untuk menjalankan tugas itu.

Apakah demikian? Ada dua pendapat. Ada yang menyatakan akan tergantikan seluruhnya, namun ada yang menyebut teknologi itu memiliki kelemahan dan pasti layanan konsumen tetap akan membutuhkan manusia. Bagaimana dunia bisnis mengantisipasi perubahan ini?

Pebisnis perlu mengantisipasi karena kehadiran pendamping manusia itu juga membutuhkan perubahan organisasi, baik di internal perusahaan maupun eksternal. Korporasi membutuhkan orang-orang yang mampu mengkreasi produk kecerdasan buatan alias pendamping manusia itu, namun juga harus bisa membuat organisasi yang bisa dijalankan secara hibrida. Oleh karena itu, memahami kehidupan hibrida itu menjadi makin penting. Kehidupan hibrida itu sendiri masih terus didalami oleh para ahli.

Sebaiknya kita tidak hanya terpukau dengan perkembangan dan inovasi teknologi kecerdasan buatan saja, tetapi juga mengamati sejauh mana keberadaan dan peran manusia dalam kehidupan bisnis. Mereka yang mampu memahami perubahan-perubahan itu dan mengetahui peran manusia dan keberadaan pendamping manusia itu akan bisa mendayung di tengah perubahan yang sangat dahsyat. Teknologi bukanlah segalanya.

Oleh karena itu, Pew Research Institute membuat kajian sementara tentang hal-hal yang perlu mendapat perhatian di dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan, solusi untuk dampak negatif, dan harapan tentang kehidupan masa depan secara khusus pada 2030. Tahun itu adalah tahun di mana pascamanusia atau kehidupan hibrida semakin nyata, setidaknya bagi warga Amerika Serikat.

Kecerdasan membuat imajinasi dalamimajinasi kehidupan Hibrida. Pixabay

Sejumlah orang telah membuat imajinasi kehidupan hibrida. Ada yang menyebut akan muncul perbaikan pengalaman manusia. Populasi akan makin lebih aman dan sehat. Banyak pekerjaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh manusia karena memiliki risiko akan dilakukan oleh teknologi kecerdasan buatan. Akan tetapi ada yang mengatakan, interaksi antara manusia dan pendamping manusia itu sendiri pada tahun 2030 masih ”bayi”. Pendamping itu masih butuh disekolahkan agar memiliki perilaku seperti manusia.

Etika juga menjadi hal yang diangkat oleh beberapa pihak. Kemungkinan muncul bias dalam algoritma diangkat karena di beberapa kasus kecerdasan mereka bisa bias warna kulit. Sebuah keputusan yang bagus dari proses berbasis kecerdasan buatan tetap membutuhkan pertimbangan etis. Tidak beda ketika anak kecil diajari hal yang baik dan buruk di dalam kehidupan mereka, pendamping manusia itu perlu dilatih juga. Kehadiran mereka bakal mengubah kebudayaan dan tatanan politik.

Semoga, manusia lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi dan teknologi sebagai alat mewujudkan kemudahan dalam dunia nyata.

Saya sendiri, lebih suka Dunia dengan manusia dan dengan segala keindahan lingkungannya.

Dunia nyata tampak lebih indah dari fatamorgana


Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Kemajuan Kecerdasan Buatan, Mewujudkan Dunia Tanpa Manusia"

  1. Rasanya... mewujudkan dunia tanpa manusia itu sedikit berkhayal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Om, memang tetap harus ada Manusia yang dibantu robot dengan kecerdasan buatan. Terima kasih Om

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts