The Tuol Sleng Genocide Museum, Sejarah Kelam dan Memilukan Bangsa Kamboja

Seri Traveling 
The Tuol Sleng Genocide Museum
Sejarah Kelam dan Memilukan Kamboja 
Foto foto orang yang terpampang di Museum Tuol Seng

Saat berkunjung ke Cambodia alias Kamboja sekitar tahun 2014, saya sengaja mencari Museum sekaligus mempelajari sejarah Kamboja.

Berbekal peta dari Hotel dan kenalan seorang pilot alat transportasi becak bermesin ala Kamboja, saya pun berkelana berkeliling wisata di Kamboja.

Sang Abang Tuk Tuk, teman saya berkeliling Kamboja

Setelah bernegosiasi dengan Mas Pilot Tuk Tuk, ya dengan US $ 25, nama kendaraan khas Kamboja, saya akan berkeliling dan berwisata di kamboja. Bentuknya seperti delman, tapi kendaraan ini tidak menggunakan kuda untuk menjalankannya. Kendaraan itu sepeda berupa motor yang sedemikian rupa sehingga terhubung dengan sebuah kereta yang menyerupai kayu yang biasa terpasang pada delman di bagian belakang untuk mengangkut penumpang.

Masyarakat sekitar biasa menyebut kendaraan ini dengan istilah Tuk Tuk dan menjadi transportasi umum bagi masyarakat Kamboja. Tuk tuk juga biasa digunakan para wisatawan untuk berkeliling termasuk saya yang berkelana ke Kamboja.

Salah satu Museum yang ingin saya kunjungi adalah The Tuol Sleng Genocide Museum atau Museum Genosida Tuol Sleng.

Menurut info dari Abang Pilot Tuk Tuk, Bangunan-bangunan di Tuol Sleng dilestarikan, karena merupakan aset yang tersisa dan bukti kekejaman dari Khmer Merah. Rezim ini menyimpan bukti yang sangat penting, bagaimana kekejaman dari Rezim Khmer Merah itu, termasuk ribuan foto. Beberapa ruangan museum, lantai, dan bangunan, dengan foto-foto hitam putih dari beberapa 20.000 narapidana diperkirakan yang dipenjara ditempat ini.

Bangunan sekolah menengah yang menyimpan sejarah memilukan 

The Tuol Sleng Genocide Museum atau Museum Genosida Tuol Sleng  adalah sebuah Museum yang merupakan sebuah Kamp Konsentrasi pada masa rezim Komunis Khmer Merah yang berkuasa di Kamboja, pada saat itu dari tahun 1975-1979. 

Terletak di Phnom Penh, Kamboja, situs ini adalah bekas sekolah menengah yang digunakan sebagai Penjara Keamanan 21 - Security Prison 21, oleh rezim Khmer Merah dari tahun 1975 hingga kejatuhannya pada tahun 1979. 

Dari tahun 1976 hingga 1979, diperkirakan 20.000 orang dipenjarakan di Tuol Sleng dan salah satunya antara 150 dan 196 pusat penyiksaan dan eksekusi yang didirikan oleh Khmer Merah.

Kamp Konsentrasi ini di bangun oleh Pol Pot, pemimpin dari Khmer Merah untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Nama Tuol Sleng merupakan Bahasa Khmer yang berarti Bukit Pohon Beracun -  Hill of the Poisonous Trees.

Ada apa di Tuol Sleng

Dulunya, pada saat rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot tahun 1970an, bangunan ini dijadikan penjara para tahanan politik, dan juga, saksi bisu genosida lebih dari 20 ribu orang.

Deretan foto-foto ini, adalah orang- orang yang dahulu tewas dibantai oleh pasukan Khmer Merah. Laki-laki, perempuan, anak-anak bahkan bayi, meregang nyawa di sini.

Begitu banyak alat-alat penyiksaan, menjadi bukti kebengisan Pol Pot. Setiap sudut museum Tuol Sleng, seakan-akan berbicara, menceritakan betapa brutalnya rezim Khmer Merah saat itu.

Masuk ke kawasan museum Tuol Sleng ini, membuat suasana terasa mencekam, meskipun di siang hari. Sejumlah pengunjung mengaku merinding, gundah terbawa suasana.

Menjelajahi Museum Genosida Tuol Sleng

Setelah membayar tiket di dekat pintu masuk, saatnya mengeksplore,  

Pintu Gerbang


Di Pintu Gerbang terdapat monumen prasasti yang menyebutkan 

UNESCO 

United nations Educational and Cultural organization
Certifies the Inscription of
Tuol Sleng Genocide Museum Archive
Minitry of Culture and Fine Arts
Phnom Penh, Cambodia
on The Memory of the World Register  


Di samping papan nama terdapat tulisan dengan 3 bahasa, saya menulis yang bahasa inggris saja :

THE VICTIM'S GRAVES

14 corpses of the victims were discovered in Building "A" by the armed forces of the United Front for the Salvation, Solidarity and Liberation of Cambodia

The were brought down and buried in this opposite plot.  Among those corpses there was one female victim.  These victims were the last ones executed by agents of S-21 beforee they fled this prison compound.

yang artinya seperti berikut

KUBURAN KORBAN
14 mayat korban ditemukan di Gedung "A" oleh angkatan bersenjata Front Persatuan untuk Keselamatan, Solidaritas, dan Pembebasan Kamboja

Mereka dibawa turun dan dikubur di plot yang berlawanan ini. Di antara mayat-mayat itu ada satu korban perempuan. Para korban ini adalah yang terakhir dieksekusi oleh agen S-21 sebelum mereka melarikan diri dari kompleks penjara ini.


Membaca ini saja, saya sudah merasa merinding, padahal belum masuk ke area geding, baru memasuki gerbang saja.
Luar Biasa.

Lay Out Museum Tuol sleng 

Museum Genocide Tuol Seng memiliki empat bangunan utama, yang dikenal sebagai Gedung A, B, C, dan D. Masing masing Gedung bertungkat 3.

  1. Gedung A menampung sel-sel besar tempat mayat para korban terakhir ditemukan. 
  2. Gedung B menyimpan galeri foto. 
  3. Gedung C menampung kamar-kamar yang dibagi menjadi sel-sel kecil untuk tahanan. 
  4. Gedung D menyimpan memorabilia lain termasuk instrumen penyiksaan.

Kita akan memasuki area gedung ini satu demi satu supaya teman teman bisa mengikuti dengan baik dan tidak ada moment yang ketinggalan.

Bagi teman teman yang memiliki kemampuan khusus atau Indigo silahkan menikmati sajian dan sapaan jeritan tangis, teriakan kesakitan, lelehan darah dan tampilan tubuh kurus tinggal tulang yang diinterogasi dan disiksa.

Mohon maaf jika terselip foto foto saya yang mungkin mengganggu penglihatan magis dalam mengeksplore Museum ini.



Dokumentasi Gedung A

Gedung A, gedung yang pertama saya masuki. Gedung A terdiri dari beberapa ruangan dan kalau dari yang saya ikuti ada 7 ruangan atau kamar 

Masing masing ruangan atau kamar hanya berisi rangka tempat tidur besi berkarat, di bawah foto hitam putih yang menunjukkan kamar seperti yang ditemukan oleh orang Vietnam. 

Di setiap foto, tubuh seorang tahanan yang dimutilasi dirantai ke tempat tidur, dibunuh oleh para penculiknya yang melarikan diri hanya beberapa jam sebelum penjara itu ditangkap. 

Kamar-kamar lain menyimpan besi kaki dan alat-alat penyiksaan. Mereka disertai dengan lukisan mantan narapidana Vann Nath yang menunjukkan orang-orang yang disiksa, yang ditambahkan oleh rezim pasca-Khmer Merah yang dipasang oleh Vietnam pada tahun 1979.

Selain itu ada kamar yang juga berisi Meja dan kursi untuk menginterogasi tahanan.

Berikut dokumentasi kamar dan ruangan di Gedung A.

Gedung A, tampak dari luar

Gedung A menjadi tempat penyiksaan para tahanan. Di atas balai-balai besi terdapat alat penjepit kuku dan juga rantai untuk mengikat kaki tahanan. 


Ruangan Siksa Pertama

Dokumentasi di Gedung A

Ruangan 2 di  Gedung A

Dokumentasi penyiksaan di Ruang 2

Mengukur besarnya ruangan di gedung A

Peralatan untuk menyiksa di ruangan Gedung A

Dokumentasi korban penyiksaan di ruang 2

Ruangan 3 di gedung A

Dokumentasi Korban Penyiksaan di kamar 3 gedung A

Ruang 4, di gedung A

Setelah tiba di Sel, tahanan itu difoto dan diharuskan untuk memberikan Biografi rinci mereka, dimulai dengan masa kecil mereka dan terakhir dengan penangkapan mereka. 

Setelah itu, mereka dipaksa untuk membuka pakaian mereka, dan harta benda mereka disita. 

Para tahanan kemudian dibawa ke sel mereka. Mereka dibawa ke sel yang lebih kecil dengan ukuran 10x16 yang disekat dengan dinding beton yang ada di Gedung B. 

Keterangan di depan gedung A, The Security of Regulation

Di depan gedung A, sesuai foto di atas, terdapat papan yang bertuliskan The Security of regulation
Secara lengkap berikut kutipan sesuai di papan.

Aturan kamp konsentrasi, ketika tahanan pertama kali dibawa ke Tuol Sleng, mereka diberitahu tentang sepuluh aturan yang harus mereka ikuti selama penahanan mereka. Berikut adalah apa yang diposting hari ini di Museum Tuol Sleng; tata bahasa yang tidak sempurna adalah hasil terjemahan yang salah dari bahasa Khmer asli:

Security Regulation
  1. You must answer accordingly to my question. Don't turn them away.
  2. Don't try to hide the facts by making pretexts this and that, you are strictly prohibited to contest me.
  3. Don't be a fool for you are a chap who dare to thwart the revolution.
  4. You must immediately answer my questions without wasting time to reflect.
  5. Don't tell me either about your immoralities or the essence of the revolution.
  6. While getting lashes or electrification you must not cry at all.
  7. Do nothing, sit still and wait for my orders. If there is no order, keep quiet. When I ask you to do something, you must do it right away without protesting.
  8. Don't make pretext about Kampuchea Krom in order to hide your secret or traitor.
  9. If you don't follow all the above rules, you shall get many lashes of electric wire.
  10. If you disobey any point of my regulations you shall get either ten lashes or five shocks of electric discharge.
Terjemahan seperti berikut : 
  1. Anda harus menjawab sesuai dengan pertanyaan saya. Jangan berpaling.
  2. Jangan mencoba menyembunyikan fakta dengan membuat dalih ini dan itu, Anda dilarang keras untuk menentang saya.
  3. Jangan bodoh karena Anda adalah orang yang berani menggagalkan revolusi.
  4. Anda harus segera menjawab pertanyaan saya tanpa membuang waktu untuk merenung.
  5. Jangan beri tahu saya tentang amoralitas Anda atau esensi dari revolusi.
  6. Saat mendapatkan bulu mata atau elektrifikasi, Anda tidak boleh menangis sama sekali.
  7. Tidak melakukan apa-apa, duduk diam dan tunggu perintah saya. Jika tidak ada perintah, diamlah. Ketika saya meminta Anda untuk melakukan sesuatu, Anda harus melakukannya segera tanpa protes.
  8. Jangan membuat dalih tentang Kampuchea Krom untuk menyembunyikan rahasia atau pengkhianat Anda.
  9. Jika Anda tidak mengikuti semua aturan di atas, Anda akan mendapatkan banyak cambukan kabel listrik.
  10. Jika Anda tidak mematuhi setiap poin dari peraturan saya, Anda akan mendapatkan sepuluh cambukan atau lima sengatan listrik.
Dalam kesaksian di Pengadilan Khmer Merah pada 27 April 2009, Duch mengklaim 10 peraturan keamanan itu adalah rekayasa pejabat Vietnam yang pertama kali mendirikan Museum Genosida Tuol Sleng.

Ruang 5 di Gedung A

Dokumentasi korban penyiksaan di ruangan 5 Gedung A

Ruangan 6 di Gedung A

Korban Penyiksaan di Ruangan 6 gedung A

Ruangan 7
Jika melihat ruangan ruangan dari hasil dokumentasi, terlihat kekejaman para tentara Polpot.

Dokumentasi Gedung B

Berikutnya adalah Gedung B, yang berisi galeri foto foto korban penyiksaan.
Saya coba memasukkan semua foto yang saya ambil saat berkunjung dan mengeksplore ruangan demi ruangan yang ada di Gedung B.

Berikut foto foto dokumentasi yang ada di Gedung B.

Gedung B, di Museum Tuol Sleng Genocide

Gambaran mengenai Gedung B, gedung B dengan bilik-bilik kecil yang menjadi penjara bagi tahanan. Dinding luar gedung ini diberi kawat listrik dan dipagari agar tahanan tidak bisa melakukan bunuh diri. 

Ada juga dokumentasi foto-foto para korban. Wajah-wajah mereka terlihat tanpa ekspresi, seakan sudah tahu maut segera datang. 

Sementara sebagian anak-anak terlihat tersenyum tanpa tahu apa yang akan terjadi dengannya. Sebuah lemari kaca menyimpan beberapa lembar pakaian para korban.
Keterangan di beberapa foto di Museum Tuol Sleng Genocide

Di depan gedung B terdapat sebuah tiang kayu dengan tiga kerekan di atasnya, sementara di bawah terdapat gentong besar. 

Biasanya para tawanan akan diikat dan ditarik dengan kerekan kemudian kepalanya di cebur-ceburkan ke dalam tong selama proses interograsi. Jika dianggap belum mengaku para tahanan kemudian disiksa dengan menggunakan alat-alat seperti palu, gunting, pisau, cangkul dan sebagainya.

Tiang gantungan atau The Gallows yang ada di depan Gedung B

Informasi Tiang Gantungan, The gallows di Gedung B
The Gallows
This pole with cables attached to it had been used for the student to conduct their exercise. The Khmer rouge utilized this place as interrogation room.  The interrogators tied both hands of the prisoners to the back by a rope and lift the prisoners upside down. They did like this untul the prisoners lost consciousness.  Then they dipped the prisoner's head  into a jar of  smelly, filthy water, which they normally used as fertilizer for the crops in the terrace outside.  By doing so, the victims quickly regain consciousness,  and the interrogators could continued their interrogation.

Terjemahan seperti ini :

Tiang gantungan
Tiang dengan kabel yang terpasang ini digunakan untuk siswa melakukan latihan mereka. Khmer merah memanfaatkan tempat ini sebagai ruang interogasi. Para interogator mengikat kedua tangan para tahanan ke belakang dengan seutas tali dan mengangkat para tahanan secara terbalik. Mereka melakukan seperti ini sampai para tahanan kehilangan kesadaran. Kemudian mereka mencelupkan kepala tahanan ke dalam gentong berisi air kotor dan bau, yang biasanya mereka gunakan sebagai pupuk untuk tanaman di teras luar. Dengan begitu, para korban segera sadar kembali, dan interogator dapat melanjutkan interogasi mereka.

Berlatar belakang Tiang Gantungan, The Gallows

Foto The Arrival of Kampuchea Democratic

17 Avril1975, I Expulsion de la population des centres urbains et des grandes villes

Foto Contoh Baju Korban anak anak, Contoh baju Pegawai Polpot dan Contoh baju Korban

Child Clothes, Polpot Cadre Clothes, Victim Clothes

Foto Foto para Korban kekejaman Pol Pot




Foto para Korban Kekajaman Pol Pot


Foto tulang belulang Korban kekejaman Pol Pot

Foto foto kekejaman Tentara Pol Pot



Deretan Borgol untuk mengikat tahanan






Dokumentasi Gedung C

Berikutnya adalah Gedung C, yang berisi kamar kamar yang bersekat, menampung kamar-kamar yang dibagi menjadi sel-sel kecil untuk tahanan. 

Tuol Sleng merupakan bekas Sekolah Tuol Svay Prey Secondary School. Pada masa rezim Khmer Merah berkuasa areal Sekolah yang terdiri atas empat gedung bertingkat 3 gedung dijadikan sebagai Penjara dan Tempat Intrograsi para Tahanan - Security Prison 21

Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kelima bangunan di kompleks tersebut diubah pada bulan Agustus 1975, empat bulan setelah Khmer Merah memenangkan perang saudara, Sekolah tersebut diubah menjadi Penjara dan Tempat Interogasi Pusat. 

Gedung C, berisi kelas yang disekat sekat seperti penjara yang sempit



Setelah diinterogasi para tahanan akan ditahan di sel massal besar secara bersama yang terikat dengan potongan panjang batang besi. 

Para tahanan tidur dengan kepala di arah yang berlawanan. Mereka tidur di lantai tanpa tikar, kelambu, atau selimut. 

Mereka dilarang berbicara satu sama lain. Hari-hari mereka di penjara mulai pada pukul 4:30 pagi ketika tahanan diperintahkan untuk membuka pakaian mereka untuk diperiksa. 

Para penjaga memeriksa untuk melihat apakah jeratan itu longgar atau jika tahanan memiliki benda tersembunyi yang mereka bisa gunakan untuk melakukan bunuh diri. 

Selama beberapa tahun, beberapa tahanan berhasil membunuh diri mereka sendiri, sehingga para penjaga sangat hati-hati dalam memeriksa jeratan dan sel. 

Para tahanan mendapatkan makan satu mangkuk kecil bubur nasi dan sup encer dua kali sehari. Minum tanpa meminta izin penjaga mengakibatkan mereka dipukuli.

Bangunan sekat darurat yang dibuat seadanya

Kamar tahanan Chum Meys

Ruangan Chum Mey's tahanan yang selamat 

Pada pertengahan September 2011, hanya tiga orang dewasa dan empat anak yang diperkirakan masih hidup: Chum Mey, Bou Meng, dan Chim Meth. Ketiganya mengatakan mereka tetap hidup karena mereka memiliki keterampilan yang dinilai berguna oleh penculik mereka.

Bou Meng, yang istrinya terbunuh di penjara, adalah seorang seniman. Chum Mey tetap hidup karena keahliannya dalam memperbaiki mesin. Chim Meth ditahan di S-21 selama 2 minggu dan dipindahkan ke penjara Prey Sar terdekat.


Lorong tahanan yang ukurannya lebih besar daripada sekat

Hampir setiap tindakan harus disetujui oleh salah satu penjaga penjara. Mereka kadang-kadang dipaksa makan kotoran mereka dan minum air seni mereka. 

Kondisi tidak higienis di penjara menyebabkan Penyakit Kulit, Kutu, Ruam, Kurap dan penyakit lainnya. Staf medis yang ditugaskan hanya untuk mempertahankan hidup tahanan setelah mereka mengalami luka-luka selama interogasi. 

Ketika tahanan dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diinterogasi, wajah mereka ditutupi. Penjaga dan tahanan tidak diperbolehkan untuk berbicara. Selain itu, di dalam penjara, orang yang berada di kelompok yang berbeda tidak diizinkan untuk memiliki kontak dengan satu sama lain.


Jendela ruangan sekat yang dilapis ram besi

Penjara darurat Tuol Sleng memiliki peraturan yang sangat ketat, Penganiayaan berat yang ditimpakan kepada setiap tahanan yang mencoba tidak mematuhi. 

Khmer Merah mengganti namanya menjadi"Penjara Keamanan 21 atau Kompleks (S-21) dan pembangunan dimulai dengan menyesuaikannya dengan Penjara untuk Narapidana, sekeliling bangunan ditutupi dengan Kawat Berduri dan dialiri Listrik, Ruang Kelas diubah menjadi Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dan Ruang Penyiksaan, dan semua Jendela ditutup dengan Jeruji Besi dan Kawat Berduri untuk mencegah tahanan kabur dari tempat tersebut.




Ruangan sekat penjara yang sempit dan gelap

Dokumentasi Gedung D

Gedung D menyimpan memorabilia lain termasuk instrumen penyiksaan.  Di gedung D, banyak tersimpan tulang belulang manusia yang jumlahnya sangat banyak.

Beberapa diorama penyiksaan juga menggambarkan betapa kejamnya para pasukan Pol Pot dalam menyiksa bangsa sendiri.

Tidak heran jika rasa ngeri muncul saat berada di dalam gedung-gedung ini. Cerita penyiksaan rezim ini bisa kita lihat melalui lukisan yang dibuat oleh salah seorang korban yang selamat. Di gedung D kita bisa menyaksikan tengkorak sebagian korban pembantaian. Beberapa pengunjung dari Asia menyalakan hio untuk mereka.

Dokumentasi kekejaman pasukan pol Pot



Setiap satu hari, 1.000-1.500 tahanan dibunuh dan disiksa. Mereka berulang kali disiksa dan dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga dan rekan dekat, yang nanti pada saat gilirannya ditangkap, disiksa dan dibunuh. 

Dalam bulan-bulan awal keberadaannya S-21, sebagian besar korban berasal dari rezim sebelumnya Lon Nol dan termasuk tentara pemerintahan orang-orang seperti Pejabat Pemerintah, serta Pelajar, Dokter, Guru, Mahasiswa, Buruh, Biarawan, Insinyur, dll, Bahkan, ribuan Aktivis Partai dan keluarga mereka dibawa ke Tuol Sleng dan dibunuh. 

Mereka yang ditangkap termasuk beberapa politisi tertinggi komunis berpengaruh seperti Khoy Thoun, Vorn Vet dan Hu Nim. Meskipun alasan resmi penangkapan mereka adalah untuk penyuluhan, orang-orang ini mungkin telah dilihat oleh Pol Pot pemimpin Khmer Merah sebagai pemimpin berpotensi kudeta terhadap dirinya. 

Keluarga para korban sering dibawa secara massal untuk diinterogasi dan kemudian dibunuh di Ladang Pembantaian Ek Choeung.















Pada tanggal 26 Juli 2010, di Pengadilan Kamboja menghukum kepala penjara, Kang Kek Iew, atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949. Dia meninggal pada 2 September 2020 saat menjalani hukuman seumur hidup.

Penglaman yang mendebarkan sekaligus edikit menyeramkan bisa berkunjung ke The Tuol Sleng Genocide Museum. 

Kalau di Indonesia, cerita dari Museum ini sangat mrip dengan kekejaman PKI yang terjadi pada tahun 1965.  

Berikutnya saya akan melanjutkan cerita kunjungan ke destinasi berikutnya, lebih seram dan menegangkan.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "The Tuol Sleng Genocide Museum, Sejarah Kelam dan Memilukan Bangsa Kamboja "

  1. Ngeri ngeri sedap ini Museum. Jadi pengin kesana, membuktikan isi museum Tuol Sleng. By the Way, gimana rasanya naik tuk tuk Pak Eko. Salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo Mas Budi berkunjung ke Tuol Sleng sambil kuliner dikamboja. Rasanya mirip naik becak, tapi lebih kencang dan bisa menikmati pemandangan Kota dengan nyaman.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts