Pengalaman Berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, The Schmutzer Primate Center

Pengalaman Berkunjung ke 
Pusat Primata Schmutzer, 
The Schmutzer Primate Center

Ibu Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh

Saat berkunjung ke Kebun Binatang Ragunan, kami berkesempatan untuk berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer.

Pusat Primata Schmutzer

Berada dalam kebun binatang ragunan, pengelolaannya tidak diserahkan pada kebun binatang ragunan, melainkan oleh swasta yang dananya pendiriannya berasal dari The Gibbon Foundation. 

Pusat Primata Schmutzer
Pada tahun 2006 pusat primata ini sudah diserahkan sepenuhnya pada kebun binatang ragunan jakarta.

Loket Tiket Pusat Primata Schmutzer
Pusat Primata Schmutzer didirikan sebagai sarana pendidikan dan hiburan bagi pengunjungnya.

Sebelum memasuki Pusat Primata Schmutzer, pengunjung dipersilahkan membeli tiket dengan mengunakan kartu Jack Card yang juga dipergunakan saat membeli tiket masuk Kebun Binatang Ragunan.

Harga Tiket Pusat Primata Schmutzer
Tiket masuk Pusat Primata Schmutzer adalah (selasa-jumat : Rp.6.000,-) dan (sabtu-minggu dan hari libur nasional : Rp.7500,-). Apabila anda ingin menyaksikan film dokumenter Primata anda dikenakan biaya Rp. 150.000 untuk sekali putar dengan kapasias tempat duduk 85 kursi.

Pada saat Pandemi, batas akhir pembelian tiket adalah pukul 14.00 WIB.  Setelah melewati jam tersebut, pelayanan Pusat Primata Schmutzer ditutup.

Pelayanan sangat ramah dan penjagaan sangat ketat.

Setelah membeli tiket, kita akan dipersilahkan masuk dengan melakukan tapping Kartu Jack Card.

Selamat Datang di Pusat Primata Schmutzer
Pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan masuk, lingkungan Schmutzer sangat bersih. Pemeriksaan akan hal ini ketat, tempat penitipan barangnya aman dan rapi. 

Botol air minum dan makanan yang tidak diperbolehkan masuk, bukan dibuang tetapi disediakan tempat penitipan yang rapi da teratur.  Saya menitipkan tas bawaan dan mendapat kartu bukti penitipan.

Pengunjung diperiksa sebelum masuk, bahkan permen pun akan disita di tempat penitipan barang. Air minum disediakan gratis di dalam taman dengan adanya pancuran air minum di setiap titik titik tertentu di kebun binatang. 

Selain binatang yang terawat, semua tumbuhan di Schmutzer diberi papan nama berdasarkan nama latinnya untuk keterangan pengunjung.

Gerbang Pusat Primata Schmutzer

Salah satu pusat primata terluas di dunia ini didirikan atas bantuan dana dari seorang pecinta hewan dan pelukis keturunan Jerman bernama Nyonya Puck Schmutzer. Nyonya Schmutzer memberikan semua warisan hartanya kepada The Gibbon Foundation untuk membangun fasilitas pusat primata dan pengembangan primata di Indonesia. Atas jasanya, Pusat primata ini kemudian diberi nama sesuai Pusat Primata Schmutzer.

Pusat Primata Schmutzer adalah salah satu pusat primata berkelas internasional yang mempunyai peranan dalam konservasi primata Indonesia dan sekaligus sebagai Jendela Informasi Primata.

Di dasar patung monyet menggendong anak terdapat 2 tulisan prasasti dengan dasar warna hijau.

Prasasti yang pertama bertuliskan


Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kandang Gorilla dan Pusat Primata Schmutzer
Taman Margasatwa Ragunan 
Diresmikan oleh
Gubernur Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Sutiyoso
Jakarta, 20 Agustus 2002

Prasati yang kedua bertuliskan


Pusat Primata Schmutzer 
Merupakan Sumbangan dari 
Alm. Ibu Puck Schmutzer dan Yayasan Gibbon
Pusat Primata ini adalah hasil rancangan dari 
1. Dr. Ir. Willie Smits
2. Frau Ulrike Von Mengden
Arsitek
3. Ir. Radya Bharata
Kontraktor
4. PT Gemini AstriKarya - Samarinda

Berbagai jenis primata Indonesia terwakili di sini dengan beberapa primata eksotisnya antara lain: orangutan, gorilla, simpanse, dan jenis-jenis primata langka dari dalam dan luar negeri lainnya. Kompleks seluas 13 ha dirancang dengan konsep open zoo dimana satwa yang tinggal di dalamnya seolah-olah berada di habitat aslinya.

Gerbang Pusat Primata Schmutzer

Setelah melewati Patung, berikutnya di hadapan kita tampak Pusat Primata Schmutzer yang sangat megah yang merupakan karya arsitektur Indonesia dan Kontraktor dari Samarinda.

Memasuki area pusat Primata Schmutzer anda akan melihat sebuah enklosur yang tertata secara menarik dan artistik. Koleksi satwa yang menjadi andalan adalah dari jenis primata dengan icon orangutan dan gorilla. Pintu gerbangnya berbentuk setengah lingkaran menyerupai kubah raksasa dengan tangga menuju ke jembatan yang merupakan salah satu cara melihat gorilla dataran rendah dari atas jembatan tersebut.

Patung Gorila di Gerbang Pusat Primata Schmutzer

Untuk memasuki gerbang Pusat Primata Schmutzer kita harus menaiki tangga yang cukup tinggi dan sampai di atas, kita akan disambut Patung Gorilla berwarna hitam dan beberapa informasi.
  
Filosofi Pusat Primata Schmutzer
Filosofi Pusat Primata Schmutzer

Kami berusaha memberi terbaik bagi Primata dan satwa lain yang berada di tempat.  Kamiingin mengajarkan kepada masyarakat  untuk memperdulikan dan menghormati hewan primata dengan menunjukkan kepada mereka sebanyak mungkin dalam lingkungan alami hewan primata tersebut.  hewan hewan tersebut adalah hewan hewan yang akan dikembalikan ke habitat aslinya dan tidak untuk dipelihara di tempat ini secara permanen sebagai koleksi kebun binatang.  Hewan hewan yang dipelihara secara permanen disini adalah hewan hewan yang tidakbisa dikembalikan kehabitat aslinya.

Kami  ingin membuka mata dan hati masyarakat dengan membiarkan mereka belajar dari pengalaman.  kami ingin menunjukkan bahwa belajar dapat menyenangkan.  Kami ingin menunjukkan kepada pengunjung kami sebuah sudut pandang yang baru dan untuk menggali keindahan dunia yang jauh dari keramian dan kehidupan kota yang berpolusi.  Kami juga ingin menunjukkan bahwa disiplin membuat hidup kita menjadi lebih baik.  Dari kebersihan hingga pengaturan antrian, dari keamaan hingga manajemen kami perhatikan.  Kami ingin masyaraakat belajar bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, tumbuhan dan hewan mempunyai aturan main sendiri untuk hidupnya dan kita saling ketergantungan.  Akhirnya kami ingin Anda kagum pada kehidupan alam dan menjadi bagian dari gerakan penyelamatan alam kita. 

Di samping tukisan filosofi atau Philosophy terdapat foto Nyonya Puck dengan menggendong Orang hutan atau Orangutan.

Nyonya Puck Schmutzer

Ibu Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh merupakan perintis dibangunnya Pusat Primata Schmutzer. Ia adalah seorang pecinta hewan,pelukis dan dermawan. Ia mewariskan seluruh harta warisannya kepada The Gibbon Foundation yang diketuai oleh Willie Smits untuk dibuat sebuah fasilitas terbaru untuk primata di Kebun Binatang Ragunan

Informasi lain adalah beberapa foto keterangan Primata, tahukan Anda, yang mana Gorila?


Berikutnya adalah foto yang bertuliskan Ternyata Pisang (gambar) bukan makanan utama, Apa yang mereka makan? 


Simpanse 
Makanan utama Simpanse adalah buah buhan dan daun daunan. Namun mereka juga memenuh kebutuhan proyteinnya dengan memakan jenis jenis satwa kecil seperti primata dan mamalia kecil dan serangga

Gorila
Makanan utama Gorila adalah buah buahan dan daun daunan. Lebih dari 200 jenis tumbuhan yang mereka makan di alam. Gorila dataran rendah bagian barat memakan lebih banyak buah buahan daripada Gorila dataran rendah yang hiudp di bagian timur.  Mereka juga memakan semut.

Orangutan
Makanan utama orangutan adalah buah buahan dan daun daunan.  Mereka juga makan serangga seperti semut dan rayap, bunga, kulit kayu dan pucuk pucuk palem.  Orangutan mempunyai kemampuan untuk mengetahui lokasi dimana makanan yang tersedia di hutan. 

Selanjutnya kita memasuki gerbang untuk melihat Gorila dari koridor tangga yang dibangun di atas taman atau area untuk melepas Gorila. 

Jalur jalan yang rapi, bersih dan terawat.  Kita bisa melihat lihat Gorila dengan bebas.


Tampak Kandang Gorila dari arah ruang terbuka terlihat seperti dinding yang rusak.  Di bagian ujung disediakan dinding besi berlubang untuk mengintip kegiatan Gorila dalam kandang.


Kandang Gorila terbuka ini dibatasi Parit selebar 3 meter yang berisi air dan diperkuat dengan kawat beraliran listrik. Dari segi pengamanan, parit dan kawat beraliran listrik ini sepertinya cukup aman untuk para pengunjung.

Semua Gorila berasal dari Inggris,  karena sesuai peraturan tidak boleh mengambil langsung Gorila dari tempat asalnya Afrika, tetapi harus dari Gorila hasil penangkaran.


Kihi

Saya Kihi,lahir tanggal 8 Mei 1995 di kebun binatang Howletts, Inggris.
Orang tua saya Kijo dan Dihi, walaupun umur saya sama dengan Kumbo, tetapi saya tidak besar dan sekuat dia.
Saya lebih sering menjelajah area Gorila ini sendiri.

Gorila di dalam kandang

Saya berkesempatan melihat 3 ekor Gorila yang ada di Pusat Primata Schmutzer, 2 ada di dalam kandang tertutup dan 1 ekor di lepas.

Memang Gorila digilir untuk berada di area terbuka.

Komu

Saya Komu,lahir tanggal 16 April 1997 di Kebun binatang Howletts, Inggris.
Orang tua saya Kijo dan Mushie.  Saya paling suka bermain dengan Kidjoum. Saya paling mudah bergaul dan bermain dengan saudara saya yang lain di area Gorila ini. 


Awalnya, saya tidak bertemu dengan ketiga Gorila ini. Setelah berbicang dengan petugas yang ada di Kandang tertutup Gorila, saya pun diajak berkeliling untuk mencari Sang Gorila di area terbuka dengan terlebih dahulu Sang Petugas mengambil makanan untuk menarik keluar dari rerimbunan pepohonan. 

Saya berkesempatan mendokumentasikan Kihi saat di lapangan terbuka.  Betapa bersyukur dan bahagianya saya bisa memfoto Sang Gorila.

Bobotnya lebih dari 250 kg dan menurut Sang Petugas, Sang Gorila sudah kegemukan alias obesitas.

Gorila di ruang terbuka Pusat Primata Schmutzer

Sebelumnya Sang Gorila Kihi nampak terduduk termenung di bagian belakang dinding kandang dan terlihat melamun.

Sesekali terlihat gelisah saat ada pesawat lewat, ternyata menurut Sang Petugas, memang Kihi kurang nyaman dengan bunyi suara pesawat terbang yang beberapa kali melintas di atas Pusat Primata Schmutzer.



Satu lagi trauma  dari Sang Gorila adalah saat beberapa fotografer memotret dengan menggunakan lampu Blitz.  Kilatan lampu Blitz membuat mereka trauma dan jika ada kamera sering bersembunyi.

Jadi disarankan saat memotret atau mengabadikan Gorila tidak menggunakan lampu flash atau blitz. 

Selain Gorila, sekitar  25 jenis primata menjadi penghuni Pusat Primata satu-satunya di Jakarta ini. Mulai dari primata asli asal Indonesia seperti Lutung, Owa, Beruk, Orang Utan hingga primata Simpanse, semuanya terawat dan terpelihara dengan baik di pusat primata ini.

Berikut beberapa nama yang tercatat:
Siamang, Siamang Gibbon, Hylobates syndactylus
Surili, Grizzled Leaf Monkey, Presbytis comata
Lutung Jawa, Javan Langur, Trachypithecus auratus
Gorila Dataran Rendah, Western Lowland Gorilla, Gorilla goriilla
Owa kelawat, Muller's Gibbon, Hylobates meulleri
Owa Agilis, Agile Gibbon, Hylobates agilis
Monyet Wolay, Celebes Crested Macaque, Macaca nigra
Monyet Boti, Tonkean black macaque, Macaca tankeana
Monyet Ekor Panjang, Long Tailed Macaque, Macaca fascicularis
Simpanse
Orangutan


Beberapa primata akan saya tampilkan dan ulas di cerita berikutnya.

Selain melihat koleksi primata, di arena ini juga terdapat gua yang di dalamnya terdapat primata-primata yang dibatasi dengan kaca sehingga para pengunjung seakan-akan berada dalam satu lingkungan dengan primata tersebut. 

Monyet Boti, Macaca tangkeana

Pohon-pohon yang menghiasi pusat primata memberikan keteduhan dan keasrian ketika kita berada di dalam lingkungan pusat primata ini.

Owa Agilis, Hylobates agilis

Tempat untuk pengunjung disediakan minimum, seperti jalan setapak, arena bermain dan belajar atau masuk gua, dan tempat tinggal binatang diusahakan maksimum (dalam luas).

Monyet Ekor Panjang, Macaca fascicularis

Pusat Primata Schmutzer juga memiliki musium, perpusatakaan dan teater bioskop kecil tentang primata di Indonesia dan dunia.

Berbagai sarana pendidikan dan hiburan juga melengkapi Pusat Primata ini. Para pengunjung bisa mengunjungi area-area seperti museum, perpustakaan dan teater kecil yang dapat memberikan banyak informasi. Desain arena yang menarik dapat memberikan kenyamanan untuk setiap pengunjung yang menyempatkan waktu untuk datang ke objek wisata ini.

Selanjutnya apabila pengunjung ingin melihat orangutan akan dapat melihatnya melalui terowongan orangutan ( orangutan tunnel ) di dalam terowongan. Dari atas jembatan anda dapat mengamati gorilla. Yang merupakan salah satu jenis kera terbesar di dunia. 

Berat tubuhnya mencapai lebih dari 100 kg. Pada jam 12 siang pengunjung dapat menyaksikan petugas memberikan makanan (feeding time) gorilla. Atraksi ini sangat menarik dan karena pengunjunga bisa melihat secara langsung bagaimana gorilla yang pemalu ini makan.

Selain melihat satwa primata, anda dapat mempelajari kehidupan primata melalui beberapa fasilitas yang ada di dalam pusat primata schmutzer antara lain : dapur makanan satwa, fasilitas pendidikan dengan adanya ruang teater pemutaran film dokumenter, diorama satwa serta perpustakaan.

Fasilitas lain adalah Mushola, Toilet untuk orang biasa dan khusus untuk pengguna kursi roda serta ruang untuk menyusui atau ruang laktasi.


Ditunggu kedatangan teman teman untuk berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer.

Terima kasih.




Subscribe to receive free email updates:

6 Responses to "Pengalaman Berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, The Schmutzer Primate Center"

  1. Replies
    1. Siap Pak Lukman, terima kasih atas supportnya.

      Delete
  2. Waah mas, 14 tahun saya tinggal di Indonesia, blm pernah ke ragunan, apalagi tahu kalo ada pusat primata di sana. Malu saya...

    Ragunan saya memang ga tertarik. Tapi pusat primata saya mau banget untuk datangin. Daridulu tertarik dengan hewan2 primata pintar ini. Terharu malah orang luar yg peduli sekali dengan mereka sampai membangun tempat khusus ini :). Saya memang ga setuju kalo primata ditaro di kebun binatang, tapi kadang kalo melihat hutan tempat mereka semakin habis, sedih sih. Kebayang cari makannya susah :(.

    Untuk menonton film dokumenter tiketnya lumayan juga yaa. Itu harga per orang kan. Filmnya berapa jam mas? Tapi mungkin kalo kesana, aku pun pasti tertarik kok nonton filmnya. Itung2 uangnya bisa membantu kelangsungan pusat primata ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh kok di Indonesia sih saya tulis. 14 THN di Jakarta maksudnya hahahah. Typo :p

      Delete
    2. Iya Mbak Fanny, sebenarnya saya pun jarang ke Kebun Binatang Ragunan. Rekomendasi untuk berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, betapa pedulinya beberapa orang terhadap kelangsungan primata primata ini. Penataan areal yang bagus dan bangunan yang luar biasa. Kita masih menyaksikan Gorila yang pintar dan dilepas secara bergantian di taman terbuka. Berkesempatan memberi makan dengan buah buahan didampingi bersama petugas yang ramah dan penjelasan yang sangat lengkap. Dijamin ok Mbak. Pilih waktu waktu sesuai jadwal memberi makan kalau berkunjung ke Schmutzer Primate Center. Sensasi bertemu Gorila di Indonesia. Selamat beraktifitas dan salam sehat.

      Delete
  3. Terima kasih Pak, selamat beraktifitas dan salam sehat.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts