Mengapa Bisa Mengidap Diabetes melitus dan Apa Penyebabnya?

Seri Kesehatan 

Mengapa Bisa Mengidap Diabetes melitus dan penyebabnya?
Padahal saya sehat!

Sampai saat ini, setelah sekitar 14 tahun mengidap Diabetes melitus atau Kencing manis, saya sebenarnya masih bertanya tanya?

Beberapa pertanyaan yang menyaring informasi ini adalah :
  1. Saya senantiasa menyantap makanan sehat dan berkualiatas
  2. Saya senantiasa berolah raga dengan teratur, minimal 3 kali seminggu
  3. Saya senantiasa mengkonsumsi air putih dengan teratur, minimal 1 liter per hari
  4. Saya berusaha mengurangi makanan gorengan 
  5. Saya tidak mengkonsumsi minuman keras
  6. dan saya dengan tidak yang lainnya.
Orang boleh saja menyangkal mengapa dia terserang atau terjangkit Diabetes melitus, tetapi munculnya penyakit inilah yang membuktikannya.

Tetap saja saya terkena Diabetes melitus, hingga saat divonis mengidap diabetes melitus saya sempat down dan berusaha memperbaiki segala sesuatu terkait Diabetes melitus.

Kaitan Diabetes melitus dengan Pankreas yang infonya sangat berhubungan erat.

Ya, memang terkadang manusia boleh berusaha, tetapi tetap ada sesuatu yang kita tidak tahu dan ada dalam rencana Tuhan. 


Apa itu Diabetes

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Mengapa Pankreas?

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.

Kalenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu acapkali disebut pulau-pulau Langerhans.

Dinamakan Langerhans atas penemunya, Paul Langerhans pada tahun 1869. Setiap pulau berisikan sel beta yang berfungsi mengeluarkan hormon insulin. Dimana hormon insulin memegang peran penting dalam mengatur kadar glukosa darah.

Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Disamping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dari insulin yaitu mengingkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mengeluarkan somatostatin

Baca juga Artikel :


Memahami Fungsi Pankreas
Pankreas berada di belakang rongga perut dengan panjang 18-25 cm dan memiliki bentuk memanjang, menyerupai ikan. Fungsi pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsi eksokrin dan endokrin. Berikut penjelasannya:

Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan produknya melalui suatu saluran, menuju ke permukaan tubuh atau jaringan lain di dalam tubuh. Contohnya adalah kelenjar air liur, kelenjar keringat, dan kelenjar saluran cerna.

Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan ke saluran cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya, enzim lipase untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan tripsin untuk mencerna protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat.

Fungsi endokrin
Sedangkan kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan produknya ke dalam peredaran darah. Fungsi kelenjar endokrin pada pankreas adalah mengeluarkan hormon, yaitu hormon insulin dan hormon glukagon. Kedua hormon ini berperan dalam mengatur kadar glukosa atau gula dalam darah.

Hormon insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk dibawa ke berbagai jaringan di dalam tubuh, agar bisa digunakan sebagai energi. Hormon insulin ini juga penting bagi hati, karena membantu hati menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen berguna sebagai cadangan energi saat tubuh membutuhkan energi ekstra. Saat glukosa dalam darah terlalu rendah, hormon glukagon yang akan memecah kembali glikogen di hati menjadi glukosa.

Jika Pankreas tidak berfungsi, Apa yang akan terjadi?

Pankreas yang sehat akan memproduksi enzim dan hormon dalam jumlah dan waktu yang tepat ketika kita makan. Namun, pankreas yang memiliki gangguan tidak mampu memproduksi enzim pencernaan secara optimal, sehingga penyerapan makanan juga terganggu

Gangguan pada pankreas juga bisa menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan atau kerusakan pada pankreas, antara lain:

Diabetes tipe 1 dan tipe 2

Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin sebagaimana seharusnya (resisten) dan gula darah naik. Pankreas juga kehilangan kemampuan memproduksi dan melepaskan insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan pada diabetes tipe 1, sistem imun justru menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin, sehingga pada penderita diabetes tipe 1 dibutuhkan suntikan insulin seumur hidup.

Pankreatitis

Penyebab utama dari penyakit ini masih belum diketahui, namun masalah batu empedu dan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol bisa menjadi salah satu pemicu. Pada pankreatitis akut dan kronis, pankreas mengalami peradangan dan rusak, karena zat pencernaan yang dihasilkannya sendiri. Pankreatitis bisa menyebabkan kematian jaringan pada pankreas.

Fibrosis kistik

Penyakit fibrosis kistik atau cystic fibrosis disebabkan oleh adanya gangguan genetik yang menimbulkan kelainan pada pankreas dan paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan diabetes atau masalah pencernaan.

Satu hal yang patut diwaspai adalah Diabetes bisa menyerang siapa saja, baik dengan kondisi yang teratur hidupnya maupun yang memang abai terhadap menjada kesehatan, yang penting kita harus mengenali gejala gejala serangan diabetes melitus.

jangan seperti saya yang sudah agak terlambat dan baru sadar setelah kadar gulanya 380.

Sangat haus 
Berikut gejala gejala serangan Diabetes melitus meskipun setiap orang akan mengalami hal yang berbeda,

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:

  1. Sering merasa haus.
  2. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
  3. Sering merasa sangat lapar.
  4. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
  5. Berkurangnya massa otot.
  6. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
  7. Lemas.
  8. Pandangan kabur.
  9. Luka yang sulit sembuh.
  10. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Saya mengalami point nomor 1 dan nomor 7 dan kejadiannya disaat melakukan pekerjaan di luar kota.  Untung saja masih bisa segera berobat dan diberikan diagnosa dan arahan oleh dokter, meskipun di diagnosa dokter pertama salah.  

Jadi tidak ada salahnya kalau anda ragu,  bisa meminta second opinion dari dokter lain, atau jika memang sudah ada bukti hasil uji laboratoriumnya, berarti anda harus bersiap siap hidup berdampingan dengan Diabetes.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain:

  1. Mulut kering.
  2. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
  3. Gatal-gatal.
  4. Disfungsi ereksi atau impotensi.
  5. Mudah tersinggung.
  6. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
  7. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

Segera Lakukan Diagnosis Diabetes ke Dokter

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah:
  1. Orang yang berusia di atas 45 tahun.
  2. Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
  3. Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
  4. Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.
  5. Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. 
Untuk point no 1, tidak untk saya,karena saya terdeteksi Diabetes melitus saat berumur 36 Tahun.

Penyebab berubahnya kadar gula darah
Kadar glukosa darah yang normal dapat berubah seiring waktu, dapat naik atau turun dari batas normalnya. Berbagai hal dapat memicu perubahan kadar glukosa tersebut.
Penyebab gula darah naik yang paling umum meliputi:
  1. Dehidrasi
  2. Hormon
  3. Stres
  4. Penyakit tertentu
  5. Suhu ekstrem
Penyebab gula darah turun yang paling umum meliputi:

  1. Pola makan yang tidak teratur atau melewatkan waktu makan
  2. Efek samping obat
  3. Efek samping insulin
Makanan berkarbohidrat 

Bagaimana cara menjaga agar kadar gula darah tetap berada pada kisaran NORMAL
Menjaga kadar gula darah tetap normal adalah kunci hidup sehat bagi setiap orang. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah, yakni:

1. Melakukan Kegatan Olahraga Rutin dan aktif bergerak
Olahraga bisa membuat tubuh lebih peka terhadap insulin sehingga mempermudah penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh.

Bila Anda berolahraga, kadar kolesterol total dan trigliserida dalam tubuh pun akan berkurang. Selain itu, olahraga juga bisa meningkatkan kolesterol HDL atau kolesterol baik dalam tubuh. Kedua manfaat ini dapat mencegah masalah kelebihan berat badan yang merupakan salah satu faktor penyebab utama diabetes.

Untuk membuat tubuh tetap aktif bergerak, Anda juga bisa memperbanyak aktivitas fisik seperti membersihkan rumah, berkebun, atau memilih berjalan kaki saat berpergian jika memang cukup terjangkau.

Kegiatan Olah raga bukan pada berat atau beratnya olah raga, tetapi rutin kegiatan olah raga.

Minimal melakukan kegiatan olah raga 30 menit setiap hari. 
Olah Raga rutin untuk menjaga kadar gula darah Pixabay

2. Menjaga pola makan sehat dan Diet 
Makanan sangat berkaitan erat dengan kadar gula darah. Pola makan sehat dan teratur akan membantu menjaga gula darah normal.

Pilih menu makanan dengan nutrisi lengkap dan seimbang, yaitu menyertakan sumber protein, serat, kalori, vitamin, mineral, dan karbohidrat.

Salah satu Pola makan yang diterapkan adalah, jadwal atau waktu makan.  Buatalh jadwal makan yang teatp, dan diantara jam makan, hindari mengkonsumi makanan hingga saatnya tiba waktu makan. 

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Pilihan makanan untuk penderita diabetes juga sebaiknya benar-benar diperhatikan.

Bila perlu, pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang lebih aman untuk penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan keluarganya dapat melakukan konsultasi gizi dan pola makan dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

3. Mengelola stres dengan baik
Dokter dan para ahli kesehatan menganjurkan setiap orang yang ingin menjaga kadar gula darahnya tetap normal untuk mengelola stres. Pasalnya, hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol, bisa untuk meningkatkan gula darah normal.

Tanpa Anda sadari, stres yang Anda alami ini bisa menguras energi dan tenaga yang ada di dalam tubuh yang seharusnya dipakai untuk beraktivitas. Oleh karena itu tidak jarang orang yang mengalami stres juga sering kali merasa cepat lelah.

Stess, terkadang terlihat sederhana, tetapi faktor inilah yang membuat saya terserang Diabetes melitus.  Stress terhadap pencapaian individu dan idealisme yang tinggi membuat saya stress dan memicu masuknya Diabetes melitus. 

4. Melakukan Jadwal Rutin cek gula darah
Cek gula darah penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh Anda. Sebaiknya Anda juga mencatat kadar gula darah Anda dari waktu ke waktu. Dengan begitu, Anda dapat memantau perubahan kadar gula darah yang terlalu tinggi atau rendah.

Waspadai jika terjadi perubahan kadar gula darah yang terlalu drastis. Segera konsultasikan pada dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.

5. Melakukan Pengobatan Terhadap Diabetes melitus
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Terapi insulin inilah yang saya lakukan dan saya sudah menggunakan 2 macam Insulin.
Novorapid  dan Levemir atau Lantus

Penggunaan obat obatan ini akan saya tulis tersendiri beserta pengalaman menggunakannya.

Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat dan point point di bagaimana menjaga kadar gula supaya tetap normal.


Penyakit apa yang timbul jika Diabetes melitus tidak ditangani serta Komplikasi Diabetes yang muncul akibat tidak menjaga Kadar Gula Darah Normal   
Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

  1. Penyakit jantung
  2. Stroke
  3. Gagal ginjal kronis
  4. Neuropati diabetik
  5. Gangguan penglihatan
  6. Katarak
  7. Depresi
  8. Demensia
  9. Gangguan pendengaran
  10. Frozen shoulder
  11. Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  12. Kerusakan kulit atau gangrene akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan daging
Point yang berwarna merah sudah pernah saya alami dan memang datangnya tiba tiba dan terkadang obat biasa tidak bisa membantu.

Mau tidak mau harus mengkonsumsi obat diabetes.

Diabetes pada kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:

  1. Kelebihan berat badan saat lahir.
  2. Kelahiran prematur.
  3. Gula darah rendah (hipoglikemia).
  4. Keguguran.
  5. Penyakit kuning.
  6. Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.




Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Mengapa Bisa Mengidap Diabetes melitus dan Apa Penyebabnya?"

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts