Pengalaman Menunaikan Ibadah Sholat Jumat di Blue Mosque, Saint Petersburg, Rusia

Seri Traveling
Blue Mosque, Saint Petersburg, Rusia
Pengalaman Menunaikan Ibadah Sholat Jumat  

Di depan Blue Mosque Saint Petersburg, Masjid Biru yang megah

Saat berkunjung ke Saint Petersburg Rusia, ada 1 hari yang jatuh di hari Jumat, dan saya mesti menunaikan Ibadah Sholat Jumat yang memang wajib bagi laki laki muslim.

Saya akan menceritakan pengalaman saya menunaikan ibadah Sholat Jumat di Masjid yang melegenda di Saint Petersburg, Rusia di saat musim dingin. 

Oh ya, sebelum melanjutkan cerita pengalaman menunaikan sholat jumat di Saint Petersburg Rusia, saya akan sedikit bercerita mengenai Rusia, Saint Petersburg dan Blue Mosque atau Masjid Biru yang legendaris.

Kremlin, Red Square, Kantor Putin

Islam Agama kedua Terbesar Penganutnya di Rusia

Apa yang terbayang di pikiran anda, begitu saya menyebut kata Rusia?
Dugaan saya  dan mungkin juga ada di pikiran saat pertama datang ke Rusia, (setelah anak saya kuliah di Moscow, semakin mengerti tentang Rusia)  adalah 
  1. Komunis
  2. Atheis
  3. Dingin  karena di mana mana salju
  4. Berwajah tanpa senyum
  5. Perang
  6. Nuklir
  7. Yuri gagarin
  8. Putin
  9. Beruang Putih
  10. Marsya and The Bear
  11. Boneka Matryoshka
  12. Pendidikan keras
  13. Topi Bulu
Baca juga artikel :

Ya hampir semua tersebut dengan baik.  Saat saya mendarat pertama di Moscow, hal pertama yang saya rasakan adalah dingin, karena saat mendarat di Bandara Domedonovo, suhunya minus 10 derajat celcius.

Datang dari Bekasi yang bersuhu 28 - 31 Derajat celcius, langsung kedinginan saat tiba di negara.  Point no 3, terjawab.  Memang sangat dingin dan terasa hingga menusuk ke tulang (dramatis ya he..he..he..)

Setelah menyusuri Kota Moscow sebelum melanjutkan perjalanan ke Saint Petersberg, saya menyempatkan berkeliling ke Red Square dan beberapa bangunan bersejarah di Moscow.

Moscow State University

Saya menenyempatkan mampir ke Universitas terbesar di Moscow sekaligus di Rusia, Moscow State University dan kebetulan di tahun berikutnya, anak saya diterima beasiswa di Moscow State University of Civil Engineering atau MGSU.

Moscow State University of Civil Engineering atau MGSU

Institusi pendidikan tinggi yang berlokasi di Moskow, Rusia. Itu terletak di Jalan Raya Yaroslavsy di distrik Yaroslavsky.

Anak saya saat ini sudah memasuki tahun ke 4 berkuliah di Moscow. Moscow State University of Civil Engineering atau MGSU menyandang status Universitas Riset Nasional. 
Moscow State University of Civil Engineering atau MGSU
National Research Moscow State University of Civil Engineering (NRU MGSU) adalah universitas terkemuka di Federasi Rusia di bidang konstruksi. MGSU melatih para insinyur, spesialis, dan manajer dari semua tingkatan di bidang industri, sipil, energi, manajemen konstruksi, konstruksi khusus dan unik, sistem dan teknologi informasi, perancangan dan otomatisasi bangunan, konstruksi, dan kompleks. MGSU memiliki kompleks laboratorium penelitian modern, yang menyediakan studi di bidang sains dan teknologi. Universitas memiliki pengalaman kerjasama internasional dengan pusat-pusat ilmiah dan pendidikan dari 30 negara.

Ayo semangat kakak, semoga lancar dan sukses pendidikannya 

Ada perasaan bangga juga bisa melihat anak melanglang buana melebihi bapaknya. Semoga sukses ya Nak.

Ok, jadi point 12, terpatahkan, karena Universitas di Rusia, ada yang masuk 10 besar Universitas terkemuka di dunia.

Berikutnya mengenai keyakinan atau religion.  Ada hal yang menarik saat saya akan terbang ke Saint petersburg dari bandara Vnukovo, formally Vnukovo Andrei Tupolev International Airport, Moscow (di Moscow ada 3 bandara international : 
Sheremetyevo International Airport, Domodedovo Mikhail Lomonosov International Airport dan Vnukovo), saat masuk waktu dhuhur, saya bergegas berniat menunaikan sholat, saya sudah mengincar salah satu pojok area yang sepi dan bersih.  Saat akan mencari tempat wudhu, mata saya tertuju pada sign orang sholat, alias Prayer Room

Alangkah kagetnya saya, ternyata di negara yang dibilang komunis dan atheis, ternyata di bandara disediakan tempat sholat.  Saya pun dengan terkaget kaget dan terheran heran, menuju area musholla yang lokasinya ditengah tengah Airport.

Ada ruang berwudhu dan saya antri karena di depan saya ada jamaah dengan wajah kaukasian. Setelah tiba giliran wudhu, saya pun mengambil wudhu dengan air yang luar biasa dingin, karena di dalam bandara meskipun ada penghangat, dingin masih terasa menusuk.

Saat masuk ke ruang musholla, saya makin terkaget kaget, ternyata jamaah sudah menunggu dan saya diminta menjadi imam sholat.  Saya pun mempersilahkan salah satu dari mereka untuk menjadi imam. tapi, mereka tidak bergeming, tetap menpersilahkan saya menjadi imam. 

Terjadilah dialog

Mr. A : Rusia ...(pertanyaan yang singkat)
Eko   : No, I am Indonesia
Begitu mereka mendengar saya menjawab Indonesia, mereka berempat seperti diberi aba aba mempersilahkan saya menjadi imam, dan salah satu dari mereka langsung membaca Iqomah.

Proses sholat berlangsung khusyuk dan khidmat.  Pertama kali saya melihat di bandara internasional di luar negeri yang ada Mushollanya.  Di Eropa tidak ada, Di Inggris tidak ada, di Amerika tidak ada, di Asia seperti Vietnam dan Kamboja tidak ada, malah saya bertemu di Rusia, Subhanallah.

Point no 1 dan 2, 4, terpatahkan.  Ternyata Rusia adalah negara sekuler menurut konstitusi, dan agama terbesarnya adalah Kristen. Ini memiliki populasi Ortodoks terbesar di dunia, dan menurut survei sosiologis yang berbeda tentang kepatuhan beragama, antara 41% hingga lebih dari 80% populasi Rusia menganut Gereja Ortodoks Rusia.

Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia, dan itu adalah agama  di antara orang-orang di Kaukasus Utara, dan di antara beberapa orang Turki yang tersebar di sepanjang wilayah Volga Ural dan di Moscow sendiri.

Terbang di atas Sain Petersburg, Pemandangan di atas Kota Saint Petersburg yang terlihat hanya salju semua

Mendarat di Saint Petersburg
12.42 Waktu Saint Petersburg
Saya terbang menggunakan pesawat Aeroflot dan saat melintas di atas Saint petersburg. semua terlihat putih dan tidak ada yang hijau. Saya membayangkan betapa dinginnya di bawah sana.

Mendarat di Pulkovo Airport Saint Petersburg


Mendarat di Saint Petersburg, semua terlihat putih karena tertutup salju yang tebal.  Berkunjung ke Kota Saint Petersburg mesti tahu asal usul kota ini. Karena di kota ini, kami akan berkeliling banyajk tempat dan berkunjung ke berbagai museum yang ada untuk mengetahui sejarah Kota Saint Petersburg.

Kota Saint Petersburg atau dalam bahasa Rusia seringkali diucapkan sebagai Sankt Peterburg, sebelumnya dikenal sebagai Petrograd (1914–1924) dan kemudian Leningrad (1924–1991), adalah yang kedua- kota terbesar di Rusia.

Berpose di salah satu Kanal Sungai di Saint Petersburg yang membeku.

Kota Saint Petersburg terletak di Sungai Neva, di kepala Teluk Finlandia di Laut Baltik, dengan populasi sekitar 5,4 juta penduduk. Saint Petersburg adalah kota terpadat keempat di Eropa, kota terpadat di Laut Baltik, serta kota paling utara di dunia dengan lebih dari 1 juta penduduk. Sebagai ibu kota Kekaisaran Rusia, dan pelabuhan strategis secara historis, kota ini diatur sebagai kota federal.

Kanal Sungai di Saint Petersburg di  musim semi
The Neva adalah sebuah sungai di Rusia barat laut yang mengalir dari Danau Ladoga melalui bagian barat Oblast Leningrad (wilayah bersejarah Ingria) ke Teluk Neva di Teluk Finlandia. Meskipun panjangnya sederhana 74 kilometer, itu adalah sungai terbesar keempat di Eropa dalam hal debit rata-rata (setelah Volga, Danube dan Rhine).  Kami alhamdulillah sudah berkunjung ke sungai Rhine yang menembus Jerman dan Swiss.

Ok, nanti saya akan bercerita banyak mengenai sejarah Kota Saint Petersburg di episode yang lain. 

Berpose di The State Hermitage Museum, Museum seni terbesar kedua di dunia

Setelah berkeliling ke The State Hermitage Museum, State Hermitage Museum adalah museum seni dan budaya di Saint Petersburg, Rusia. Museum seni terbesar kedua di dunia, yang rencana besok kami akan berkeliling didalamnya, saya berniat menunaikan sholat Jumat di Masjid Biru, Blue Mosque.

Blue Mosque, Masjid Biru Saint Petersburg
Setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 5 km dan menembus badai salju, kami berlima, 2 laki laki, dan 3 perempuan salah satunya istri saya akhirnya sampai juga pelataran Masjid Biru.  Alhamdulillah saat sampai di masjid Biru, badai sudah berlalu, dan memang badai pasti berlalu he..he..he....
Berfoto di depan Blue Mosque Saint Petersburg, sangat megah dan indah 


Blue Mosque Saint Petersburg, bangunannya sangat indah, bak Masjid Shah atau Masjid Imam di Iran yang terkenal di seantero dunia berkat keindahan lengkung-lengkung berandanya sebuah gaya arsitektur Seljuk. Lengkungan tersebut sebiru batu pirus serta berhias stalaktit yang estetik.
Ornament Blue Mosque Saint Petersburg, sangat indah dan menakjubkan 


Blue Mosque Saint Petersburg, sama birunya dengan Masjid Sultan Ahmed di Turki yang juga dikenal dengan nama Masjid Biru karena dominasi ubin biru di sekitar dinding interiornya.


Kedua Masjid itu berada di negara muslim dengan dominan Islam yang besar, nah yang ini berada di Saint Peterburg, Rusia.


Masjid Agung Saint Petersburg atau saya menyebutnya Blue Mosque alias masjid Biru yang terletak di pusat kota dan letaknya tepat di di seberang benteng Peter & Paul, benteng pertahanan pada masa Tsar Rusia yang setelah sholat Jumat kami pergi ke sana.


Berterima kasih kepada Presiden Soekarno

Mengapa ada masjid besar di Saint Petersburg?

Masjid ini dibangun pada masa kekaisaran Rusia, sebelum komunis berkuasa dan mengubahnya menjadi Uni Soviet. Izin pendiriannya didapat dari Tsar Nicholas II. Pembangunannya didanai oleh Said Abdoul Ahad Amir Buharskiy, emir dari Bukhara. Masjid yang dirancang oleh arsitek Nikolay Vasilyev ini dapat menampung 8000 jamaah


Selama Uni Soviet berkuasa, masjid yang didirikan pada tahun 1910 itu ditutup dan dialihfungsikan menjadi gudang. Pada masa itu, hampir semua tempat ibadah dilarang digunakan. Beberapa di antaranya dijadikan kantor pemerintahan dan museum.


Pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1913, masjid ini ditutup pemerintah Soviet pada tahun 1940 dan beralih menjadi gudang peralatan medis. Hal yang sama juga terjadi pada gereja dan katedral yang tersebar di banyak tempat di Rusia saat itu.


Tahun 1956, Presiden Soekarno mengadakan kunjungan ke Saint Petersburg yang saat itu namanya Leningrad. Ia menemukan bangunan serupa masjid namun terlantar dan berdebu. Meskipun dilarang masuk, ia membandel. Memang niatnya pengin sholat. Itulah hebatnya Presiden Soekarno saat itu.


Miris melihat nasib nahas masjid tersebut, ia kemudian meminta Nikita Khrushchev pemimpin Rusia kala itu untuk memfungsikannya kembali.


Berkat kelihaian komunikasi Bung Karno membujuk pemimpin Uni Soviet waktu itu, Nikita Khrushchev, Blue Mosque dibuka kembali untuk tempat ibadah hingga sekarang.


Megahnya Blue Mosque Saint Petersburg, indahnya Masjid Biru 


Permintaannya dipenuhi sepuluh hari kemudian dan pengelolaannya diserahkan pada komunitas muslim Saint Petersburg.


Jadi peran Indonesia via Presiden Soekarno, Masjid Blue Mosque bisa difungsikan hingga saat ini dan dapat menampung hingga 8000 jamaah. Subhanallah.


Sebenarnya penuh perjuangan juga kami mencapai masjid biru ini, karena berjalan kaki diantara suhu minus 12 derajat yang menusuk kulit hingga ke tulang. Apalagi saat berhembus angin, daun telinga serasa jadi kerupuk kering yang renyah.


Sesekali kami masuk toko Buku atau toserba, sekedar menghangatkan badan, kemudian melanjutkan perjalanan lagi.


Bersama Pak Lukman, Tante Yossy, Tante Hellen dan Tante Novia, kami menembus tebalnya salju yang putih bersih meyelimuti seluruh jalanan.


Asap putih mengepul dari rongga mulut kami, setiap kami mengeluarkan sepatah dua patah kata. Tujuan kami menunaikan Sholat Jumat di Masjid Biru dan lanjut ke benteng Peter & Paul. The Peter and Paul Fortress atau Benteng Peter dan Paul adalah benteng asli St. Petersburg, Rusia, didirikan oleh Peter Agung pada tahun 1703 dan dibangun dengan desain Domenico Trezzini dari tahun 1706 hingga 1740 sebagai benteng bintang. Sekitar tahun 1700-an dan awal 1920-an, penjara itu berfungsi sebagai penjara bagi para penjahat politik. Kemudian The Peter and Paul Fortress difungsikan sebagai museum sejak 1924. Kami membaca betapa indahnya museum benteng ini, sehingga kami sangat penasaran untuk berkunjung. Alhamdulilah akan terkabul, sholat Jumat dulu ya.

Blue Mosque Saint Petersburg, indahnya Masjid Biru 

Pukul 12.08. kami tiba di halaman Masjid Biru. Saya menyempatkan diri berfoto foto sejenak mengabadikan indahnya ornamen berwarna dasar biru yang sangat indah.


Arsitektur Blue Mosque Saint Petersburg, indahnya Masjid Biru 


Saya dan Pak Lukman memasuki masjid yang sedang direnovasi saat kami memasuki area masjid.


Tante Novia, memasuki lantai 2 masjid dan Tante Hellen dan Yossy mencaroi tempat yang hangat di bangunan kantor seberang Masjid.

Tempat Wudhu ada di sebelah kanan Masjid dan airnya sangat dingin, saya sampai menggigil kedinginan. Kami dipersilahkan dengan ramah oleh jamaah lain untuk memasuki tempat wudhu.


Saat memasuki Masjid pun, kami dipersilahkan dengan ramah oleh jamaah lain. Ini kali pertama saya menunaikan Sholat Jumat di luar Indonesia, eh iya, satu lagi di Madinah dan Mekah. Jadi ini yang ketiga kalinya. Eits, lupa, satu lagi di Malaysia dan Kamboja, cuma bedanya sebagian besar negara negara itu dominan Muslim.


Kami memasuki Masjid dan Sholat Jumat belum dimulai. Saya memilih duduk di bagian tengah, supaya bisa mengabadikan indahnya kubah Masjid Biru.





Jamaah belum terlalu penuh saat saya memasuki masjid. Kami hanya bisa ngobrol sendiri sambil mengamati jamaah lain. Hanya kami yang mengenakan pakaian Jumatan yang berbeda, menurut kami sih.

Ornament Kaligrafi Blue Mosque Saint Petersburg, indahnya Masjid Biru 
Kumandang Adzan pukul 13.15 dan dimulai dengan khotbah yang kami tidak mengerti sama sekali karena menggunakan bahasa Rusia. Hanya beberapa potong ayat Al Quran dan hadist mengenai akhlak mulia yang kami mengerti dan ditueunkannya Al Quran dan Hadits Nabi sebagai pedoman, lainnya kami hanya khusyuk mendengar Khotib berkhotbah.


Ornament Kaligrafi Blue Mosque Saint Petersburg, indahnya Masjid Biru 

Sekitar pukul 14.00. sholat Jumat dimulai. Setelah sholat Jumat, kami pun bergegas untuk berkumpul kembali dengan janjian di halaman masjid.


Blue Mosque Saint Petersburg, Masjid Biru dari kejauhan

Di halaman Masjid Biru, kami menyaksikan para dermawan yang membagikan makanan dan berbagai buah buahan. Tahukan anda bahwa mereka membagi sedekah ini tidak hanya beberapa bungkus, tetapi mereka menggunakan mobil Pick Up yang penuh isinya dengan kotak makanan dan buah buahan. Subhanallah.


Sekali lagi, maafkan kami ya Allah, yang selalu salah menilai Rusia karena ketidaktahuan kami. Ternyata banyak saudara saudara muslim kami disini yang berhati dan bertingkah laku baik, bahkan sangat baik.

Sayangnya, saya tidak mengabadikan moment ini.


Blue Mosque Saint Petersburg, setelah selesai Sholat Jumat di Masjid Biru 

Kami bertemu dengan teman teman pas di gerbang masuk dan masjid biru dan bergerak menuju ke Benteng Peter and Fortress. Tapi sebelumnya kami akan makan siang terlebih dahulu.

Sungai Neva yang membeku dan The Peter and Paul Fortress di belakang kami.


Sungai Neva yang membeku berlatarbelakang Jembatan Saint Petersburg  dan The Peter and Paul Fortress ada di sebelah kanan.

Demikian pengalaman saya menunaikan ibadah Sholat Jumat, di negeri Beruang merah yaitu Rusia.


Masih ada point point yang belum terjawab. Ingatkan ya....


Paul and Peter Fortress

Sampai bertemu di Paul and Peter Fortress.


Paul and Peter Fortress, museum yang lengkap

Paul and Peter Fortress, museum yang lengkap (abaikan perut gendut)









Subscribe to receive free email updates:

12 Responses to "Pengalaman Menunaikan Ibadah Sholat Jumat di Blue Mosque, Saint Petersburg, Rusia"

  1. Rusia, dimana yang selalu terbayang lebih dulu adalah komunisnya. Padahal kita pun tetap bisa menemukan jejak dan nilai-nilai Islam disana. Terima kasih sudah berbagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bu, terkdang kita menjudge terlebih dahulu apa yang kita tidak tahu. Setelah melihat sendiri, kita malah terkagum kagum. Pelajaran untuk saya, memang harus melihat sendiri untuk mengetahui kebenaran berita, jangan lagi katanya. Terima kasih Bu.

      Delete
  2. Mantap. Pak Eko. Berkesempatan. keliling dunia. Wah, pengaruh Bung Karno luar biasa. Masjad yang sudah tertimbun debu bisa fifungsikan kembali. selamat pagi, Pak Eko. Salam dan doa sehat selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Bu Nur, Alhamdulillah bisa sholat di masjid yang berkat gagasan Bung Karno bisa diaktifkan kembali. yang mengagumkan, bangunan bangunan di Rusia dibangun dengan konstruksi yang kokoh dan memang untuk jangka panjang. Bangunan bangunan bersejarah di Rusia yang kami kunjungi rata rata dibangun di tahun 1800 an dan tetap berdiri tegak dan kuat. Selamat beraktifitas dan salam sehat Bu.

      Delete
  3. Masya Allah cakep banget, Pak Eko. Adalah kebahagiaan tersendiri ditambah kesejukan hati setelah singgah di sana. Aku mau nyusul ah.
    Hehehe
    Salam Pak Eko

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mas Ozy, Alhamdulillah bisa bertemu saudara muslim di nun jauh disana dan berkesempatan sholat di Masjid yang megah. Siap Mas Ozy dan semoga segera terlaksana ke Masjid Biru Saint Petersburg. Selamat beraktifitas dan semoga senantiasa sehat. Salam Mas Ozy.

      Delete
  4. Pak Eko, anaknya keren bangeeeeed, bisa kuliah di salah satu universitas di Moskow karena beasiswa ya. Btw itu masjidnya mengingatkan kita akan Blue Mosque di Turki. Keindahan masjid2 membuat kita semakin wow dan bersyukur kepada-Nya ya pak. Pemandangan alam di Rusia, tampak terlalu indah. Senangnya ya kalau anak bisa sukses seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bu, kebetulan anak saya dapat beasiswa belajar di Moscow, Rusia cuma sekarang sudah 2 tahun belum bisa pulang karena Pandemi dan kamipun belum bisa kesana juga. Masjid biru sepertinya ada 3, di Iram, Turki dan Leningrad - Saint Petersburg ini. Memang tidak terlalu besar tetapi detail pekerjaannya bagus sekali. Kualitas dan presisi yang diutamakan. Pemandangan di Rusia saat Winter bagus dan saat spring juga sangat bagus Bu. Saya suka dengan bangunan dan penataannya yang sangat detail dan rapi. Selamat beraktifitas dan semoga senantiasa sehat Bu Nurul. Salam.

      Delete
  5. Suami saya yg pernah ke masjid st Petersburg ini mas, pas mertua msh JD diplomat di Bulgaria, pak suami sering road trip ama temen2nya. Aku udh lama masukin rusia dlm bucket list, insya Allah kalo pandemi selesai, didatangin .

    Tapi kalo denger Rusia aku lgs kepikiran Ama winter dengan salju lebat :D . Krn aku suka bangettttt Ama winter apalagi dengan salju tebel gitu. Makin minus suhu, aku makin seneng. Makanya tiap liburan ke Eropa, ATO Asia timur, aku pasti pilih waktu winter :D.

    Sukaaa Ama arsitektur mesjid nya. Duuuh wrna biru dan ukirannya baguuus banget :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak Fanny, saya juga suka dengan salju, tapi kalau sudah badai dan minus dibawah 20, sudah nggak tahan. Mending minum kopi hangat. Wah, suami sering jalan jalan ya dan sudah mampir ke Blue Mosque Saint Petersburg, dan keluarga di Bulgaria, keren itu Mbak. Negara Negara yang memiliki citarasa arsitektur bangunan yang tinggi. Semoga apa yang sudah tertulis di Bucket List segera terlaksana ya Mbak Fanny. Selamat beraktifitas, salam sehat.

      Delete
  6. Wah cakep banget mas udah bisa main sampai sana, pasti bakal jadi pengalaman yang gak terlupakan.
    Foto2nya juga bagus2 mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mas Hans, kebetulan bisa berkunjung ke sana karena memang awalnya pengin nyoba minus 20 derajatnya Rusia, dan akhirnya memang kedinginan he..he..he.... Selamat beraktifitas dan salam sehat.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts