Keindahan Karya Bangsa Indonesia di Museum Tekstil Jakarta, Warisan Kain Budaya Leluhur

Seri Museum

Keindahan Karya Bangsa Indonesia di  Museum Tekstil

Museum Tekstil Jakarta, Jendela Budaya Wastra Tradisional Indonesia
Museum Tekstil

Pernah terbayangkah di Benak Anda, Koleksi Kain dan Batik yang indah dari seluruh Nusantara Indonesia, 

  • disimpan dengan tata cara pemyimpanan yang baik, 
  • disajikan dengan pigura dan penataan yang indah dan rapi
  • diberikan keterangan yang jelas, detail dan sebagai sumber informasi kekayaan kain Indonesia.   

Jendela Budaya Wastra Tradisional Indonesia

Windows of Indonesia Tradisional Fabric
Sebagai jendela budaya tekstil tradisional Indonesia, Museum Tekstil Jakarta memiliki koleksi wastra tradisional antara lain, Batik, Tenun, Songket, Sulaman, Jumputan, busana tradisional dan aneka peralatan produksi wastra yang dipamerkan secara berkala dan tematik.

As a window of traditional Indonesia textile culture, Jakarta Museum hosts collection of traditional draperies auch as Batik, Tenun, Songket, Embroidery, Tie dye, traditional costumes and other textile production tools showcased periodically and thematically.

Explore and discover the various Indonesia traditional textiles, only in Jakarta Textile Museum.
Jelajahi dan kenali ragam tekstil traditional Indonesia, hanya di Museum Tekstil Jakarta.

Demikian cuplikan dari brosur Museum Tekstil yang kami dapatkan di gerbang masuk Museum Tekstil


Selamat bertemu kembali teman teman penggemar Museum, kali ini saya berkunjung ke Museum tekstil yang ada didaerah sekitar tanah Abang.

Lokasi Museum Tekstil

Museum Tekstil 
Jl. KS Tubun No. 2-4, Petamburan, Jakarta Barat
Telp.     :  (021) 5606613
Email    : museum_seni@yahoo.coid
IG        : museum_tekstiljkt

Kalau Anda masih bingung bagaimana cara mencapai Museum Tekstil, ada beberapa rute yang bisa anda tempuh.

Pengguna KRL. Bagi pengguna KRL, dari manapun anda berangkat, Anda turun di Stasiun Tanah Abang.  Setelah sampai di pintu keluar Stasiun Tanah Abang, ambil arah ke kanan. Bagi Anda yang gemar jalan kaki sambil melihat suasana Tanah Abang, lanjutkan jalan kaki sekitar 700 m sampai Jembatan, dan berikutnya belok kanan lanjut berjalan kaki sekitar 112 m. DI sebelah kanan anda akan tampak gedung Museum Tekstil yang bergaya kolonial.

Pengguna Kendaraan Pribadi.  Dari arah Tol dalam kota, anda keluar Slipi dan saat di perempatan Palmerah anda belok kanan, terus mengikuti jalur jalan KS Tubun Raya sekitar 2 km sampai pertigaan, belok kanan sejauh 285 meter dan di sebelah kiri Anda akan tampak Bangunan Museum Tekstil.

Jika dari arah Jl. Thamrin, Anda belok kanan di perempatan Kemenkomaritim, hingga sampai perempatan, anda belok kanan, dan setelah melewati Hotel Millenium, belok kanan dan disini jangan salah ambil jalan ya.  Seterusnya dan sebelum perempatan anda belok kiri dan lanjut melewati fly over tanah abang. Setelah melewati fly over tanah abang, ambil jalan ke kiri dan sampai ujung belokan, belok ke kiri.  Sekitar 154 m, di sebelah kiri akan tampak Museum Tekstil.

Pengguna kendaraan Umum. K 9 atau K 11 dari arah Slipi menuju Tanah Abang, melewati Museum Tekstil tepat di depannya. Jangan lupa anda minta berhenti. 

Kalau Anda masih bingung, gunakan Google map atau Waze

Daftar Harga Tiket masuk Museum Tekstil Jakarta 

Harga Tiket 

Untuk harga tiket masuk ke Museum, selalu saja saya terkaget kaget.  Sangat terjangkau dengan kantong dan kita pun bisa menikmati informasi dan pengetahuan mengenai kain kain yang ada di Indonesia.

Harga tiket masuk ke Museum Tekstil
Perorangan/Individual
Dewasa/Adult                                : Rp. 5.000,-
Mahasiswa/College                         : Rp. 3.000,-
Anak Anak,pelajar/Child, Student    : Rp. 2.000,-   

Rombongan/Group Min 30 orang/person

Dewasa/Adult                                : Rp. 3.750,-
Mahasiswa/College                         : Rp. 2.250,-
Anak Anak,pelajar/Child, Student    : Rp. 1.500,- 

Harga Tiket dan Jadwal Museum Tekstil Jakarta

Jadwal Museum Tekstil
Hari    : Senin Tutup
Hari    : Selasa  - Minggu Buka

Buka jam 09.00 - 16.00 WIB 

Untuk jadwal museum, menurut pengalaman saya, hampir semua museum di Jakarta libur di hari Senin dan minggu tetap buka.  Mungkin untuk memberikan waktu berwisata bagi pekerja yang liburnya antara hari Sabtu atau hari Minggu.  

Berpose di depan Gedung Museum Tekstil Jakarta

Museum Tekstil

Setelah parkir selesai, tiket sudah ditangan, saatnya memasuki area Museum tekstil. Di depan pintu masuk yang bergaya Belanda, ada cdrita sejarah gedung yang digunakan sebagai Museum Tekstil.

Prasasti Sejarah Museum Tekstil Jakarta

Museum Tekstil
  • Gedung ini awalnya sebagai Landhuis alias Villa yang dibangun pada awal abad ke 19, milik warga Perancis yang tinggal di Batavia.
  • Kemudian Gedung ini dibeli oleh Sayed Abdul Aziz Al Kazmi, Konsul Turki di Batavia.
  • Tahun 1942, dijual lagi kepada Dr. Karel Christian Cruco.
  • Pada masa revolusi fisik tahun 1945 sebagai markas besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR).
  • Tahun 1947 menjadi milik Lie Sion Pin dan dikontrakkan kepada Departemen Sosial RI untuk penampungan orang orang jompo dan sejak tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial.

Gedung Museum Tekstil Indonesia yang Megah
Sebelum menjadi museum tekstil, gedung ini mulanya adalah rumah pribadi seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke-19. Tempat ini kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri, yang selanjutnya pada tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Christian Cruq. 

Gedung Museum Tekstil yang Asri
  • Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini difungsikan sebagai markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. 
  • Departemen Sosial kemudian membeli gedung tersebut pada 1952 dan diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Gedung ini diresmikan sebagai Museum Tekstil pada tanggal 28 Juni 1976 oleh Ibu Tien Soeharto.

Gedung Museum Tekstil yang Asri

Gagasan untuk mendirikan Museum Tekstil muncul tahun 1975 yang dilatarbelakangi sinyalemen membanjirnya tekstil modern yang dikhawatirkan menggeser tekstil tradisional nusantara. Pemrakarsa gagasan tersebut adalah Kelompok Pecinta Kain Tradisional Indonesia WASTRAPREMA, Bapak Ir. Safioen (saat itu selaku Dirjen Tekstil Departemen Perindustrian). Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu dijabat oleh Bapak Ali Sadikin mendukung upaya ini dan menyediakan tempat bagi museum yang akan didirikan yaitu gedung yang berada di Jl. KS Tubun No. 4 Petamburan, Jakarta Barat. Pada tanggal 28 Juni 1976 gedung ini diresmikan sebagai Museum tekstil oleh Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara pada saat itu) dengan disaksikan oleh Bapak Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta.

Bagian dalam Museum Tekstil

  • Pada tahun 1998 Pemda DKI Jakarta melakukan perluasan areal Museum Tekstil ke sebelah timur dan sekaligus menjadikan gedung tua di Jl. KS Tubun No. 2 tersebut sebagai sarana penunjang kegiatan museum dengan menampung partisipasi masyarakat untuk turut mengembangkan tekstil kontemporer yang berkembang di Indonesia, sehingga gedung ini diberi nama Galeri Tekstil Kontemporer. 
  • Gedung II diresmikan penggunaannya pada tanggal 21 November 2000, ditandai dengan berlangsungnya kegiatan perdana berupa Pameran Koleksi Batik Iwan Tirta, hasil kerja sama Museum Tekstil dengan Wastraprema dan Yayasan Mitra Museum Indonesia. Selanjutnya berturut-turut pernah diselenggarakan juga kerja sama kegiatan dengan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA), Pusat Kebudayaan Perancis, Pusat Kebudayaan Meksiko, serta beberapa lembaga/kelompok masyarakat lainnya.

Koleksi Museum Tekstil Jakarta

Koleksi awal yang dihimpun di Museum Tekstil diperoleh dari sumbangan Wastraprema (sekitar 500 koleksi), selanjutnya makin bertambah melalui pembelian oleh Dinas Museum dan Sejarah/ Dinas Museum dan Pemugaran/Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, serta sumbangan dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Hingga saat ini koleksi Museum Tekstil tercatat sejumlah 1914 buah.

Di Museum Tekstil ada 2 bangunan yang menampilkan koleksi kain Indonesia.
  1. Bangunan utama yang bertuliskan Museum Tekstil
  2. Galeri Batik yang berada di samping kanan Bangunan Utama 
Kali ini yang akan saya tampilkan adalah Koleksi dibangunan utama dan Galeri Batik akan saya tampilkan di artikel berikutnya. 

Prasasti Kain yang sangat Indah di Museum Tekstil Jakarta
Eh, sebelum lupa, di tengah antara Gedung Museum Tekstil Jakarta dan Galeri Batik, ada patung atau Statue kain yang terbuat dari logam. 

Ondel Ondel Abang Jakartadi Pintu Masuk Museum Tekstil, menyambut pengunjung, dan Tulisan Gedung  Ex Depsos dipugar 1/5/1975 - 30/3/1976 oleh Pemerintah DKI Jakarta pada saat Gubernur Ali Sadikin
Ondel Ondel Wanita di Pintu Masuk Museum Tekstil, menyambut pengunjung, dan Tulisan Gedung Museum Tekstil  yang diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 20 Juni 1976 

Di depan Pintu, pada kali keempat saya ke Museum Tekstil, tampak sepasang ondel ondel, Abang dan None Jakarta yang mengawal Pintu masuk dan menghiasi pintu masuk berwarna hijau gelap yang ukurannya cukup besar.  

Ruang Utama Museum Tekstil Jakarta

Saat membuka pintu, tampak ruangan yang cukup luas dengan koleksi kain yang sangat lengkap.

Mengagumi Koleksi Kain Museum Tekstil

Saat memasuki ruangan Museum, kondisi sangat sejuk karena AC menyala dan merupakan salah syarat untuk penyimpanan kain kain yang umurnya ada yang sudah tua dan mencegah berjamur dan rusaknya koleksi kain.


Berikut penjelasan Pesona Wastra Indonesia,
Indonesia diberkahi dengan keanekaragaman wastra yang sangat besar.  Hampir semua teknik membuat dan menghiasu wastra yang dikenal dari yang paling sederhana hingga paling rumit, dijumpai di Indonesia sebagai salah satu yang istimewa di kalangan  dunia wastra internasional.

Tradisi membuat dan menghias wastra merupakan bagian dari budaya yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat.  Proses pembuatan Wastra dan ragam hiasnya dikembangkan sejalan dengan kepercayaan dan norma norma yang dianut oleh masyarakat di suatu daerah tertentu dan menjadi ciri khas wastra dari daerah tersebut.  Ragam hias yang digambarkan pada wastra dapat berasal dari lingkungan sekitar atau terinspirasi dari budaya asing yang pernahmasuk ke Indonesia dan dibuat dengan estetika setempat.  Selain untuk keindahan, ragam hias yang digambarkan umumnya memiliki makna kebaikan. Ragam hias tertentu diyakini dapat melindungi dari pengaruh buruk. Fungsinya pun bervariasi dari pakaian sehari hari hingga digunakan pada  berbagai ritual terutama dalam upacara daur hidup.

Bahan dasar yang digunakan untuk membuat wastra awalnya berasal dari lingkungan sekitar.  Sebelum mengenal teknik menenun, masyarakat  Indonesia menggunakan kulit kayu sebagai bahan dasar untuk menghasilkan selembar wastra.  Kapas merupakan bahan dasar yang paling banyak digunakan  untuk membuat wastra.  Dahulu, kapas ditanam di pekarangan rumah atau di kebun, kemudian dipintal untuk dijadikan benang dab ditenun menjadi selembar kain.  bahan pewarna yang digunakan pun aalnya diperoleh dari alam sekitar.  Di berbagai  tempat di Indonesia  warna biru diperoleh dari ekstrak daun nila atau indigo - Indigofera sp.  Warna merah dihasilkan dari ekstrak akar mengkudu - Morinda citrifolia, kayu secang Caesalpinia sappan.  Warna coklat Soga pada batik diperoleh dari ekstrak kayu soga Peltophorum pterocarpum dan campuran kayu kayuan lain seperti Tingi Ceriops tagal dan Tegeran-Cudrania javanensis.  Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia memperkenalkan pewarna sintetis, sehingga perbendaharaan warna   yang digunakan pada wastra  menjadi  lebih bervariasi.

Tradisi pembuatan wastra di Indonesia identik dengan kaum perempuan. Dari tangan tangan terampil merekalah tercipta warna yang digunakan pada wastra   menjadi  lebih bervariasi.

Pameran pembuatan wastra di Indonesia merupakan salah satu media edukasi untuk memperkenalkan keanekaragaman wastra  di Indonesia.  Melalui pameran diharapkan masyrakat lebih mengapresiasi dan mencintai wastra Indonesia. Salam Wastra, lestari Wastra Bangsaku. 

Berbagai kain dari berbagai motif, model, khas daerah dipamerkan dan dipajang di Museum Tekstil Jakarta. Diantaranya :
  1. Kain Kulit Kayu
  2. Jumputan dan Tritik
  3. Tenun
  4. Tenun Pakan Tambahan atau Lungsi Tambahan 
  5. Tapestri
  6. Tenun Sederhana
Saya mulai dari sisi ruangan sebelah kiri pintu masuk, dimulai dari Koleksi Kain Kulit Kayu dan berurutan hingga ujung mendekati pintu masuk kembali yang sekaligus menjadi pintu keluar dan dilanjutkan minum kopi di Cafe Museum dengan sajian kopi Nusantara yang enak dan mantap.

Format Penulisan Kain yang dipamerkan
Saya perhatikan, ternyata kain kian ini diberi label dengan urutan
  • Nama kain                      
  • Metode pembuatan kain   
  • Daerah Asal Kain             
  • Jenis Kain
  • Diperoleh dari
  • No. Inventaris
Seperti contoh berikut

Tapis Lampung. Katun. Sutera Sulam Emas. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Yayasan Arsip Nasional No. Inv 2361 

Jadi pemberian label informasi sudah sangat lengkap dan saya masih bertanya tanya, kenapa masih dalam bentuk ketikan biasa dan  tidak dibuat barcode yang tinggal scan untuk informasinya di masing masing kain. Mungkin program berikutnya. Semoga.

Setiap saat menurut informasi bisa saja kain yang dipasang berbeda, karena jumlah koleksi yang sangat banyak dan secara bergilir akan ditampilkan.

Pengunjung Museum
Pada saat saya berkunjung, suasana museum sangat lengang.  Saya melihat ada pengunjung 2 atau 3 orang dari sekitar Jakarta alias wisatawan domestik dan 1 orang wanita yang sepertinya dari luar atau wisatawan asing.

Saya pun mencoba berkomunikasi dengan pengunjung yang datang menyaksikan koleksi dari Museum Tekstil jakarta. 
Pengunjung sedang mengabadikan keindahan kain Koleksi Museum Tekstil Jakarta 
Wisatawan domestik pertama merupakan Wisatawan dari Tangerang bernama Pak Irwan, yang mengagumi keaneka ragaman corak kain yang sangat beragam dan melihat peluang untuk dibuat video informasi mengenai wastra Indonesia. Hebat.
Pengunjung sedang memperhatikan Sarung Donggala, Sulawesi Tengah

Berikutnya wisatawan dari Serpong, Pak Rizal yang mempunyai hobby foto dan berniat mengabadikan kain kain dari seluruh Indonesia dan berencana membuat katalog kain Indonesia.  Keren.

Selanjutnya wisatawan dari Jakarta, Pak Yusti, yang merupakan kolektor batik dan tenun dari seluruh Indonesia. Luar Biasa.
Wisatawan Asing dari Korea yang mengagumi Wastra Indonesia di Museum Tekstil Jakarta.
Berikutnya wisatawan asing dari Korea, seorang designer yang mencari inspirasi untuk mode mode pakaian yang akan dipasangkan ke model untuk fashion show. Tampak wanita ini memperhatikan detail demi detail kain kain yang terpasang di area pameran dan dipelajari dengan seksama. Menakjubkan.

Etika Berkunjung ke Museum
Saat anda berkunjung ke Museum, keheningan harus dijaga dan dilarang berbicara atau berkomunikasi dengan suara keras.

Satu larangan yang terpenting, dimohon untuk tidak memegang kain kain yang sedang dipamerkan. 
 
Etiket berkunjung, dilarang memegang Kain yang dipamerkan

Cafe Museum
Setelah berkeliling Museum, jangan lupa untuk menikmati sajian Cafe Museum dengan Specialty dari berbagai daerah penghasil Kopi di Indonesia.
Cafe Museum Tekstil Jakarta yang menyajikan aneka Kopi Spesialty dari hampir  seluruh Penghasil Kopi di Indonesia 

Ok, langsung saja mari saja ajak anda untuk menikmati koleksi kain kain yang ada di Museum Tekstil Jakarta.

 

Kain Kulit Kayu 

Sebelum mengenal budaya tenun, masyarakat Indonesia membuat pakaian dari kulit kayu.  Kulit kayu yang berasal dari pohon dikupas untuk diambil lapisan bagian dalamnya yang berserat.  bagian yang berserat ini kemudian dibersihkan dan direndam di dalam air.  Serat yang sudsah beresih diletakkan di atas papan kayu dan dipukuli berulang ulang menggunakan alat pemukul dari batu  atau kayu sampai dihasilkan lembaran lembaran sempit.  Untuk menghasilkan kain berukuran besar. lembaran lembaran sempit tersebut disambung dengan cara dibasahi di sisi sisinya dan ditempa secara bersama sama.  Setelah itu kain dijemur di bawah sinar matahari.

Hiasan pada kain kulit dibuat dengan cara dilukis.  Dahulu bahan perwarna yang digunakan berasal dari alam sekitar.  Warna hitam diperoleh dari jelaga, sedangkan warna merah diekstrak dari jenis bunga tertentu.

Jenis pohon yang digunakan sebagao bahan baku kain kulit kayu diantaranya Murbei , Broussenetia papyrifera, sukun Artocarpus altilis dan beringin FIcus benjamina.

Dahulu tradisi pembuatan kulit kayu tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini hanya dijumpai di beberapa tempat saja diantaranya di Kulawi, Sulawesi tengah. 



Setelah baju kulit kayu, berikutnya ada pameran kain berupa Jumputa dan tritik. Cukup banyak informasi mengenai Jumputan dan Tritik.


Jumputan dan Tritik
Jumputan dan Tritik.  Teknik rintang warna lainnya digunakan untuk menghias wastra adalah dengan ikat celup.  ragam hias dapat diperoleh dengan cara menjumput sebagian kecil kain dengan jari dan diikat dengan serat alam atau plastik rafia agar tidak terkena warna pda saat proses pencelupan warna.  Hasilnya berupa lingkaran putih atau wara dasar kain pada latar belakang berwarna.  Teknik seperti ini disebut Jumputan.

Ragam hias dapat juga dibuat dengan cara dijahir jelujur menggunakan benang jait mengikuti pola yang sudah digambarkan terlebih dahulu di atas kain.  benang jahit tersebut kemudian ditarik dan diikat kuat,kemudian dicelup warna.  Hasilnya berupa garis putus putus pada latar berwarna.  Teknik ini dikenal dengan nama tritik.  Jumputan dan tritik dapat dikombinasikan dalam satu kain untuk menghasilkan ragam hias. 

Kain Jumputan

Rimong. Jawa Tengah. Katun. Jumputan. batik. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Asmoro Damary. 


Selendang Pelangi. Palembang Sumatera Selatan. Sutera Jumputan Pewarna kimia.  Koleksi Museum Tekstil Jakarta. No. Inv 2445


Selendang Pelangi. Palembang Sumatera Selatan. Sutera Jumputan Pewarna kimia.  Koleksi Museum Tekstil Jakarta. No. Inv 2445

 Tenun Ikat

Sarung Sabu, katun ikat Lungsi, Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv. 2550

Sarung Lombok NTB, Koleksi Museum Tekstil jakarta, Sumbangan Ny. Hj. Wasita Kusuma No. Inv 374


Selendang Sumba Timur NTT, katun Ikat, Lungsi, Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Ny, Nasfiah Emboy No. Inv 298


Selimut Rote, NTT. kain tenun sederhana ikat lungsi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, sumbangan Ny. Yusuf Affendi No. Inv. 84

Sarung Buketan, Pekalongan Jawa Tengah.  Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Maryha Tilaar No. Inv 1251


Kain Panjang Cirebon, Katun; Batik tulis, Koleksi Museum Tekstil Jakarta


Kain Panjang Yogyakarta, Katun, Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Ibu Nian S Djoemena No. Inv 1294

Kain Panjang Lasem, katun; Batik tulis, Koleksi  Museum Tekstil Jakarta. Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. No Inv. 886


Selendang Tasik, Katun; Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1706

Kain Panjang Terang Bulan, Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan Mien Syarifa No. Inv 1237

Kain Panjang, Tase' Malaya Madura. Katun Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. No. Inv 1891  

Kain Panjang Sidomukti, Garut, Jawa Barat. Katun; Batik Tulis. koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1702

Sarung Jlamprang, Pekalongan, Jawa Tengah. Katun Batik tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Setiowati

Kain Panjang Buketan, Pekalongan Jawa Tengah, Katun, Batik tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta


Sayut, Kerek Tuban Jawa Timur. Kapas, Pintal tangan; Tenun sederhana Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 2265.

Selendang Basure' Cirebon  untuk Sumatra.  Katun; Batik tulis. koleksi Museum Tekstil jakarta.  Sumbangan yayasan Gedung Arsip Nasional. 

Selendang Jambi, Katun, Batik tulis, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan ibu Ibu Pertiwi Jambi 

Sarung Nam Katil Tuban, Jawa Timur. Katun; Batik tulis Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. 2301

Kain Panjang Kijing Miring, Kerek, Tuban Jawa Timur. Katun, tenun sederhana, batik tulis. koleksi Museum Tekstil Jakaarta No. Inv. 2273

Selendang Sumatra Utara, Katun Ikat Polos, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan Ny. Schutz No. Inv 088.

Kain Panjang Parang Kusuma, Surakarta, Jawa Tengah. Katun; Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Yayasan Sirih Nanas No. Inv 1756

Kain Panjang Udah Liris  Yogyakarta, Katun Batik Tulis, Koleksi Museum Tekstil Jakarta Pembelian Permuseuman No. Inv 1114. 

Kain Panjang Semen Surakarta, jawa tengah, Katun Batik Tulis, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan Ida Hashari, No. Inv 1050.

Separuh Kumpuhan, Surakarta, Jawa Tengah. Katun; Batik tulis, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan Himpunan Wastaprema No. Inv 1692

Kemben. Surakarta, Jawa Tengah. katun; Batik Tulis, Tritik.  Koleksi Museum Tekstil Jakarta Pemberian DMS DKI Jakarta No. Inv 431. 


Kain panjang Gedebyah Surakarta, Jawa Tengah. Katun, Batik tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta Sumbangan Pipi Suharnoko No. Inv 1269

Kain Panjang Yogyakarta, Katun, Batik Tulis. Koleksi Museum Tekstil Jakar

Sarung Donggala, Sulawesi Tengah.  Katun; Benang Perak. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan PSK Kanwil Depdikbud No. Inv 797


Kain Cepuk, Tenganan, Bali. Katun:Tenun Ikat Pakan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, No. Inv 1501

Sarung Endek, Bali, Katun, Tenun Ikat Pakan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan Ibu Suprapti Suprapto No. Inv. 665

Kain Geringsing, Bali. katun. Ikat ganda, Motif Wayang, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, SUmbangan Anak Agung Gde Agung No. Inv 038

Selimut Sulawesi Selatan, dipakai sebagai kain adat. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Pembelian DMS DKI Jakarta No. Inv 784

Pameran Kain Sulawesi dan Bali


Sarung Flores NTT. Katun, Ikat Lungsi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Pemberian DMS DKI Jakarta No. Inv 779

Tapo Subhanale. Lombok, NTB. Katun, Tenun Sederhana, Pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1965 


Tenun Pakan Tambahan atau Lungsi Tambahan

Tenun Pakan Tambahan atau Lungsi Tambahan
Ragam hias pada wastra dapat juga dibuat dengan cara menambahkan pakan atau lungsi tambahan.  Biasanya memiliki tekstur dan warna yang berbeda dari tenunan dasar pakan dan lungsi dasar.  untuk membentuk ragam hias pakan tambahan dimunculkan atau mengambang di atas beberapa benang lungsi.  Ketika tidak diperlukan untuk membentuk ragam hias, pakan tambahan dicabut, trenunan dasar akan tetap utuh tetapi tanpa ragam hias.  Songket adalah istilah umum yang digunakan untuk tenun pakan tambahan atau lungsi tambahan.

Di Timor, NTT, Pakan tambahan tidak dilewatkan di atas dan dibawah benang lungsi untuk membentuk ragam hias, tetapi didilitkan di sekeliling beberapa benag lungsi dasar pada saat menenun.  Ragam hias yang dihasilkan menyerupai sulaman tangan.  Teknik ini disebut pakan tambahan lilit dan dikenal dengan istilah Buna di daerah setempat.

Ragam hias pada wastra dapat juga dibuat dengan memanipulasi benag lungsi.  Benang lungsi dilewatkan di atas beberapa benang pakan sekaligus untuk membentuk ragam hias.  Misalnya tiga di atas benang pakan, satu di bawah benang pakan dan seterusnya.  Teknik ini disebut lompat lungsi.  Jika benang lungsi dicabut, akan tinggal benang pakan yang tidak ditenun, sehingga tenunan akan menajdi tidak utuh. 

Ulos Sadum, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Katun Manik Manik. Tenun Sederhana, Pakan Tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta


Sarung  Sambas Kalimantan Barat, katun, Benang Emas, Tenun sederhana, pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv. 1470

Sarung  Sambas Kalimantan Barat, katun, Benang Emas, Tenun Sederhana Pakan Tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1470

Kampuh, Bali. Sutera Benang Emas Pakan tambahan, Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan HWP. Ibu Mien Sudarpo No. Inv. 1324

Kampuh, Bali. Sutera Benang Emas Pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Sumbangan HWP Ibu Mien Sudarpo No. Inv 1324


Pio Uki Toraja, Sulawesi Selatan. Katun, Tenun Sederhana, pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1491

Selendang, batu Sangkar, Sumatera Barat. Sutera benang emas. tenun sederhana. pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 2429


Sarung Aceh, Katun, Benang Perak, Pakan Tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Pemberian DMS DKI Jakarta, No Inv 1185 


Rok, Iban, Kalimantan Barat,Katun Pakan tambahan, Koleksi Museum Tekstil Jakarta, Pemberian DMS DKI Jakarta No. Inv 965 


Tatibin, lampung. Katun Tenun sederhana. Pakan Tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Mr. Shaeffer No. Inv 489

Tampan, Lampung. Katun. Tenun Sederhana. Pakan Tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Pemberian DMS DKI Jakarta. No. Inv 769


Tampan lampung. Katun. Tenun sederhana. Pakan tambahan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. No Inv 1987.

Pua Kumbu, Iban, Kalimantan Barat. Katun, Ikat Lungsi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Pembelia DMS DKI Jakarta No. Inv 782

Aplikasi

Ragam hias pada wastra dapat dibuat dengan mengunakan jarum dan benang, yang dikenal  sebagai sulaman.  benang yang digunakan dapat berupa benang katun berbahan emas, perak atau benang logam pipih. Di Indonesia sulaman yang dibuat dengan tangan dikenal dengan wastra sulaman tangan, sedangkan yang  dibuat dengan  mesin lebih popular dengan sebuatan bordir. Terdapat beraneka jarum tusuk sulam yang dipraktikkan di Indonesia yang sangat sederhana hingga yang rumit.  Jenis jenis tusuk sulam dan ragam hias yang digunakan pada sulam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya asing seperti Cina, India dan Eropa.

Wastra dapat juga diberi hiasan dengan cara menjahitkan potongan potongan kecil kain atau  manik manik, kerang, payet, jali jali, lonceng, koin kuno serta benda benda lainnya. Teknik ini disebut aplikasi.  Dalam prakteknya, aplikasi sering digabungkan dengan sulaman.

Tapestri

Tenun Tapestri digunakan untuk membuat ragam hias dari benang yang berbeda ewarna. Setiap daerah dengan warna tertentu pada ragam hias dibuat menggunakan benang pakan tersendiri  yang terpisah dari benang pakan lainnya.  Benang pakan ini ditenun bolak balik - tidak sinambung melewati benang lungsi hanya pada daerah tertentu saja.  Sebaai akibatnya akan muncul celah kecil vertikal  diantara bidang berwarna, karena pakan hanya ditenun pada batas tersebut.  Teknik ini dikenal dengan istilah Tapestri berelah.

Kre Alang, Sumbawa NTB.  Sulam Aplikasi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Bapak Abdul Kadir No. Inv 517.

Kre Alang, Sumbawa NTB.  Sulam Aplikasi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Bapak Abdul Kadir No. Inv 517.

Tapis Lampung. Katun. Sutera Sulam Emas. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Yayasan Arsip Nasional No. Inv 2361 


Tapis Lampung. Katun Sutera Sulam Emas. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Yayasan Arsip Nasional No. Inv 2361 

Selendang Sumatra Barat. Satin Sulaman. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Mariyah Waworuntu. No. Inv 2045  

Upuh Ulen Ulen. Gayo, Takengon, Aceh Tengah. Satin Bordir. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1893.

Upuh Ulen Ulen. Gayo, Takengon, Aceh Tengah. Satin Bordir. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1893.

Upuh Ulen Ulen. Gayo, Takengon, Aceh Tengah. Satin Bordir. Koleksi Museum Tekstil Jakarta No. Inv 1893.
Kain Aceh. Salah satu ruang pamer Museum Tekstil


Sapeburi dan Kain Burik, Kalimantan Barat. Sulaman Aplikasi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Dirjen Tekstil No. Inv 268

Sapeburi dan Kain Burik, Kalimantan Barat. Sulaman Aplikasi. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Dirjen Tekstil No. Inv 268


Taah, Kalimantan Timur. Katun Sulaman tangan. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Herwing Zahorka. 


Taah, Kalimantan Timur.  Tenun Mesin, Wol Sintetis. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Judi Achjadi. No. Inv 1815


Ider Ider. Bali. Katun. benang Katun. Sulaman. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Mariyah Waworuntu. No. Inv 2051

Ider Ider. Bali. Katun. benang Katun. Sulaman. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Mariyah Waworuntu. No. Inv 2051

Ider Ider. Bali. Katun. benang Katun. Sulaman. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Mariyah Waworuntu. No. Inv 2051

Ider Ider. Bali. Katun. benang Katun. Sulaman. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. Sumbangan Ibu Mariyah Waworuntu. No. Inv 2051

Tenun Sederhana
Teknik tenun paling sederhana dibuat dengan cara melewatkan benang pakan pada benang lungsi dengan  irama yang teratur: Satu di atas benang lungsi, satu di bawah benang lungsi, dan seterusnya dari satu ujung kain ke ujung lainnya.

Ragam hiasnya berupa garis garis, kotak kotak atau polos tanpa hiasan.  Ragam hias garis garis di peroleh dengan cara mengatur warna benang pakan atau benang lungsi secara berselang seling. Ragam hias kotak kotak 
diperoleh bila warna benang pakan maupun benang lungsi diatur berselang seling.  Bila masing masing benang pakan dan benang lungsi memiliki warna yang sama, akan dihasilkan wastra polos tanpa hiasan.

Tenun sederhana dibuat di berbagai daerah di Indonesia dengan nama berbeda beda.  Secara  umum, wastra yang dibuat dengan teknik tenun sederhana disebut Pelekat.  Di jawa tengah, istilah lurik digunakan untuk menyebut wastra tenun sederhana.

Lungsi dan Pakan pada kain Tenun


Ruang Pamer Kain Yogyakarta, Lurik kencono - Yogyakarta, Liwatan Yogyakarta, Kumbokarno, Katun, Tenun Sederhana. Koleksi Museum Tekstil Jakarta.

Lurik kencono - Yogyakarta, Liwatan Yogyakarta, Kumbokarno, Katun, Tenun Sederhana. Koleksi Museum Tekstil Jakarta.

Kumbokarno. Katun. tenun. Sederhana. Koleksi Museum Tekstil Jakarta

Liwatan. Yogyakarta. Katun. Tenun Sederhana. Koleksi Museum Tekstil Jakarta. 

Lurik Kencono. Yogyakarta. Katun. Tenun Sederhana.  Koleksi Museum Tekstil Jakarta. 

Museum Tekstil Jakarta


Ok, demikian dulu liputan saat belajar kain di Koleksi Museum Tekstil Jakarta.  Di Artikel berikutnya mengenai Galeri Batik.
Galeri Batik


MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN

Menikmati Kopi Museum









Selamat Berkunjung Kembali, Museum Tekstil Jakarta


Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Keindahan Karya Bangsa Indonesia di Museum Tekstil Jakarta, Warisan Kain Budaya Leluhur"

  1. Foto batiknya lengkap ya, Pak Eko. Motifnya Cantik dan manis. Semoga saya diberikanNya kesempatan untuk kesana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Semoga Bu Nur bisa berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta dan bisa menyaksikan koleksi kain yang sangat indah dan lengkap. Selamat beraktifitas dan salam sehat Bu.

      Delete
  2. Berbagai koleksi batik di museum ini menunjukkkan betapa kayanya negeri kita tercinta. Masyarakat seharusnya lebih mengapresiasi batik sebagai warisan budaya bangsa. Pas banget nih Oktober kan Hari Batik Nasional. AKu pernah 1 kali berkunjung ke Museum Tekstil ini datang event blogger perdana, sendirian naik mobil nyetir dari Jagakarsa ke sini hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang Indonesia kaya akan budaya kain khususnya Batik dan berbagai pola dari berbagai daerah di Indonesia yang ditampilkan di Museum Tekstil. Wah hebat ya Bu Nurul, setir sendiri ke area museum tekstil yang berada di daerah Tanah Abang yang terkenal ruwet dan semrawut. Memang luar biasa. Salam sehat dan selamat beraktifitas Bu.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts