Hidup Sehat Hindari Hipertensi di Tengah Pandemi, sebagai salah satu Penyakit Komorbid

Seri Gaya Hidup

Hidup Sehat Hindari Hipertensi di Tengah Pandemi
Sebagai salah satu Penyakit Komorbid

Saya adalah penderita Hypertensi atau Tekanan Darah tinggi.  Selama pandemi ini, penderita Hipertensi disebut yang rentan karena merupakan Komorbid, alias penyakit penyerta. Sederhananya, penyakit komorbid adalah penyakit penyerta yang dialami pasien.

Istilah ini menjadi sering terdengar karena seseorang yang memiliki komorbid disebut berisiko mengalami kondisi parah saat terinfeksi virus Corona.

Kondisi tekanan darah sangat penting bagi tubuh terlebih pada saat Pandemi Covid 19 seperti sekarang ini.  

Orang yang mengidap darah tinggi atau Hipertensi dan memiliki gejala akut akan sulit mendapatkan vaksin Covid 19 karena memiliki resiko tinggi.  Oleh sebab itu penting bagi kita untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat di tengah Pandemi.

Pengertian Hipertensi, Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.

Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.

Sebenarnya yang disebut Hipertensi itu ukuran Tekanan darahnya Berapa? 

Dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah. 

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:
  1. Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
  2. Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
  3. Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
  4. Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.

Menerapkan gaya hidup sehat di tengah pandemi dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan meminimalkan penyakit hipertensi.

Gaya hidup sehat dapat dimulai denhan membiasakan dan mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah buahan dan biji bijian.

Potasium yang ada di dalam bahan makanan tersebut dapat membantu mengurangi efek natrium pada tekanan darah.

Makanan Sumber Potasium pixabay pic


Apa sih Potasium itu?

Potasium atau Potassium atau Kalium, adalah salah satu unsur kimia yang memiliki lambang K, dan secara kimiawi sangat mirip dengan Natrium. Ion kalium diperlukan untuk semua fungsi sel hidup. Transfer ion Kalium atau Potasium melalui membran sel syaraf diperlukan untuk transmisi syaraf normal, kekurangan atau kelebihan Kalium dapt mengakibatkan banyak kelainan, diantaranya irama jantung yang abnormal dan berbagai kelainan Elektrokardiograf. 

Buah dan sayuran serta biji bijian segar  adalah sumber potasium atau kalium yang baik, tubuh akan merespon masuknya kalium makanan yang meningkatkan kadar kalium serum dengan memasukkan Kalium dari luar ke dalamsel dan meningkatkan ekskresi Potasium oleh ginjal.  

Konsumsi  pula susu rendah lemak karena hanya  mengandung sedikit kalori dan sebisa mungkin mengurangi konsumsi makanan mengandung kolesterol dan lemak jenuh karena dapat berisiko menyumbat peredaran darah.

Kita juga harus menjaga berat badan agar tetap ideal, karena hipertensi kerap dikaitkan dengan obesitas atau kelebihan berat badan.  Konsultasikan diri anda kepada dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang upaya yang harus dilakukan agar anda memiliki berat badan normal dan ideal.

Bagaimana mengetahui berat badan idela Anda?

Untuk mengetahui berat badan ideal Anda, Anda bisa membandingkannya dengan tinggi badan yang Anda miliki. Maka dari itu, sebelum mulai menghitung berapa berat badan yang ideal untuk Anda, sebaiknya ketahui terlebih dahulu tinggi badan Anda.

Cara paling mudah yaitu dengan memakai rumus berat badan ideal yang ditemukan oleh seorang dokter bedah Prancis, Pierre Paul Broca. di bawah ini cara menggunakan rumus Broca.

Berat badan normal (kg) = tinggi badan (cm) – 100

Contohnya, jika Anda mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan ideal Anda yaitu 60 kg. Namun, rumus tersebut tidak mempertimbangkan perbedaan jenis kelamin dan hanya dapat diterapkan kepada orang dengan tinggi badan kurang dari 165 cm.

Berat badan ideal pria berbeda dengan wanita. Pasalnya, pria lebih banyak memiliki massa otot dibandingkan wanita, sedangkan wanita lebih banyak memiliki komposisi lemak dalam tubuh. Ini pula yang membuat wanita lebih cepat gemuk.

Ini sebabnya rumus Broca untuk menghitung berat badan ideal antara pria dan wanita juga berbeda. Berikut rumus yang bisa Anda gunakan:

Pria: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 10%]

Wanita: Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) – 100] – [(tinggi badan (cm) – 100) x 15%]

Sebagai contoh, jika Anda adalah wanita dengan tinggi badan sebesar 158 cm, berat badan ideal Anda yaitu sebesar 58 – 8,7 = 49,3 kg. Sementara jika Anda adalah pria dengan tinggi badan 170 cm, berat badan ideal Anda yaitu sebesar 70 – 7 = 63 kg.

Garam, Sumber natrium

Kadar Natrium dalam tubuh juga bisa memicu tekanan darah tinggi atau Hipertensi. Untuk itu, batasi konsumsi natrium anda hingga dibawah 2.300 miligram perhari. Caranya adalah mengurangi konsumsi makanan olahan, meminimalkan penggunaan garam pada makanan.  jangan lupa bila ingin mengkonsumsi makanan kemasan cermatri lebih lanjut label kemasan yang menginformasikan komposisi makanan tersebut.

Rajin berolah raga untuk menjaga kesehatan
Berolah Raga dengan teratur, yang tak kalah penting dalam menjaga kesehatan tubuh termasuk tekanan darah, kita harus menjaga kesehatan dengan rutin melakukan olah raga. Setidaknya 30 menit setiap hari atau sesuai anjuran dari dokter.

Tidak perlu pergi jauh jauh ke pusat kebugaran untuk berolah raga.  Kita bisa berolah raga di rumah atau di dalam kompleks perumahan, misalnya dengan berjalan kaki, joging atau bersepeda.

Anda juga harus bisa mengelola stres karena stres berkepanjangan dapat memicu terciptanya tekanan darah tinggi.

Untuk itu, kelola stres dengan baik, diantaranya dengan meluangkan waktu untuk bersantai atau melakukan teknik teknik relaksasi seperti meditasi, yoga,latihan pernapasan atau mendengarkan musik.

Terakhir, dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin.  Pemeriksaan tekanan darah secara rutin dapat membantu kita mengetahui kondisi kesehatan tubuh termasuk kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah.   

Semoga bermanfaat dan jaga kesehatan selama pandemi.

Sehat itu Mahal




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hidup Sehat Hindari Hipertensi di Tengah Pandemi, sebagai salah satu Penyakit Komorbid"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts