Pengalaman Berkunjung ke Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus



Masjid Menara Kudus

Medio tanggal 25 Desember 2022, saya tiba tiba berkeinginan  sholat Dhuhur di Masjid Menara Kudus.
Masjid Menara Kudus

Ini adalah hari ke 20 saya ditempatkan di Kudus terkait dengan pekerjaan. Sudah lama saya ingin berkunjung ke Masjid Menara Kudus yang juga merupakan tujuan wisata religi di Indonesia.
Sunan Kudus, sebagai salah satu wali Songo yang menyebarkan agama Islam di  bumi Indonesia mendirikan masjid ini sebagai salah salah satu syiar Agama Islam.
Bagian dalam Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus atau Masjid Al-Aqsa Manarat Qudus adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). 

Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Masjid Menara Kudus


Informasi umum tentang Menara Kudus
  • Letak di Kudus kota, Jawa Tengah, Indonesia
  • Afiliasi agama Islam
  • Deskripsi arsitektur, Jenis arsitektur masjid
  • Gaya arsitektur tajug, bangunan asli
  • Peletakan batu pertama 1549 M
  • Kapasitas Masjid 2 000 orang
  • Menara berjumlah 1
  • Tinggi menara 18 m

Sejarah Masjid Menara Kudus  

Sekilas Info tentang Masjid Menara Kudus.  Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai penggagas dan pendiri. Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam berdakwah. Ia mengadaptasi dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya Hindu dan Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus.
Menara Masjid Menara Kudus yang terbuat dari susunan batu bata

Masjid ini mulai didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini didasarkan pada inskripsi berbahasa Arab yang tertulis pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid. Peletakan batu pertama menggunakan batu dari Baitul Maqdis di Palestina, oleh karena itu masjid ini kemudian dinamakan Masjid Al Aqsha.

Itu mempertahankan bentuk arsitektur pra-Islam seperti pintu terbelah Jawa kuno, batu bata merah bergaya Majapahit yang dipengaruhi Hindu-Buddha, dan atap piramidal tiga tingkat.

Fitur yang paling tidak biasa adalah menara batu bata di mana sebuah paviliun menaungi drum kulit besar (bedug) yang digunakan untuk memanggil umat untuk sholat, bukan muadzin yang lebih umum.

Batu bata yang menyusun Menara di Masjid Menara Kudus

Sementara bedug biasanya digantung di bawah atap beranda masjid, di Masjid Kudus terletak di menara seperti kul-kul candi Hindu Bali atau gendang sinyal yang digunakan untuk memperingatkan akan datangnya serangan, kebakaran, atau acara komunal. Tidak ada masjid lain di Jawa yang diketahui memiliki menara bedug jenis ini.


Arsitektur Masjid Menara Kudus 

Di depan menara dan di sekitar kompleks terdapat dinding dan pintu gerbang dengan gaya candi bentar (gerbang terbelah) dan kori agung (gerbang utama) lama. 
Gapura bergaya kuni yang ada di dalam Masjid Menara Kudus

Di dalamnya terdapat dua gapura—gapura dalam yang lebih kecil dengan panel relief di kedua sisinya mirip dengan yang ditemukan di Mantingan, dan gapura luar yang mengingatkan kita pada Gapura Bajang Ratu abad ke-14 di Trowulan. Sentuhan pra-Islam lainnya termasuk 8 semburan air kepala kala di area wudhu dan piring porselen Ming dipasang di dinding.

Gapura di dalam Masjid Menara Kudus


Ornamen di Gapura di Masjid Menara Kudus


Ornamen di gapura Masjid Menara Kudus

Ornamen unik yang ada di Gapura Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu sebelah kanan, dan lima pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. 

Ruang mimbar dan ruang Imam di Masjid Menara Kudus

Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar daripada semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi. 

Kayu penyangga di Masjid Menara Kudus

Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan tersebut merupakan peninggalan kuno dan dijadikan sebagai tempat wudhu. 

Tiang penyangga menara yang berjumlah 4 di Masjid Menara Kudus

Tiang Penyangga Masjid Menara Kudus

Bagian dasar tiang Penyangga Masjid Menara Kudus

Di komplek masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.

Kolam yang sekarang dijadikan tempat wudhu di Masjid Menara Kudus

Di dalam masjid terdapat dua bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat gapura paduraksa, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai "Lawang Kembar". 

2 mimbar di Masjid Menara Kudus

Menara Menara Kudus memiliki ketinggian 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. 

Menara di Masjid Menara Kudus

Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. 


Menaera berhiaskan piring unik  di Masjid Menara Kudus

Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. 
Hiasan piring di Masjid Menara Kudus

Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian: (1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan. Menara ini dihiasi pula antefiks hiasan yang menyerupai bukit kecil.
Tangga meuju menara di Masjid Menara Kudus
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. 

Susunan batu bata di Masjid Menara Kudus

Susunan batu bata di Masjid Menara Kudus

Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.
susunan batu bata di Masjid Menara Kudus

Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka atau kepala seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.

Kubah di Masjid Menara Kudus

Unsur-unsur pra-Islam menunjukkan bahwa kompleks tersebut telah memasukkan struktur Hindu-Jawa yang sudah ada sebelumnya. Masjid ini telah dibangun kembali beberapa kali untuk menghilangkan bukti seperti apa struktur aslinya. Gapura, dinding, dan menara bergaya Majapahit yang tampak begitu janggal saat ini mungkin telah berpadu lebih harmonis dengan struktur utamanya (yang mungkin memiliki atap meru yang ditopang oleh tiang-tiang besar, seperti di Cirebon dan Demak).
Meara di Masjid Menara Kudus

Atap memuncak adalah renovasi tahun 1920-an dengan ubin terakota menggantikan ubin kayu, dengan jendela kaca disisipkan di antara tingkatan atap. Bagian atasnya diberi elemen atap mahkota mastaka.

Sebuah prasasti di atas mihrab mengatakan masjid ini didirikan oleh Ja'far Shodiq pada tahun 956 H (1549 M). Ia diyakini sebagai Sunan Kudus yang dihormati, salah satu dari sembilan wali Islam di Jawa (Wali Sanga) yang dimakamkan di makam berukir rumit di belakang masjid. Kompleks ini mencakup masjid bergaya Mogul dengan kubah bawang keperakan dan pilar beton.

Pengunjung di Masjid Menara Kudus

Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid. 
Pengunjung di Masjid Menara Kudus
Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan


Menunaikan sholat di Masjid Menara Kudus

Pintu Gerbang masuk di Masjid Menara Kudus

Pengunjung berziarah ke Makam Sunan Kudus yang letaknya di samping kiri Masjid dari pintu arah pintu masuk.
Halaman di depan Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus
Memasuki area makam melalui pintu gapura kecil dan dilanjutkan dengan memasuki gapura yang berpintu.

Peziarah di Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Makam Kanjeng SUnan Kudus di Masjid Menara Kudus

Gerbang masuk Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Gapura memasuki Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Gapura memasuki Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Bangunan di Makam Sunan Kudus, Masjid Menara Kudus

Bunga Peziarah di Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Pintu kayu untuk memasuki Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus

Saat saya berziarah, pengunjung sangat ramai dan petugas mengatur pengunjung bergantian masuk ke area makam supaya tidak padat di dalam area makam.

Dokumentasi Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus atau Masjid Al-Aqsha terletak di Kudus di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berasal dari tahun 1549, ini adalah salah satu masjid tertua di Indonesia, dibangun pada saat penyebaran Islam melalui Jawa. Masjid ini melestarikan makam Sunan Kudus, salah satu dari sembilan wali Islam di Jawa (Wali Sanga), dan merupakan titik ziarah yang populer.

Mimbar Imam di Masjid Menara Kudus

Lampu antik dan kuno di Masjid Menara Kudus

Pintu kayu yang megah di Masjid Menara Kudus

Pintu dengan ornamen di Masjid Menara Kudus

Petugas kebersihan di Masjid Menara Kudus
Tangga menuju Menara di Masjid Menara Kudus

Hiasan Piring Keramik antik di Masjid Menara Kudus

Taman di depan Masjid Menara Kudus

Para Fotografer yang menawarkan berfoto di Masjid Menara Kudus

Jendela kuno di perumahan di samping Masjid Menara Kudus

Ornamen atap pendopo di salah satu bangunan di Masjid Menara Kudus yang menjadi ikon rumah asli  Kudus

Para Peziarah religi di Masjid Menara Kudus

Ada Pusat oleh oleh khas Kudus, terutama Jenang Kudus di sekitar Masjid Menara Kudus

Para Pedagang lokal di Area Masjid Menara Kudus

Para Pedagang lokal di area Masjid Menara Kudus





Para Pedagang lokal di area Masjid Menara Kudus


Fasilitas pedagang yang menjual souvenir khas Kota Kudus di sekitar area Masjid Menara Kudus

Tersedia ojek motor bagi yang ingin bepergian di sekitar Masjid Menara Kudus

Pedagang domestik di sekitar area Masjid Menara Kudus

Sentra Kampoeng Menoro yang menjual berbagai Souvenir khas Kudus di area Masjid Menara Kudus

Souvenir khas kota Kudus di sekitar area Masjid Menara Kudus

Souvenir tasbih di sekitar area Masjid Menara Kudus

Pintu masuk ke Masjid Menara Kudus dari jalan utama, Jalan Sunan Kudus

Selamat berkunjung dan berziarah di wisata religi Masjid Menara Kudus.

Informasi Pemotretan 

Pemotretan 
Lokasi pemotretan di Masjid Menara Kudus
Detail :
Camera maker : Nikon Corporation
Camera model : Nikon D750
F Stop : f/4
Exposure time : 1/100 sec.
ISO Speed : ISO 640
Focal lengh : 120 mm
Lens : 
Nikon AF-S 24 - 120 mm F/2.8G IF-GED VR NIKKOR

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengalaman Berkunjung ke Masjid Menara Kudus"

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.

Popular Posts